Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Lelaki manis dengan balutan jas abu-abu tampak sangat risau, terbukti dari air muka yang mudah berubah-ubah. Dari merah menjadi gelap, hingga menampakkan hasil akhir putih pucat. Salah satu tangan bertumpu pada meja dan kening terjatuh dalam genggaman telapak tangan. Gelengan kepala dipertontonkan seiring suara desahan berulang kali mengudara.
"Arghh … sshh …" desisnya.
Pihak lain masih tampak tetap tenang dengan air muka yang sangat stabil, sesekali meringis di dalam hati ketika memandang raut wajah masam dari lelaki manis itu.
"Ahhh … aku … aku akan datang," Xiao Zhan bangkit dari duduk, membereskan berkas-berkas di atas meja kerjanya dan memberi perintah kepada Baekhyun, "Baek, pesankan tiket untukku sekarang juga. Aku akan melemparkan uangnya langsung ke wajah orang tua itu."
Lima tahun berlalu sejak kejadian memilukan dalam hidup Xiao Zhan. Kini, dia dan Baekhyun semakin dekat dengan ikatan atasan dan bawahan. Meski Baekhyun memiliki perusahaan sendiri, dia memutuskan untuk memindahkan perusahaannya di bawah kekuasaan Xiao Zhan. Selain karena rasa bersalah di masa lalu, entah kenapa dia juga merasa ingin mereka selalu dekat. Itu akan memudahkannya jika sewaktu-waktu Xiao Zhan berada dalam situasi darurat, Baekhyun bisa segera datang tanpa membuang-buang waktu lebih lama.
Baekhyun hanya mengangguk patuh sebagai tanggapan. Dia tahu Xiao Zhan tidak suka orang yang banyak bicara, demi menghindari kemarahan pihak lain, dia segera mengeluarkan ponsel dan melakukan pembelian tiket. Sekitar lima menit, tugas terselesaikan. Dengan penuh kebanggaan yang tercetak jelas di wajahnya, Baekhyun berkata, "Sudah beres."
"Bagus!" seru Xiao Zhan yang selalu puas dengan kinerja Baekhyun yang secepat kilat. Beruntung dia memiliki bawahan seperti mantan saingannya itu, masalah apa pun akan cepat terselesaikan. Xiao Zhan kembali melanjutkan perkataan sebelum angkat kaki dari ruangannya, "Aku akan membawa oleh-oleh untukmu."
"Tidak perlu repot-repot, Zhan. Tetapi alangkah baiknya jika kamu mengingat telah membaca daftar barang yang aku inginkan," sahut Baekhyun dengan suara halus dan sopan. Senyum lebar menghiasi ketika Xiao Zhan balas tersenyum dan mengangguk paham.
"Hati-hati di jalan, Tuan Xiao," lanjut Baekhyun sembari tiada henti membungkuk sopan.
.
Jadwal penerbangan Xiao Zhan hari itu sekitar tiga jam lagi. Dia baru saja akan masuk ke dalam ruang tunggu VIP di bandara ketika mendapatkan panggilan telepon dari sang ayah. Dia sedikit berdecih, tetapi tetap menekan tombol hijau dan menempelkan ponsel di daun telinganya.
Belum sempat dia berucap, suara tegas sang ayah menyela, "Kembali, apa kamu lupa nanti malam ada janji makan malam?"
"Papa bisa menundanya untukku," sahut Xiao Zhan malas. Dia cenderung gemar melupakan hal yang tidak penting baginya. Ketika acara makan malam yang tidak sesuai kehendaknya kembali dibahas, dia tidak dapat menutupi rasa kesal yang menguasai suaranya.
"Seharusnya kamu menolak dari awal, sangat terlambat jika menolaknya sekarang." Yang Yang tahu jika Xiao Zhan sama sekali tidak menginginkan hal ini, dari awal dia tidak memaksa dan berusaha menolak ajakan sang teman untuk mengenalkan anak-anak mereka. Yang Yang tahu jika ini akan menuju ke arah perjodohan, maka dari itu dia bersikukuh untuk menolak sebab tidak ingin ikut campur dalam memilihkan pasangan untuk sang anak. Yang Yang berpikir bahwa anaknya itu sudah besar, dia akan tahu mana yang terbaik untuk dirinya sendiri. Namun, siapa sangka Xiao Zhan justru setuju untuk berkenalan dengan anak dari teman sang ayah. Lelaki manis itu tidak memikirkan tahapan selanjutnya, hanya berpikir untuk memperluas koneksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...