FW 59

897 110 49
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Ponsel berdering di pagi buta, si pemilik yang terganggu segera membuka mata. Meraih ponsel dan memutuskan untuk menolak panggilan dengan cepat. Tidak ingin sang terkasih terjaga lebih awal. Setelah mematikan layar, Sehun meletakkan kembali ke nakas di samping tempat tidur. Dia baru saja akan meraih Baekhyun ke dalam dekapannya ketika lagi-lagi ponsel berdering. Berpikir bahwa ada sesuatu penting, dia pun tidak lagi menolak. Menekan tombol terima sembari berjalan ke sisi jendela.

"Ada apa?" Nada bicara Sehun terdengar tidak ramah, mendesak pihak lain untuk segera berbicara.

"Tuan, bisnis Perusahaan Oh dan Perusahaan Xu mengalami kendala besar. Tuan Xu ingin mengadakan rapat hari ini juga dan ingin Anda menghadirinya secara langsung."

Sehun menjadi tidak senang, tanpa sadar suaranya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. "Tidak bisakah dia menunda hingga besok lusa? Aku masih memiliki satu hari lagi untuk berbulan madu."

Dapat dirasakan bahwa pihak yang berada di seberang cukup ketakutan, dia tidak ingin mengganggu acara bulan madu Sehun, tetapi tidak berdaya ketika terus-menerus mendapatkan teror dari Tuan Xu. "Maafkan aku, Tuan Oh. Mereka tidak berhenti memaksa."

"Sialan!" seru Sehun tiba-tiba, berhasil mengejutkan Baekhyun yang berada beberapa langkah di belakangnya.

Baekhyun sebenarnya sudah bangun sejak pertama kali ponsel berdering. Dia tidak ingin terjaga, ingin kembali menyelami dunia mimpi. Namun, amarah yang mengakar pada suara Sehun cukup untuk mengusir rasa kantuk. Rasa penasaran tidak dapat dikesampingkan, dia segera menghampiri Sehun untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Untuk sementara waktu, Baekhyun membeku di tempat. Setelah semua otot-otot ketakutan mengendur, dia melingkarkan lengan di pinggang Sehun. Mendekap dari belakang sembari mengusapkan wajah secara lembut, berusaha menyalurkan ketenangan untuk sang suami.

Beruntung tindakan itu sangat berguna, Sehun tidak bisa marah jika ada Baekhyun di sekitarnya. Dia menjadi sedikit lebih lembut, meminta sang bawahan untuk membiarkannya berpikir terlebih dahulu sekaligus meminta saran kepada sang istri. Baekhyun dengan cepat berpindah ke dalam gendongan Sehun bersamaan dengan saluran telepon yang terputus. Mereka saling melempar senyum sebelum mulai memberikan kecupan selamat pagi.

"Apa yang terjadi?" tanya Baekhyun dengan hati-hati. Menyamankan posisi tubuh ketika dibaringkan dengan sangat lembut.

Sehun pun ikut berbaring di sebelahnya, juga menyamakan posisi sejenak, kemudian menjelaskan, "Perusahaan membutuhkanku hari ini, tapi aku masih ingin berbulan madu."

"Sehun, jangan kekanakan," ucap Baekhyun sembari menangkup wajah gelisah Sehun. "Kita masih memiliki banyak waktu untuk melakukan bulan madu lainnya. Untuk sekarang, kamu bisa kembali."

Sehun menggeleng kuat, dia setuju atas perkataan Baekhyun yang mengatakan mereka masih memiliki banyak waktu untuk berbulan madu. Namun, jika harus pulang sekarang juga, mereka akan pulang secara terpisah. Dia tidak ingin berpisah sedetik pun dari Baekhyun, tidak bisakah mereka melewati satu hari lagi untuk terus bersama?

"Sehun," kualitas wajah Baekhyun berangsur-angsur menjadi buruk, "kamu kembali dulu. Aku akan mengemas barang-barang kita dan akan segera menyusul. Jadilah anak yang baik, jangan membantah atau waktumu akan terbuang sia-sia di sini."

Dengan begitu, Sehun tidak memiliki alasan lain untuk menolak. Namun, dia juga tidak semudah itu untuk menurut, harus ada hadiah atas sikap penurutnya. Dia mendekati telinga Baekhyun, berbisik dengan nakal, "Beri aku jatah untuk yang terakhir kalinya, setelah itu aku akan bersiap."

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang