Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Ada beragam jenis kebahagiaan di dunia ini. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling luar biasa. Terbangun di samping orang yang dicintai masuk dalam kategori sederhana, tetapi cukup untuk menghujani hati Wang Yibo dengan kebahagiaan yang tak berkesudahan. Dia menatap lamat-lamat pada wajah sang terkasih yang masih tertidur. Mata tertutup rapat, bibir terkatup dengan garis yang sedikit melengkung ke atas, air muka tampak bersinar. Gambaran sempurna dari tidur yang damai. Wang Yibo tahu seberapa lelah Xiao Zhan tadi malam. Oleh sebab itu, dia tidak ingin membangunkan, membiarkan pihak lain menikmati tidur lebih lama lagi. Meski demikian, dia sama sekali tidak beranjak dari ranjang. Dia tidak ingin Xiao Zhan bertemu kehampaan ketika sudah bangun.
Merapikan selimut yang sedikit tersibak, Wang Yibo merapatkan tubuh mereka agar dapat menyalurkan kehangatan pada tubuh yang memerah karena kedinginan. Xiao Zhan bergerak ringan untuk beberapa saat, sebelum kembali tenang ketika mendapatkan posisi yang nyaman dalam dekapan sang suami.
Sekitar dua jam kemudian, Xiao Zhan membuka mata dengan hati-hati. Nyawa masih belum terkumpul sepenuhnya, sedikit linglung sebab dia terbangun di samping orang lain. Namun, ketika menyadari bahwa dia sudah menikah, dia tersenyum manis. Merangkak ke atas tubuh Wang Yibo, mengecup singkat rahang tegas di hadapannya sembari berucap lembut, "Selamat pagi."
Ujung bibir Wang Yibo terangkat ke atas, membentuk bulan sabit yang tampak begitu indah. Dia pun membalas kecupan Xiao Zhan di tempat yang lain, bibir ranum yang selalu dapat membuatnya lupa dunia. Mengecup dan mengecap untuk sejenak, sebelum balas berucap, "Selamat pagi."
"Aku tidak menduga akan melihat wajah ini ketika bangun tidur." Kecupan demi kecupan tiada henti Xiao Zhan berikan di wajah tampan Wang Yibo.
Wang Yibo yang merasa geli segera menangkap kepala Xiao Zhan, menahan pergerakan lelaki manis itu saat berbicara. "Apakah kamu pernah membayangkan bangun di sebelah lelaki lain, huh?"
Xiao Zhan jelas tahu bahwa bayi singanya itu sedang marah. Sebagai penghiburan terbaik, dia mulai meraba rambut Wang Yibo, menggosok dengan penuh kasih hingga sang pemilik kembali terserang rasa kantuk. Mengubah posisi secepat kilat, yang semula berada di atas kini berada di bawah. Wang Yibo memeluk pinggang ramping secara erat seiring menggesekkan kepala di dada polos Xiao Zhan. Dia menutup mata, tetapi mulut tetap terbuka untuk mengatakan, "Aku ingin tidur lagi."
Meski mengatakan ingin tidur, nyatanya lelaki tampan itu sama sekali tidak berhenti menjelajahi dada Xiao Zhan, bahkan sekarang bibirnya telah melahap puting seperti seorang bayi yang mengidamkan seteguk susu sebelum tidur. Dia menghisap kuat, berharap susu benar-benar keluar dari sana. Akibatnya, Xiao Zhan tidak dapat menahan lenguhan lebih lama lagi, "Eunghh ...."
Sedetik kemudian, Xiao Zhan tersadar bahwa dia tidak boleh lengah sedikit pun jika berhadapan dengan singa buas di hadapannya. Dia menahan kepala Wang Yibo, menarik ke atas hingga putingnya ikut tertarik. Kesalahan fatal yang dilakukan pagi ini, puting terlepas dengan cepat, menimbulkan suara renyah yang berhasil membangunkan kembali nafsu yang telah padam. Mereka sama-sama mengeras. Wang Yibo tersenyum puas mendapati sesuatu keras milik pihak lain tengah menusuk bagian perutnya. Tidak ingin membuang-buang waktu sedikit pun, dia segera menggendong Xiao Zhan tanpa menghiraukan setiap kalimat protes yang dilayangkan. Telinganya menuli seketika, dengan cepat melesat ke kamar mandi. Sampai-sampai, dia lupa mengunci pintu karena ketidaksabaran.
Suara air bergejolak secara alami, setiap sentuhan berhasil menenggelamkan Xiao Zhan ke dasar lautan nafsu. Tidak diberi kesempatan untuk beristirahat sejenak, Wang Yibo hanya memikirkan kesenangan sendiri. Dia meremas otot-otot di pinggang pihak lain, berusaha menjadi menopang agar tubuh itu tidak tumbang. Menggerakkan naik turun dengan tempo yang cepat, menikmati setiap pijatan memuaskan pada penisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...