Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Wang Yibo harus banyak menguras tenaga sebab rumah makan tiba-tiba menjadi ramai. Banyak pesanan yang harus diantarkan, sementara tempat itu hanya memiliki kurir sebanyak tiga orang. Tidak biasanya pesanan membeludak seperti malam ini, itulah kenapa pihak restoran tidak mencari banyak kurir.
Luo Yi merasa sangat gembira ketika restoran miliknya harus tutup lebih awal karena kehabisan stok bahan makanan. Pesanan tiada henti berdatangan, uang tiada henti mengalir ke dalam kantong. Dia bukan tipikal bos yang hanya ingin memperkaya diri sendiri, tidak pelit memberikan bonus tambahan untuk para pekerja. Wang Yibo sendiri diberi bonus dua kali lipat lebih banyak daripada yang lain. Lelaki tampan itu sangat gigih dan cekatan dalam bekerja sehingga Luo Yi merasa tersentuh. Merasa kagum dengan jiwa semangat milik Wang Yibo yang tidak pernah padam.
Restoran tutup sekitar pukul tujuh malam, Wang Yibo sengaja pulang dengan berjalan kaki. Sejak kepulangannya dari luar negeri, dia tidak pernah pergi ke mana pun selain kantor dan restoran. Memanfaatkan kesempatan yang ada, dia memutuskan untuk menyusuri jalanan dari restoran ke apartemen. Ingin melihat apa saja yang baru dari Beijing setelah lima tahun berlalu.
Secara garis besar, tidak ada hal yang sangat berbeda. Hanya beberapa gedung baru mulai bermunculan dalam pandangan Wang Yibo. Jalanan masih tetap sama seperti lima tahun yang lalu, jembatan pun masih dalam tampilan lama, hanya saja ada tambahan ornamen lampu yang menghiasi di pagar jembatan.
Laju berjalan Wang Yibo semakin cepat ketika tidak sengaja melintasi sebuah tempat yang cukup berpengaruh dalam memicu ingatan masa lalu. Sebuah lahan luas yang dulunya sangat minim pencahayaan sekarang dialiri arus listrik yang membuat beberapa lampu menyala terang benderang. Dapat terlihat jelas ada puluhan motor diparkir dengan rapi dan teratur. Dia berjalan semakin ke dalam ke tempat itu dan segera disambut oleh semburan air yang sedang menari sesuai dengan irama.
Ini adalah kedua kalinya Wang Yibo datang ke festival air mancur menari, sayangnya saat ini dia datang sendirian. Tidak ada sosok kekasih yang berjalan di sebelah dengan tangan mereka yang saling berpegangan erat. Perasaan aneh mulai terbit di dasar hati Wang Yibo, sebelum akhirnya merebak ke seluruh bagian tubuh. Dia tersenyum pedih, bersamaan dengan salah satu tangan yang mulai meraih ponsel dari dalam saku celana dan memutuskan untuk menghubungi sosok tersebut.
Wang Yibo mengambil potret air mancur menari dengan sangat indah dan mengirimkan kepada Xiao Zhan sembari mengetik beberapa kalimat di bawahnya.
[Masih tempat yang sama seperti di masa lalu, bisakah kamu datang? Aku akan menunggu.]
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan balasan dari Xiao Zhan, [Jangan menunggu, hari ini aku lembur.]
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...