FW 19

1.2K 129 261
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"APA?!"

Teriakan frustasi tiada henti membelai sisi dinding kamar. Di kala membaca sebaris kalimat dari layar ponsel, Xiao Zhan tiada henti memikirkan alasan kuat apa yang membuatnya mendapatkan pesan seperti itu. Dia tidak dapat percaya begitu saja, kembali menggulir mata demi membaca untaian kata untuk yang kesepuluh kali.

[Zhan, kamu dipecat.]

Tidak ada perubahan sama sekali pada tiga kata itu, benar-benar tidak kurang dan tidak lebih. Xiao Zhan menarik rambut frustasi sesekali memberikan pukulan ringan dan semakin berat pada kepala yang terasa akan meledak sebab terlalu dipaksa untuk memecah batu kerumitan di kepalanya. Kemudian teriakan menggelegar kembali menyambar. "BAGAIMANA BISA?!"

Wang Yibo yang sedang asik mengikuti drama di alam mimpi pun terkejut akibat suara mengerikan yang sedang berteriak di sisi telinganya hingga membuat jiwa ditarik paksa dari alam mimpi menuju ke kehidupan nyata, kemudian sepasang mata kipas terbuka secara perlahan. Untuk beberapa saat Wang Yibo mengerjapkan mata demi menormalkan pandangan sebelum teriakan menggelegar kembali membuatnya terperanjat.

Merasakan ranjang yang sedikit berguncang, Xiao Zhan pun mengerahkan seluruh perhatian pada pusat pergerakan. Menatap sejenak Wang Yibo yang sedang memberikan tatapan aneh, segera setelah itu Xiao Zhan merasakan tubuhnya yang dalam posisi duduk ditarik hingga kembali berbaring. Wang Yibo mendekap pinggang Xiao Zhan dengan erat, kemudian berbisik tepat di telinga sang kekasih. "Masih ada beberapa jam lagi untuk tidur."

Xiao Zhan tidak dapat mendengar dengan jelas perkataan Wang Yibo sebab dia sedang asik menjauhkan wajah demi menghindar dari deru nafas panas yang memapar langsung pada telinganya. Alhasil tindakan itu cukup memicu gerakan kecil yang membuat Wang Yibo lagi-lagi harus menegur. "Berhenti bergerak."

"Yibo, ini terlalu dekat." Ucap Xiao Zhan dengan penuh ketidakberdayaan. Dia tidak kuasa lagi untuk menahan rasa geli yang menggelitik daerah sensitif telinga.

Wang Yibo pun bangkit, namun segera menindih Xiao Zhan dan melakukan penguncian. Dia memandang wajah Xiao Zhan yang terlihat menggemaskan ketika terkejut. Kemudian dengan sigap mencuri satu kecupan selamat paginya sebelum berkata. "Kenapa kamu sangat berisik?"

Keterkejutan Xiao Zhan segera lenyap digantikan oleh wajah cemberut dan bertingkah seakan-akan ingin menangis. Berusaha mengumpulkan air di mata. Cukup lama dia membuat kaca bersatu pada matanya, sehingga di kala aksi itu berhasil dilakukan, dia tidak ingin membuang-buang kesempatan untuk merengek dan menangis. "Aku dipecat, hiks."

Xiao Zhan masih terus berusaha menangis, tetapi mata tidak juga berhasil mengeluarkan air sedikit lebih banyak meski terus dipaksa. Hal itu membuat Wang Yibo gemas, melupakan topik yang sedang dibahas pihak lain, dia justru tertarik untuk mengecup satu per satu bagian wajah sang terkasih. Mulai dari kening, mata, hidung, pipi dan bibir yang dihadiahi sebuah gigitan sensual.

Xiao Zhan semakin memajukan bibirnya di kala aksi pengecupan itu dihentikan. Dengan penuh kekanakan, dia memukul dada Wang Yibo sembari berpura-pura terisak. "Yibo, aku sedang sedih. Lihat! Mataku berair, suaraku ... su-suaraku tercekat, hiks. Kamu tidak menghargai kesedihanku justru asik menciumku."

"Kamu sangat menggemaskan, aku tidak tahan untuk tidak menciummu." Wang Yibo berusaha agar tidak menekan Xiao Zhan terlalu kuat dengan menopang kedua sikut di kedua sisi pundak lelaki manis itu, sementara jari jemari digunakan untuk mencubit gemas pipi yang sedang menggembung lucu.

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang