Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Sementara Xiao Zhan ditangani oleh dokter, Sehun menangani Baekhyun. Meski lukanya tidak sampai berdarah, memar yang tampak jelas itu memberikan kesan parah. Terlebih lagi ketika suara ringisan tertahan mulai meloloskan diri. Perasaan tidak tega pun bersemayam di dasar hati Sehun, membuat gerakan yang lebih lembut sepuluh kali lipat hingga kapas nyaris tidak menyentuh pipi pihak lain.
Baekhyun merasa linglung ketika menyadari kapas Sehun hanya membelai udara, dia pun berkata dengan penuh ketenangan dan keyakinan, "Tidak begitu sakit, aku masih dapat menerima sedikit lagi tekanan."
Sehun bergeming, merasa tidak paham dengan maksud dari kalimat itu. Hingga akhirnya dia bereaksi saat Baekhyun berusaha merebut kapas di tangannya dan memutuskan untuk melakukan pengobatan mandiri. Sayangnya, aksi perebutan itu tidak dapat dilakukan dengan mudah sebab Sehun memiliki gerak refleks yang bagus. Dia menarik jauh tangannya ke atas dan mulai menggeleng ringan sembari membalas, "Biarkan aku merawat lukamu, kamu tidak bisa melihat lukamu, bukan?"
Memang benar Baekhyun tidak dapat melihat luka itu, tetapi lebih baik melakukan sendiri, bukan? Daripada menerima perawatan dari pihak lain yang bahkan tidak tega mendengarkan ringisannya. Baekhyun memprotes, "Jika kamu yang melakukannya, itu tidak akan cepat selesai."
"Itu poinnya," sahut Sehun tanpa sadar.
"Huh?!" Baekhyun secara spontan memiringkan sedikit kepalanya dan beberapa bagian di wajah mengerut tajam akibat tidak paham dengan jawaban pihak lain.
Sehun sendiri mengeluarkan kalimat tersebut tanpa melalui proses pertimbangan terlebih dahulu, itu keluar secara otomatis, sama sekali tidak dapat dicegah. Beberapa gelengan kepala dipertontonkan sebagai tanggapan awal, sebelum sebuah kalimat mengikuti. "Tidak, lupakan."
Sehun menjadi salah tingkah, mau tidak mau dia harus mempercepat perawatan luka Baekhyun demi keluar dari situasi mendebarkan itu dan segera mengganti topik. "Boleh aku tahu apa yang membuatmu mendapatkan tamparan dari Xiao Zhan?"
Ada banyak keraguan di mata Baekhyun, tetapi dia tetap bercerita ketika mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari Sehun. Entah kenapa dia merasa sangat percaya pada lelaki tampan itu, seolah ada suatu ketenangan yang dipancarkan khusus untuknya. Baekhyun sama sekali tidak ingin menutupi, bercerita dengan leluasa mengenai awal permulaan kerumitan pada hubungan Wang Yibo dan Xiao Zhan yang disebabkan olehnya.
Sehun merasakan perih di bagian telinga ketika menangkap kalimat "aku mencintai Wang Yibo" dan "aku ingin tidur dengan Wang Yibo". Hanya dua kalimat itu yang terdengar jelas oleh pendengaran Sehun, yang lain seolah seperti angin lalu. Amarah perlahan naik ke permukaan meski ekspresi wajah dipertahankan agar tetap tenang. Beberapa otot di rahang mengeras dan gigi-gigi terkatup dengan rapat seolah berusaha menekan satu sama lain. Tanpa sadar dia bertanya, "Kamu tidur dengan Wang Yibo?"
Wajah Sehun memang santai, atau lebih tepatnya tanpa ekspresi khusus. Namun, penekanan yang terselip di suaranya memberikan persepsi tersendiri bagi Baekhyun bahwa lelaki tampan itu sedang dilanda kemarahan yang hebat. Anehnya lagi, dia tidak merasa bahwa Sehun marah karena tindakan buruknya kepada Xiao Zhan, lebih terasa seperti orang yang marah ketika kekasihnya tertangkap basah selingkuh.
"Tidak, aku tidak tidur dengan Wang Yibo," sanggah Baekhyun cepat, berharap sosok lain mau mempercayainya.
"Kamu mencintai Wang Yibo, kenapa kamu tidak benar-benar tidur dengannya?" Semakin lama nada bicara Sehun semakin dingin dan menusuk, hingga Baekhyun merasa seperti tidak bisa berkutik. Dia panik, juga heran karena kenapa dia harus panik? Seolah-olah dia benar-benar seorang kekasih yang ketahuan selingkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...