Selamat membaca!
.
.
.
.
.
"Di mana kamu tinggal?" tanya Xiao Zhan untuk yang kesekian kalinya. Mereka kini telah berada di dalam mobil. Setelah Wang Yibo berhasil mendapatkan barang yang diinginkan, Xiao Zhan merasa tidak bisa lagi berlama-lama bersama mantan kekasihnya itu. Bukan karena takut hatinya akan tergerak lagi, melainkan dia merasa tidak nyaman menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan kekasih orang.
Untuk kesekian kalinya pula Wang Yibo berhasil membuat Xiao Zhan geram. Dia sama sekali tidak mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh pihak lain sebab terlalu asik menangkap garis cahaya yang berkilau pada cincin yang telah tersemat di jari manisnya. Jari jemari bergerak ringan, menampilkan keindahan cincin dari berbagai sudut pandang. Wang Yibo merasa sangat bahagia, juga merasa tidak sabar untuk menyematkan cincin yang lain di jari manis sang terkasih.
"WANG YIBO!" Kesabaran Xiao Zhan benar-benar telah terkikis habis. Suara yang meninggi berhasil membuat Wang Yibo terlonjak kaget hingga cincin yang berada di genggamannya terjatuh. Dia segera berjongkok, mencari cincin dalam waktu yang cukup lama. Ketika telah menemukan, dia mengusapkan cincin itu dengan penuh kelembutan di kemejanya seolah tidak ingin ada setitik pun debu yang mengotori benda istimewa yang akan diberikan untuk sang kekasih.
Xiao Zhan tidak tahu alasan apa yang mendasari hatinya berdenyut nyeri pada saat itu, yang jelas tindakan Wang Yibo memberikan pandangan tersendiri baginya mengenai seberapa besar rasa cinta lelaki tampan itu untuk sang kekasih. Perlu diingat, Xiao Zhan tidak cemburu, sama sekali tidak cemburu. Dia hanya berpikir betapa jauh perbedaan keberuntungan di antara mereka. Wang Yibo pasti bisa melanjutkan hidup dengan dipenuhi cinta, sedangkan dia, bisakah dia juga seperti itu? Mendapatkan cinta dari pasangannya kelak? Membayangkan rasa kecewa yang akan melingkupi hati kekasih masa depan ketika mengetahui seberapa kotornya dia, membuat Xiao Zhan lagi-lagi harus berhenti berharap lebih. Tidak! Xiao Zhan tidak ingin memberikan rasa kecewa untuk orang yang dia cintai. Daripada itu terjadi, dia tidak masalah tetap sendiri seumur hidup.
Ketika akan mengarungi lamunan panjang, Xiao Zhan merasakan kehangatan yang mengalir di jari jemarinya. Ekor mata melirik dan dengan cepat menemukan pemandangan di mana Wang Yibo sedang mendorong lembut cincin di jari manis Xiao Zhan. Wang Yibo bahkan meninggalkan kecupan singkat tepat di atas cincin yang tersemat. Kemudian, dia membawa tangan kekarnya menjamah permukaan wajah lelaki manis itu. Mengusap lembut dan memberikan sedikit penekanan demi melampiaskan rasa gemas. Ibu jari bergerak pelan, membelai sisi dagu hingga sang pemilik sedikit terbuai.
Xiao Zhan menutup mata ketika merasakan kehangatan yang begitu berarti. Namun, sedetik kemudian matanya terbuka dengan cepat dan menampilkan gurat tajam seiring gigi-gigi saling menekan satu sama lain. Dia berkata dengan nada yang semakin tinggi, "Kenapa kamu memberikan cincin ini kepadaku?"
"Bukankah aku sudah mengatakan akan memberikannya untuk kekasihku?" Wang Yibo tersenyum tulus, berharap ketulusannya dapat memecahkan batu amarah pada diri Xiao Zhan. Dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui kemarahan pihak lain. Kalimatnya pun berlanjut, "Kamu kekasihku."
Xiao Zhan menyeringai dingin, bola mata memutar jengah sebelum berseru remeh, "Kamu bercanda?"
Wang Yibo tanpa pikir panjang menjawab, "Aku serius."
"Kita sudah lama berakhir!" ujar Xiao Zhan, semakin banyak kalimat yang dikeluarkan, intensitas suaranya semakin meninggi. Tidak habis pikir dengan perkataan Wang Yibo yang dianggap terlalu berhalusinasi. Lima tahun bukanlah jangka waktu yang sebentar. Seharusnya lelaki tampan itu dapat menerima kenyataan jika mereka telah berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...