FW 22

936 108 46
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Sudah terhitung satu minggu sejak Wang Yibo dan Xiao Zhan sulit menghabiskan waktu bersama. Mereka hanya akan bertemu saat Wang Yibo pulang kerja, sekitar pukul dua hingga lima pagi. Setelahnya Xiao Zhan akan pergi ke kampus bersama Li Xian dan Yang Zi, meninggalkan Wang Yibo yang masih terbaring nyaman di ranjang.

Pagi itu, Wang Yibo tiada henti menghela nafas panjang ketika menemukan catatan kecil di pintu kulkas yang menampilkan deretan huruf membentuk sebuah kalimat [Nikmatilah makananmu, Tuan Wang. Aku mencintaimu! ♡ω♡]

Wang Yibo sangat merindukan kebersamaan mereka, begitu pula dengan Xiao Zhan. Tetapi mereka harus mengalah pada kewajiban yang harus dilakukan terlebih dahulu, lagi pula itu tidak akan berlangsung lama. Setelah proyek desain Xiao Zhan tuntas, mereka bisa kembali bersama.

Wang Yibo menyantap makanan dengan jiwa semangat yang redup. Meski demikian, makanan lezat buatan sang kekasih itu selalu ditandaskan. Setelah mencuci piring, dia segera pergi menuju kampus.

Sementara di sebuah cafe di depan kampus, Xiao Zhan dan Yang Zi sedang menunggu pesanan untuk seluruh anggota kelompok. Sesuai kesepakatan bersama, semua anggota kelompok mendapatkan tugas membeli makanan secara bergantian. Tepat pada hari itu adalah giliran Xiao Zhan dan Yang Zi untuk pergi membeli makanan dan minuman.

Makanan dan minuman yang dipesan bisa dikatakan cukup banyak. Alhasil mereka harus menunggu selama berjam-jam, belum lagi keadaan cafe yang dipenuhi oleh banyak pengunjung, mengingat jam makan siang telah tiba. Banyak mahasiswa bahkan pegawai kantor terdekat singgah untuk menyantap makan siang sekaligus berbincang-bincang sembari menunggu jam istirahat berakhir.

Berbeda halnya dengan Xiao Zhan dan Yang Zi, mereka hanya duduk diam tanpa kata. Meski demikian, mata tetap bergulir lincah mengikuti langkah pelayan cafe yang sedang sibuk mengantar makanan, membuat kebosanan perlahan melanda. Pada akhirnya Yang Zi memutuskan untuk mengeluarkan benda yang belum rampung dibuat. Beberapa alat rajut diletakkan di atas meja, juga sebuah syal berwarna abu-abu yang masih setengah dikerjakan.

Benda itu berperan aktif dalam memicu rasa ketertarikan Xiao Zhan, dia tiada henti memandangi setiap pergerakan tangan Yang Zi ketika sedang merajut. Dalam hati Xiao Zhan merasa tertarik untuk mencoba, sehingga tanpa sadar dia mulai mengatakan. "Kamu sangat pandai merajut."

Perhatian Yang Zi beralih kepada Xiao Zhan. Dia tersenyum tanpa menghentikan aksi merajutnya. Mendapatkan pujian dari pihak lain, perasaan bangga mulai memenuhi hati. Tetapi dia tidak tertarik untuk menanggapi pujian itu, justru mengubah pembicaraan ke arah lain. "Musim dingin akan segera tiba, apa kamu tidak ingin membuatkan syal untuk Wang Yibo?"

"Kamu membuat syal untuk Li Xian?" Tanya Xiao Zhan yang segera mendapatkan anggukan kuat dari Yang Zi. Kemudian kalimat Xiao Zhan pun berlanjut. "Andai aku adalah kamu, aku sudah membuatkan banyak syal untuk Wang Yibo."

Melihat gurat kekecewaan yang terbersit di mata Xiao Zhan, Yang Zi segera menghentikan aktivitasnya dan mulai berkata dengan serius. "Aku bisa mengajarimu merajut."

"Benarkah?" Ucap Xiao Zhan dengan sangat antusias, dia ingin memastikan bahwa pihak lain tidak hanya sekedar memberikan harapan palsu.

"Eum." Gumam Yang Zi sembari menganggukkan kepala. Kemudian mulai memberikan sepasang jarum rajut beserta benang abu-abu yang mirip dengan miliknya. "Tapi, maaf. Aku hanya memiliki benang abu-abu."

Xiao Zhan meraih peralatan rajut dari tangan Yang Zi dengan mata dipenuhi binar terang dan berseru. "Tidak masalah."

Setelah itu mereka pun segera memulai acara belajar merajut dengan Yang Zi yang menjadi guru dan Xiao Zhan yang setia mendengarkan setiap penjelasan yang diberikan.

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang