Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Itu adalah kedua kalinya Xiao Zhan menginjakkan kaki di rumah sakit selama dia hidup. Bukan karena dia tidak pernah sakit, melainkan dia masuk ke dalam tipikal orang-orang yang hanya bisa terserang penyakit ringan seperti flu, batuk, demam, dan tidak membutuhkan perawatan intensif. Bisa sembuh hanya dengan mengkonsumsi obat dari apotek. Berbeda halnya dengan sekarang, tubuh ditancapi oleh beberapa selang; selang infus dan oksigen.
Dokter mengatakan bahwa Xiao Zhan memiliki kondisi yang lumayan serius, selain karena terlalu kelelahan, juga karena kondisi mental yang sedikit terguncang. Itu adalah faktor utama yang mendukung kondisi fisik Xiao Zhan semakin terlihat parah. Mata tertutup rapat tetapi masih bisa meneteskan air, hidung bernafas tidak beraturan meski dengan bantuan oksigen, sesekali tubuh menggigil dan bergetar tanpa penyebab pasti. Dokter menyarankan agar tidak membuat masalah dengan pasien atau akan semakin memperburuk keadaannya.
Wang Yibo, sang pelaku utama duduk sembari menggenggam kuat tangan Xiao Zhan yang terasa dingin dan lemas seolah tidak ada darah hangat yang mengaliri tangan itu. Tatapan matanya tampak kosong ketika mengucapkan kata-kata, "Kapan kamu akan bangun? Kamu tidak akan meninggalkanku, bukan?"
Tentu saja tidak ada jawaban pasti, seolah yang ditanya enggan untuk menanggapi. Perlahan kaca menyatu di mata Wang Yibo, sedikit demi sedikit retak dan membebaskan diri. Dia mengusap pipinya yang basah menggunakan tangan yang menganggur. Kemudian menjatuhkan kepala di atas tangan Xiao Zhan. Dia menangis meratapi nasib. Memikirkan kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya ketika sang kekasih membuka mata.
Bagaimana jika Xiao Zhan tidak menginginkannya lagi? Apa pada akhirnya dia akan ditinggalkan lagi oleh orang yang disayang? Seperti bagaimana cara orangtuanya meninggalkannya dulu. Tidak! Wang Yibo tidak ingin hidup sendirian di dunia ini. Dia butuh tempat bersandar dan tempat berpulang. Satu-satunya orang yang dia inginkan hanyalah Xiao Zhan. Orang lain tidak bisa menggantikan lelaki manis itu.
Tenggelam dalam kekhawatiran hati, Wang Yibo merasakan sebuah tangan merambati pundaknya. Dengan antusias dia mendongak, tetapi segera kembali bermuram durja. Mulanya dia berpikir itu adalah tangan Xiao Zhan, ternyata tangan Sehun. Wang Yibo tidak ingin repot-repot menyembunyikan kesedihan, membiarkan air mata terus luruh dan bertanya dengan santai, "Ada apa?"
Sehun merasa prihatin ketika melihat penampilan Wang Yibo yang tampak sangat kacau. Lagi-lagi karena perasaan tidak tega, dia tidak kuasa marah. Pada akhirnya dia membiarkan pihak lain untuk tetap berdiam diri di ruang rawat Xiao Zhan alih-alih mengusir. "Tidak ada apa-apa. Hanya ingin memberi tahu jika aku telah membayar biaya rumah sakit Xiao Zhan."
Bibir Wang Yibo bergerak membentuk sebuah "Oh".
Kemudian kembali memusatkan atensi kepada Xiao Zhan seolah-olah sedetik saja dia tidak menatap lelaki manis itu, maka dunia akan runtuh dalam sekejap.
Gelengan kepala dilakukan secara otomatis sebab keheranan dengan keanehan Wang Yibo sebelum mulai berjalan ke arah sofa panjang di sudut ruangan demi mengistirahatkan sejenak tubuh dan pikiran.
Dia menutup mata dan menyelami alam mimpi. Entah mengapa rasa kantuk mendera hingga membuat kepalanya sedikit terasa pening. Namun, baru saja setengah dari drama di alam mimpi Sehun terbentuk, mata lelaki itu seketika terbuka lebar. Tubuhnya terlonjak kaget dan berdiri dengan siaga sejak sebuah panggilan kencang mengejutkannya.
"Sehun! Sehun! Sehun!"
Meskipun suara dikeluarkan dengan lantang, ada banyak kegelisahan dan ketakutan yang terselip di nada Xiao Zhan. Hal itu membuat Sehun merasa panik, berjalan cepat hingga berhenti di tengah-tengah Xiao Zhan dan Wang Yibo, menjadi pemisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...