Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Untuk waktu yang cukup lama mereka terhanyut dalam kehangatan yang dipancarkan dari dekapan satu sama lain. Jam istirahat habis bersamaan dengan tangisan Xiao Zhan yang mereda. Perlahan dekapan itu terlepas ketika Wang Yibo melihat dosen yang berjalan dari kejauhan, dengan jelas mengetahui bahwa dosen itu akan mengisi kelas yang diikuti Xiao Zhan selanjutnya.
Wang Yibo membantu Xiao Zhan menghapus air mata yang mengotori wajah manis itu. Sedikit remasan pada lengan mulai diberikan guna memberikan kekuatan. "Belajar yang rajin, hum?"
Xiao Zhan melirik ke arah Wang Yibo yang tengah mengunci tatapan mata kepadanya. Kemudian segera beralih menatap ke arah lain dengan menganggukkan kepala secara halus. Kekesalan yang baru dirasakan sedikit memudar meski masih ada yang tertinggal. Menikmati gosokan lembut pada kepala, Xiao Zhan merasa semakin tenang dan tanpa ingin membuang waktu lebih segera masuk ke dalam kelas.
Senyum tipis susah dihilangkan, Xiao Zhan mendudukkan diri di sebelah Sehun dengan bibir yang tidak pernah lelah melengkung ke atas. Sedangkan Sehun mulai memberikan sedikit atensi kepada Xiao Zhan meski tidak menghentikan pergerakan tangan yang sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas. Tidak sengaja netranya menangkap adanya cairan bening di pelupuk mata Xiao Zhan. Memang dari awal Sehun merasakan keanehan ketika melihat wajah sang sahabat yang terlihat sedikit bengkak dan juga mata basah seperti baru saja menangis. Hal itu mengundang rasa penasaran pada diri Sehun, sehingga memutuskan untuk bertanya langsung daripada susah-susah memikirkan tebakan yang tidak pasti. "Ada apa dengan wajahmu?"
Xiao Zhan menghadap ke samping dengan kepala sedikit dimiringkan tanda tidak memahami pertanyaan yang dilontarkan pihak lain. Segera setelah itu, kalimat Sehun pun berlanjut. "Wajahmu bengkak."
Xiao Zhan terkejut bukan main. Mulai membelai setiap sisi wajahnya, mencoba mencari bagian yang menonjol. Kemudian menemukan tonjolan pada mata dan bibir. Dia mengukur dengan teliti hingga mendapatkan hasil bagian mata dan bibirnya memiliki ukuran yang telah berkembang dua kali lipat lebih besar. Pikiran kembali terbang pada saat Wang Yibo menatap wajahnya sebelum pergi. Lelaki tampan itu pasti telah melihat wajah bengkaknya. Mengingat itu, Xiao Zhan menjadi berang. Mengubur wajah di dalam tas Sehun yang berada tidak jauh dari posisi duduknya, Xiao Zhan kembali menangis dengan suara ringan. "Wang Yibo melihat wajah jelekku, hiks."
Dosen di kelas masih terus memanggil satu per satu nama di kertas untuk mengabsen. Setelah mengacungkan tangan ketika namanya dipanggil, Sehun mencondongkan tubuh sembari berbisik dengan pandangan mata yang masih fokus kepada sang dosen. "Ceritakan kepadaku semua yang terjadi."
Meski mengetahui garis besarnya, Sehun masih penasaran dengan apa yang terjadi kepada sang sahabat. Ketika mengajak Xiao Zhan membeli makanan di kantin pada jam istirahat tadi, dia mendapatkan tolakan tajam. Xiao Zhan dengan kebahagiaan yang membeludak mengatakan bahwa dia ingin menikmati makan siang bersama Wang Yibo, tidak lupa memberikan instruksi samar agar Sehun tidak ikut di akhir kalimatnya. Sehun sendiri masih tidak dapat mempercayakan Xiao Zhan kepada Wang Yibo sepenuhnya. Meski demikian, tetap memberi persetujuan dengan berat hati.
Lalu, ketika melihat raut wajah Xiao Zhan yang terlihat bengkak akibat menangis, pikiran buruk segera tertuju kepada Wang Yibo dan segera menandai lelaki tampan itu sebagai pelaku utama di balik tangisan Xiao Zhan. Apabila pikirannya memang benar, Sehun berjanji tidak akan melepaskan Wang Yibo kali ini. Lelaki tampan itu harus bertanggung jawab penuh atas setiap tetesan air yang keluar dari mata Xiao Zhan, pikir Sehun.
Mengangkat kepala hingga menatap langsung ke arah Sehun, dengan jelas dapat mengetahui semua pemikiran sang sahabat. Xiao Zhan meluruskan semua kesalahpahaman yang dia buat secara tidak langsung. "Aku yang salah. Akhir-akhir ini aku merasa terlalu sensitif."
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...