03

325 27 3
                                    

Tay sudah sampai di Apartemennya. Dia merenggangkan tubuhnya lalu menatap ponselnya. Hampir jam delapan malam, itu artinya di tempat New sekitar jam sebelas malam.

Dengan cepat Tay segera memencet nomor Newwie. Dia menempatkan benda pipih tersebut ditelinganya dengan sabar menunggu New mengangkat teleponnya.

"Hai~"

"Hai~"

Tay dan Newwie berbicara bersamaan membuat mereka berdua menjadi terkekeh.

"Kenapa, Tee?"

"Kangeenn." ucap Tay manja. Jauh diseberang sana New hanya tersenyum mendengar nada suara Tay.

"Baru pulang kuliah?"

Tay mengangguk meski dia tahu kekasihnya tidak melihatnya.
"Iya. Btw, tau gak sih, Hin. Krit deket lagi sama mantannya.."

"Mantannya?"

"Ituloh Billkin."

New terdiam sejenak.
"Terus kenapa?" tanyanya pada Tay.

Tay menyandarkan punggungnya pada sofa.
"Ya gapapa sih. Cuma kamu tau kan mereka putus gegara apa?"

"He's cheating on him." Lanjut Tay.

Krit dan Billkin memang pernah menjalin hubungan. Tapi entah bagaimana ceritanya yang Krit tahu kalau Bilkin selingkuh darinya waktu itu. Entah, semua itu benar atau tidak. Tidak tahu Bilkin beneran selingkuh atau Krit yang salah paham dan memilih tidak mendengarkan penjelasan dari Bilkin.

Newwie menghela napas. Dia mengingat kembali soal itu, padahal dulu Billkin dan Krit pasangan yang terlihat baik-baik saja. Dia sendiri masih tidak mengerti bagaimana mereka bisa putus dengan kabar menyebutkan kalau salah satunya selingkuh.

"Udah, deh. Kamu jangan ikut-ikutan jadi biang gosip kaya Mix." ujar Newwie.

Tay mengerucutkan bibirnya.
"Aku ini gak lagi gosip, Hin. Tadi Krit ngaku sendiri ke aku kalau dia deket lagi sama Billkin kok."

"Tadi aku bilang ke Kri---"

New memijat dahinya.
"Yaudah terus lo mau apa, Tay?" potongnya.

Tay mengernyit mendengar nada suara New berubah. Ditambah lagi dengan lelaki itu yang kembali menggunakan 'lo-gue' dan menyebut namanya.

"Hin?"

Terdengar helaan napas diseberang sana.

"Maaf." ucap Newwie.

"Akutuh kasihan sama dia. Kalau ternyata dikecewain lagi gimana?"

"Iya, ngerti. Tapi, kamu gak bisa ikut campur hubungan orang, Tee."

Tay menarik napas.
"Iya sih. Tapi dia kan temen aku, Hin."


New tidak membalas apapun. Dia hanya terdiam menatap langit-langit kamarnya. New menggigit bibir bawahnya sendiri. Kenapa suara Tay terdengar khawatir ya?

"Honey?" panggil Tay membuat Newwie menelan salivanya.

"Kok diem, Hin?" tanyanya lagi.

"Gue capek banget hari ini, Tay. Gue tidur duluan ya? Good night."

Tanpa menunggu Tay membalas, nyatanya New sudah lebih dulu mematikan sambungan teleponnya.

"Hin?" Tay justru menatap layar ponselnya dengan bingung. Newwie kenapa?

.......

Jauh disana, New tidak benar-benar tidur. Dia hanya berbaring diatas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. New tidak habis pikir bagaimana bisa Tay menelponnya hanya untuk membicarakan soal itu. Padahal dia ingin mengetahui bagaimana Tay disana, maupun sebaliknya.

LDR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang