DISCLAMERS
Part ini bakal panjang banget huhu.
Happy reading♡—
Sydney, Australia.
Hari kedua liburan mereka di Sydney yang bertepatan dengan hari minggu. Satu hal yang membuat New bahagia adalah melihat senyum terukir di wajah teman-temannya setelah seharian kemarin mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Sydney. Meski tidak banyak tempat yang mereka kunjungi karena keterbatasan waktu, namun ternyata hal itu tetap memberikan kesan tersendiri bagi teman-temannya.
New yang baru saja selesai memasak untuk sarapan kini kembali masuk ke dalam kamar. Lelaki itu lihat kalau Tay masih bergulung dalam selimut. New menghela nafas lalu mengambil langkah mendekat ke tempat. Perlahan dia duduk di pinggir kasur sambil memperhatikan Tay yang masih terpejam. Jemarinya terulur mengelus rambut Tay dengan pelan seolah dia takut membangunkan lelaki itu.
Sejak pelukan erat serta pertanyaan Tay kemarin sore, mendadak dia terlihat jadi seperti tidak terlalu menikmati perjalanan mereka setelah dari Kings Park ke tempat wisata lainnya Harvest Brew Cafe. Di saat teman-temannya banyak berbicara, saling mengobrol atau melempar canda satu sama lain. Tay justru menjadi lebih diam dari sebelumnya.
New yang menyadari perubahan mood Tay kemarin tentu jadi ikut kepikiran dengan lelaki itu. Meski sebenarnya berubahnya mood Tay itu disebabkan oleh dirinya. Semalam mereka sampai di apartemen sekitar pukul sepuluh malam waktu Sydney. Ada yang berbeda ketika Tay yang biasanya selalu memeluk tubuh New dengan erat ketika tidur bersama, namun semalam lelaki itu lebih memilih tidur dengan menghadap ke sisi yang lain sampai membuat New hanya dapat menatap punggung Tay sebelum akhirnya dia juga memilih untuk membelakangi Tay.
Berada pada satu tempat tidur yang sama dengan posisi yang saling membelakangi membuat jarak seakan tercipta diantara mereka. Keduanya tidak langsung tidur, melainkan larut dalam pikiran masing-masing. Tay tentu tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena memikirkan keberadaan dirinya di bati New, begitu juga dia memikirkan hati New padanya.
Sikap New yang hanya lebih memilih diam dengan membiarkan dirinya memeluk lelaki itu lebih erat lagi seperti kemarin, membuat Tay justru semakin takut. Dia takut kalau bagaimana jika hati New sudah tidak untuknya lagi. Sementara di lain sisi, New memikirkan tentang perasaannya sendiri seperti pertanyaan Tay kemarin padanya. New berpikir panjang mengenai hatinya sendiri sampai akhirnya dia terlelap.
"Maaf....." Lirihnya.
New menghela nafas seraya jemarinya turun mengusap lembut pipi Tay. Detik berikutnya yang dia dapat justru perlahan Tay membuka matanya karena merasakan jemari New mengusap pipinya. Melihat itu membuat New segera menarik tangannya dari wajah Tay, namun pergerakannya terhenti karena Tay lebih dulu menangkap tangan New untuk menuntunnya kembali ke pipinya sendiri.
"Tay..."
Dengan kedua mata yang masih sulit terbuka, Tay tersenyum dengan tangannya yang masih memegang tangan New di pipinya.
"Just stay like this."
New hanya terdiam merasakan telapak tangannya sepenuhnya menyentuh kulit wajah lelaki itu dengan punggung tangan Tay yang menggenggam tangannya. New dapat merasakan nafas teratur dari Tay yang masih berada pada posisinya sampai lelaki itu membuka matanya secara penuh dan menatap lembut New.
"Morning, baby." Tay tersenyum dengan suara seraknya.
"What a beautiful morning when I got the view like this. You are my best view in the morning, Hin." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [END]
FanfictionLong Distance Relationship. Jujur, Tay benci dengan sebutan itu. Membayangkan harinya tanpa Newwie dalam waktu yang tidak sebentar membuat kepalanya pusing. Disatu sisi dia juga tentu saja tidak bisa memaksakan egonya agar New tetap tinggal disini d...