Krit menghela nafasnya ketika dia baru saja mengisi air putih ke dalam gelas. Otaknya tidak dapat berpikir setelah mendapati kondisi Tay dalam pengaruh alkohol yang tiba-tiba justru datang ke unit apartemennya lalu memeluknya di sertai ceracauan yang semula tidak terdengar jelas di telinga Krit, namun pada akhirnya dia tahu kalau penyebab Tay jadi seperti itu yaitu karena New Thitipoom.
"what should I do?"
Sekarang dari dapurnya Krit dapat mendengar suara tangis seseorang. Dia menajamkan pendengarannya agar dapat mendengar lebih jelas kalau suara yang dia dengar bukan sebatas halusinasinya.
"Tay nangis?" Tanyanya pada diri sendiri setelah mendengar suara tangisan itu.
Dengan perasaan khawatir dia langsung membawa gelas air putih itu lalu kembali ke ruang tamu untuk mengecek keadaan Tay. Benar saja atas apa yang dia dengar. Tay sekarang bersandar pada sofa Krit dengan salah satu tangannya memegang ujung pangkal hidungnya dekat mata sambil terisak sendiri.
Krit menaruh gelas di atas meja sebelum dia mengambil tempat di samping Tay. Dia bingung harus bagaimana karena sepertinya baru kali ini dia melihat seorang Tay menangis dan itu karena New.
"Minum dulu." Krit memberikan gelas air putihnya pada Tay tetapi yang dia dapatkan hanya gelengan kepala dari Tay.
"Don't cry, Tay. I'm here..."
Tay membuka matanya. Lelaki itu menatap Krit dengan kedua matanya yang menyipit. Detik itu dia baru sadar kalau lelaki yang ada di sampingnya bukan New.
"Lo bukan New!"
Krit tentu saja terkejut ketika mendengar Tay membentaknya. Tentu saja dia memang bukan New. Memangnya Tay pikir laki-laki tadi yang dia peluk siapa?
"Gue nyari New. Lo siapa hah?!" Ceracau Tay seraya menunjuk wajah Tay. Hal itu membuat Krit menghela nafas berusaha untuk sabar. Padahal ini sudah jelas apartemennya Krit lalu kenapa Tay mencari New disini? Krit menurunkan jari telunjuk Tay dari depan wajahnya.
"Ini gue Krit. Bukan New." Krit menarik nafas dalam lalu berucap lagi.
"Lo yang dateng ke unit gue. Buat apa lo nyari orang yang udah jelas nggak ada disini, Tay?"
"Ahh..." Tay memegangi kepalanya yang terasa pusing lantas dia mengelap sisa air di pipinya sendiri saya membalas.
"K-Krit, where is Newwie?" Tanyanya membuat Krit terdiam. Tentu dia tidak tahu dimana New. Belum sempat dia menjawab, tapi suara Tay kembali terdengar.
"I want him." Krit memejam sesaat sebelum kembali menatap Tay yang sejak tadi menatapnya lurus.
"I only want him please. Where is him?" Ulang Tay.
Melihat Krit yang hanya diam membuat Tay dengan tiba-tiba mengguncangkan bahu Krit seraya bertanya.
"Kenapa lo diem aja, Krit?! Where is my Hin?" Krit menghempaskan tangan Tay yang mengguncang bahunya. Lelaki itu menahan emosi karena Tay baru saja membentaknya dengan nada tingginya.
"Gue nggak tau dia dimana, Tay! Stop asking me where he is!" Balasnya tanpa sadar menaikan nada suaranya.
Atas ucapan Krit tersebut membuat Tay jadi terdiam. Krit yang melihat betapa berantakannya Tay sekarang jadi menghela nafas. Krit tidak menyangka kalau Tay akan sehancur ini atas hubungannya dengan New yang telah berakhir. Hal itu jadi membuat Krit kembali berpikir.
"I'm sorry, Tay."
Bel apartemen Tay berbunyi. Lelaki itu mengusap bahu Tay sebelum dia beralih menuju pintu unit apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [END]
FanfictionLong Distance Relationship. Jujur, Tay benci dengan sebutan itu. Membayangkan harinya tanpa Newwie dalam waktu yang tidak sebentar membuat kepalanya pusing. Disatu sisi dia juga tentu saja tidak bisa memaksakan egonya agar New tetap tinggal disini d...