17

152 10 4
                                    

Bangkok, Thailand.

Tay mengetuk-ngetukan pulpennya di atas meja, lebih tepatnya di atas kertas catatannya yang justru masih kosong. Sejak tadi dia memang tidak konsentrasi mengikuti kelas. Materi yang sedang di terangkan oleh dosen sejak tadi saja tidak dia perthatikan.

Beberapa kali Tay melirik ke ponselnya yang memang dia taruh di atas meja. Beruntungnya dia duduk tidak di barisan depan melainkan di tengah, jadi dia pikir dosen tidak akan terlalu memperhatikannya. Namun, dia salah besar. Buktinya dia tiba-tiba mendengar suara teguran.

"Tay. Dari tadi saya perhatikan kamu tidak konsentrasi. Masih mau ikut kelas saya atau tidak? Sepuluh menit lagi kelas saya selesai, kamu bisa keluar sekarang kalau kamu mau. Silahkan..."

Off yang mendengar teguran dosen pada temannya itu otomatis menghela nafas sambil menggeleng melirik ke samping tempat dimana Tay berada.

"Tay, konsen!" Bisiknya mengingatkan.

Dosennya sudah kembali menjelaskan materi hari ini. Tay yang baru saja ditegur sekarang menelan salivanya sebelum akhirnya dia mengangkat tangannya.
"Maaf, pak."

"Ya. Ada apa lagi?"

"Saya izin ke toilet." Ujar Tay.

"Silahkan."

Setelah itu Tay memasukan ponsel ke celana jeans nya lalu beranjak pergi keluar dari kelas. Lelaki itu berjalan menuju toilet. Tak butuh waktu lama untuk sampai karena kebetulan ruang kelas yang dipakai mata kuliah tadi letaknya tidak terlalu jauh dari toilet. Tay masuk ke dalam dengan menutup kembali pintunya.

Lelaki itu mengeluarkan ponsel dari kantung celananya. Dia mengecek apakah ada notifikasi yang masuk, tapi ternyata tidak ada. Sejak tadi di kelas dia memang beberapa kali mengecek ponselnya. Dia pikir akan ada notifikasi dari New, tapi nyatanya tidak ada sama sekali.

Hari ini tepat satu minggu setelah pertengkarannya dengan Newwie. Entah kenapa fasenya selalu begini, setiap kali Tay dan New bertengkar pasti akan ada masa dimana mereka saling diam satu sama lain. Namun sebenarnya satu hari setelah kejadian itu, Newwie sempat menelponnya tetapi Tay tidak mengangkatnya. Setelah itu New justru tidak lagi menghubunginya sampai sekarang karena New pikir Tay butuh waktu sendiri.

Tay membuka room chat nya dengan Newwie. Dia mengetik sesuatu disana namun detik berikutnya dia hapus. Jemarinya kembali mengetik dan kembali dihapus lagi yang pada akhirnya dia mengunci layar ponselnya berusaha mengurungkan niatnya.

Tay mengacak rambutnya frustasi. Dengan nafas memburu, lelaki itu menatap dirinya di cermin besar depan wastafel. Lantas suara bertanya terdengar.

"Why did you do that to me? I'm not good enough for you, New?"

Tay memejamkan kedua matanya seraya menarik nafas. Beberapa detik berikutnya dia kembali membuka matanya.

I'm tired New and I hate long distance relationship between us.

.......

Siang ini suara kantin kampusnya tidak terlalu ramai seperti biasanya. Tay dan teman-temannya plus Earth memang berada di fakultas yang sama yaitu fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tay dan Off mahasiswa prodi hubungan Internasional tingkat awal. Krist berada di prodi yang sama dengan mereka, namun dia berada di tingkat tiga. Sedangkan Mix dan Earth berada di prodi Ilmu Komunikasi, begitu juga dengan Krit yang berada di tingkat dua Ilmu Komunikasi.

"Lo kenapa muka ditekuk gitu?" Krist bertanya setelah memperhatikan raut wajah Tay.

Off yang sedang mengaduk kuah sotonya lantas menyahut.
"Tadi abis kena tegor dosen pas kelas."

LDR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang