Sydney, Australia.
New menutup pintu apartemennya dengan cepat, lalu menguncinya. Setelahnya dia segera berlari menuju lift yang hampir saja tertutup. Benda mati itu membawanya ke lantai dasar gedung apartemennya, setelah terbuka kembali tanpa membuang waktu pria itu segera berlari menuju kampusnya.
"Sorry, excuse me..." Hanya kalimat itu yang terlontar dari bibirnya di sepanjang jalan menuju kampus, sepatu hitam miliknya menghantam trotoar jalanan. Sesekali matanya melirik ke jam pergelangan tangan.
Mampus bisa telat nih gue
Orang-orang yang dilalui oleh Newwie hanya menarik diri memberi jalan untuk New yang terkesan terburu-buru. Buku yang berada di gendongannya di depan dada beberapa kali hampir terjatuh bersamaan dengan dirinya yang terus berlari secepat mungkin agar sampai ke kampus tepat waktu atau kalaupun pada akhirnya dia tetap terlambat, setidaknya tidak terlalu melampaui batas waktu toleransi.
Beberapa menit perjalanannya dari apartemen ke kampus, Newwie akhirnya memasuki area kampus. Dia berlari di lorong gedung kampus menuju kelasnya seraya sesekali sibuk membenarkan letak buku di gendongannya sampai pria itu tidak sengaja menabrak seseorang yang berada di depan pintu kelas.
"What the hell?"
"Sorry, sorry. I'm sorry," New langsung menunduk sebagai bentuk penyesalannya. Namun, dia kembali mengangkat kepalanya ketika sebuah suara kembali terdengar.
"Kebiasaan lo! Jalan nggak liat-liat."
Newwie menelan salivanya ketika menatap lelaki yang menatapnya dengan dingin.
"Eh, sorry. Gue buru-buru, udah telat soalnya."Sarin menghela napas. Ia menatap datar pada teman sekelas semasa SMA kelas sepuluhnya tersebut.
"Hati-hati kalo jalan." peringatnya. Sarin lantas menurunkan pandangannya pada sepatu New.
"Untung gak jatoh." lanjutnya.
New yang bingung otomatis ikut menatap ke bawah, lebih tepatnya ke sepatunya. Dia lihat tali sepatunya ternyata terlepas.
Astaga beruntung gue gak keserimpet sendiri.
"O-oh, iya." New kembali mendongak menatap ke Sarin.
"Iya. Lain kali gue lebih hati-hati. Thanks,"
Tanpa membalas ucapan New. Lelaki yang memakai snapback hitam itu hanya mengangguk samar lalu melangkah masuk ke dalam kelas. Newwie hanya menghela napas seraya menetralkan detak jantungnya yang memburu karena lari dari apartemen sampai kampus.
New lantas berjongkok menaruh bukunya di lantai. Pria itu sibuk mengikat kembali tali sepatunya yang terlepas. Tanpa sadar dia mendumel sendiri.
"Tuh orang gak berubah dari dulu. Masih ngeselin. Eh, tapi makasih Rin udah ngasih tau kalo tali sepatu gue copot, meskipun lo gak bilang sih. Nah, selesai."
Newwie kembali mengambil bukunya lalu bangkit dari posisinya. Dia menghela napas lalu masuk ke dalam ruangan yang cukup besar tersebut. Beruntungnya dosen mereka belom datang, jadi New tidak terhitung terlambat meski sebenarnya dia memang sudah terlambat sepuluh menit dari jam seharusnya kelas dimulai.
New mengambil tempat duduk di tengah seperti biasa. Sebelum duduk, dia melihat kalau Sarin duduk di barisan paling belakang. Sebenarnya New heran, kenapa ada makhluk bumi seperti Sarin yang dengan wajah santainya masuk ke dalam kelas padahal dia juga terhitung sudah telat sama dengan dirinya. Sedangkan jika dia melihat dirinya sendiri, dia bahkan sudah kelewat panik sampai harus berlarian menuju kampus. Lihat saja sekarang penampilan Newwie sudah sangat berantakan akibat dirinya yang terlalu terburu-buru ketika berangkat ke kampus tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [END]
FanfictionLong Distance Relationship. Jujur, Tay benci dengan sebutan itu. Membayangkan harinya tanpa Newwie dalam waktu yang tidak sebentar membuat kepalanya pusing. Disatu sisi dia juga tentu saja tidak bisa memaksakan egonya agar New tetap tinggal disini d...