LDR [END]

Epilogue

Empat Tahun Kemudian....

Laki-laki yang mengenakan jas putih itu berjalan di sepanjang lorong salah satu rumah sakit yang ada di Bangkok. Senyum ramah selalu terpasang di wajahnya ketika dia melewati pegawai-pegawai lainnya baik sesama dokter, perawat, maupun staff lainnya. Tidak jarang setiap kali dia lewat, banyak staff rumah sakit yang selalu menyapanya hanya untuk sedikit memberi rasa hormat mereka.

New Thitipoom. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah menyandang gelar dokter spesialis bedah di belakang namanya. Dirinya yang terbilang cerdas dan ramah ini tentu membuat orang-orang di sekelilingnya merasa senang sehingga tidak jarang banyak yang sering menunjukan sikap baiknya pada New. Terkadang New merasa tidak enak dengan teman sejawatnya karena dia jadi merasa diperlakukan khusus oleh yang lain hanya karena dia seorang dokter spesialis bedah lulusan luar Negeri.

New telah melewati masa-masa sulit itu ketika masih kuliah kedokteran di Sydney, Australia. Mulai dari kuliah untuk mendapat gelar sebagai sarjana kedokteran ditambah menjalani hidup sebagai co-assistant lalu melakukan ujian kedokteran dan lulus hingga mendapatkan gelar dokter pada namanya dan resmi menjadi dokter umum. Setelahnya dia melakukan internship di rumah sakit yang ada di Australia, melanjutkan sekolah spesialisnya sebagai residen sampai akhirnya lulus dan mendapatkan gelar sebagai dokter spesialis bedah yang mengikuti namanya, memang sebuah perjalanan panjang yang telah dia lalui.

Belum lagi ketika dia memutuskan untuk kembali ke Thailand untuk mengabdikan diri pada tanah air New harus mengikuti penyetaraan, dimana dia harus kuliah di universitas yang ada di Thailand selama kurang lebih enam bulan bagi dokter spesialis lulusan luar Negeri. Tujuannya untuk menyetarakan dengan kurikulum atau sistem dunia kedokteran yang ada di Thailand sebelum dia mendapat izin untuk bekerja di Thailand. Pasalnya sistem kedokteran luar Negeri dan dalam Negeri sedikit berbeda sehingga bagi dokter Warga Negara Thailand lulusan luar Negeri perlu mengikuti penyetaraan.

Tay sebagai salah satu saksi perjalanan New untuk menjadi seorang dokter bedah lulusan luar Negeri yang pada akhirnya mengabdi pada Negeri sendiri. Pernah suatu kali bertanya pada tunangannya tentang mengapa lelaki itu memilih untuk studi kedokteran di luar Negeri jika akhirnya dia kembali ke Thailand dan justru harus melalui proses yang cukup rumit demi bisa bekerja di rumah sakit yang ada di Thailand. Namun, kala itu New hanya tersenyum seraya menjawab.

"Bukannya aku nggak percaya sama sistem pendidikan disini. Tapi, kamu tau kan kalo sistem pendidikan disini emang masih cukup jauh dibanding luar Negeri? Lagi pula nggak ada yang sia sia dan aku sesalin selama ngehabisin beberapa tahun usia aku buat kuliah kedokteran di luar Negeri. Meski lebih lama, tapi ilmu yang aku dapet di Sydney pasti bakal berguna kalo aku terapin disini."

Buktinya selama bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di Bangkok. New menjadi salah satu dokter bedah favorit di tempatnya bekerja karena selain dokter muda yang tampan serta kecerdasan dan keahliannya bekerja dengan pisau bedah sudah tidak dapat di ragukan lagi tapi sisi hangat New yang selalu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya pada orang-orang juga menjadi nilai plus untuk sifatnya yang ramah.

New memasuki ruang kerjanya yang ada di rumah sakit. Lelaki itu duduk di kursi seraya merenggangkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal. Memang sejak kemarin jadwalnya padat karena dia memiliki banyak pasien serta kemarin dirinya memiliki tiga kali jadwal operasi hingga dia kurang tidur semalam di rumah sakit. Beruntungnya hari ini shif nya akan habis pada siang hari.

Tangan New mengambil buku catatan besar yang ada di atas mejanya. Dia membuka buku tersebut untuk mencari jadwalnya pagi ini sampai suara ketukan di pintunya terdengar membuat dia menoleh.

"Masuk."

Setelahnya dia melihat seorang wanita yang memakai pakaian perawat masuk ke dalam ruangannya dengan senyum.