"Good morning." Tay menyapa dengan suara serak khas bangun tidurnya. New yang sedang menyiapkan cereal ke dalam mangkuk mengangguk sebagai jawaban.
"Cuci muka sana atau nggak mandi sekalian." Perintah New.
Tay berjalan mendekat ke arah New yang sibuk menuangkan cereal ke dalam mangkuk mereka. Laki-laki itu hanya terdiam seraya memperhatikan New. Sementara lelaki yang diperhatikan otomatis menatapnya sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Kenapa liatin aku?" Tay menggeleng sambil melipat bibirnya.
"Aku kira kamu masakin aku sarapan. Padahal aku pengen dimasakin sama kamu,"
"Kita kan mau pergi, Tay. Tadi aku bangunnya telat jadinya nggak sempet masak. Maaf..." New menatap Tay yang sejak tadi berdiri di dekatnya.
"Makan ini aja ya. Gapapa kan? Atau kamu mau makan diluar aja nanti sekalian beli di jalan?"
Tay menggeleng dengan cepat. Tentu dia tidak akan membiarkan sarapan paginya yang telah disiapkan oleh New jadi sia-sia. Meski dia tidak dapat mengelak kalau di dalam hatinya dia ingin merasakan makanan buatan New. Namun, dia juga tidak bisa memaksa terlebih lagi memang mereka hari ini kan pergi.
Tay menarik pinggang New untuk mendekat kepadanya. Hal yang tiba-tiba itu membuat yang ditarik jadi terkejut. Kedua tangan Tay langsung melingkar di pinggang New lantas dia tersenyum sambil berucap lembut.
"Gapapa sayang aku makan ini aja. Makasih ya udah nyiapin sarapan..."
New terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tersadar. Lantas dia melepaskan tangan Tay dari pinggangnya membuat laki-laki yang lebih tinggi darinya beberapa centi itu melipat bibirnya sebal.
"Kamu cuci muka dulu sana!" Perintahnya.
Bukannya langsung pergi ke kamar mandi, namun Tay justru menarik kursi meja makan dan duduk dengan rapih disana.
"Tay, kok malah duduk sih? Aku bilang cuci muka bukan malah duduk disitu." Tay melipat kedua tangannya dengan rapih diatas meja persis seperti anak SD jika di suruh sikap duduk rapih oleh gurunya.
"Nggak mau ah." Tolak Tay. New melirik padanya.
"Loh kok gitu?"
Kini Tay merubah posisi kedua tangannya menjadi menopang dagunya diatas meja. Netra lelaki itu balik menatap New dengan bibir yang mengerucut.
"I haven't tasted my morning kiss today. So, I don't want to wash my face before I get it hmm." Tay mengangkat bahunya seolah tidak ingin memberi alasan lain atas pertanyaan New.
Ada gitu mantan minta morning kiss?
New memutar bola matanya. Dia beralih ke dapur untuk mengambil sesuatu dari sana.
"Cuci muka atau aku pukul pake ini?" New mengangkat teflonnya.
Tay bergidik ngeri melihat tatapan galak dari New. Dia langsung bangkit dari kursinya.
"Astaga, New! Masa aku mau dipukul pake teflon? Kamu yang bener aja dong?!"
"Aku kasih kamu morning kiss pake ini, Tay. Mau kamu?!" New mengarahkan teflon tersebut ke arah Tay. Seolah-olah dia benar ingin memukul lelaki itu dengan alat memasaknya yang satu ini.
Kedua tangan Tay otomatis terulur ke depan untuk menghentikan aksi New yang terkesan sungguh-sungguh ingin memberinya morning kiss dengan alat masak itu.
"Jangan ih! Tega banget masa aku dicium pake teflon?!" New melotot ke arahnya.
"Udah sana makanya! Tay, kamu kalo masih macem macem beneran aku pukul ya pake ini!" Ancam New agar Tay segera pergi. Tay tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [END]
FanfictionLong Distance Relationship. Jujur, Tay benci dengan sebutan itu. Membayangkan harinya tanpa Newwie dalam waktu yang tidak sebentar membuat kepalanya pusing. Disatu sisi dia juga tentu saja tidak bisa memaksakan egonya agar New tetap tinggal disini d...