New menuruni anak tangga rumahnya untuk menuju ruang makan. Laki-laki itu langsung disambut oleh asisten rumah tangganya yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. New tersenyum sambil merangkul wanita paruh baya itu sampai membuat yang dirangkul terkejut.
"Astaga, Mas New... ngagetin Bibi aja sih Mas!" Ucap Bibi. New hanya terkekeh.
"Pagi, Bi." Sapanya.
"Pagi, Mas. Ayo sarapan dulu, Bibi udah masak nih buat sarapan."
New mengangguk sambil melepas rangkulannya dari Bibi. Dia menarik salah satu kursi meja makan lalu duduk dengan rapih disana. Wanita paruh baya itu baru saja berniat ingin mengambilkan makanan ke dalam piring, namun geraknya terhenti oleh suara New.
"Aku aja yang ambil." New mengambil makanan ke piringnya sendiri sambil bertanya pada Bibi.
"Mama kemana, Bi?"
"Ibu tadi bilang mau keluar sebentar ada urusan." Jawab Bibi membuat New mengangguk paham.
"Oh iya, Mas. Tadi ada titpan buat Mas New." New mengalihkan pandanganya pada Bibi.
"Sebentar.... Bibi ambil ya."
New menatap punggung asisten rumah tangganya. Dia mengunyah sarapannya seraya berpikir. Titpan? Titipan apa dan dari siapa?
"Ini titipannya, Mas."
New menaikan alisnya menatap kotak panjang disana. Lelaki itu menatapnya sesaat sebelum beralih pada Bibi.
"Brownies?" Bibi mengangguk.
"Iya, Mas."
New menaruh sendoknya di piring sambil menatap ke kotak yang berisikan brownies tersebut. Lantas dia kembali bertanya.
"Mama beli ini buat aku? Tumben banget. Biasanya Mama bikin sendiri, Bi?" Wanita paruh baya itu langsung menggeleng.
"Bukan dari Ibu," Tatapan New berpindah kembali pada Bibi. Dia mengernyit heran.
"Terus?"
"Dari Mas Tay."
Tay? Ngapain?
New terdiam sesaat sebelum akhirnya melontarkan kembali pertanyaan.
"Tay.....? Dia kesini?""Iya, tadi pagi pagi Mas Tay kesini cuma ngasihin ini aja buat Mas New."
"Terus dia nggak bilang apa apa lagi?" Bibi menggeleng.
"Enggak, Mas. Oh iya sama nitipin ini." New menerima greeting card dari Tay yang diberikan oleh Bibi.
"Yaudah Bibi ke belakang dulu ya, Mas." New mengangguk memberikan izin.
"Makasih ya, Bi." Ucapnya memberikan senyum pada Bibi.
New menaruh greeting card yang belum dia baca tersebut keatas kotak lalu menggesernya ke samping. Dia lebih memilih menghabiskan makanannya dibanding untuk membaca greeting card dari Tay. Namun, setiap kali dia memasukan makanannya ke mulut. Netranya melirik ke kotak brownies dan kartu ucapan itu.
Setelah sarapan New lantas kembali ke dalam kamar dengan membawa browniesnya. Lelaki itu menaruh kotak tersebut diatas meja belajar seraya dia duduk di kursinya. New menatap greeting card tersebut dalam diam sebelum akhirnya memutuskan untuk membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [END]
FanfictionLong Distance Relationship. Jujur, Tay benci dengan sebutan itu. Membayangkan harinya tanpa Newwie dalam waktu yang tidak sebentar membuat kepalanya pusing. Disatu sisi dia juga tentu saja tidak bisa memaksakan egonya agar New tetap tinggal disini d...