39.

425 17 0
                                    

Beberapa Tahun Kemudian.....

New membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan pandangannya ketika lelaki itu merasakan sebuah tangan mengelus pipinya. Saat kedua matanya telah terbuka sepenuhnya lantas dia mengulas senyum melihat siapa pelaku yang membangunkannya pagi ini. Dengan posisi yang masih berbaring di atas tempat tidur, New hanya tersenyum menatap ke arah orang tersebut.

"Morning, Tee." Sapanya dengan suara seraknya membuat Tay membalasnya dengan senyum di wajahnya.

"Selamat pagi, Hin."

New mengusap kedua matanya lalu beringsut keluar dari gulungan selimut yang menutupi tubuhnya. Dia mengubah posisinya jadi duduk di atas kasur dengan punggung bersandar pada headboard. Dia hanya memperhatikan Tay yang justru bangkit untuk membuka gorden kamar apartemen New.

Sudut bibir New tertarik membentuk lengkung senyum ketika melihat Tay ternyata sudah rapih dengan pakaiannya.

"Tee, tumben kamu bangun duluan daripada aku."

"Aku kan mau jadi seseorang yang baik buat kamu di hari special ini." New manggut-manggut.

"Oh, jadi cuma mau jadi seseorang yang baik buat aku kalo pas hari special aja?" Tay yang berdiri di depan jendela jadi menghadap ke New yang masih berada di atas tempat tidur. Raut wajah Tay jadi berubah panik ketika mendengar pertanyaan New.

"Bukan gitu, sayang."

New yang semula memasang ekspresi serius ke Tay lantas langsung tertawa karena melihat perubahan raut wajah Tay yang menjadi tegang. Hal itu membuat Tay menaikan sebelah alisnya.

"Muka kamu lucu banget." Kata New.

"Kamu ngerjain aku?" New mengangguk sekilas lalu tawanya kembali pecah.

"Wah... Ini anak bener bener ya!?" Tay kembali mendekat ke New. Dia langsung menggelitiki tubuh yang lebih muda beberapa bulan darinya.

"Tee, stop. Ampun..." New tertawa cekikikan sambil memohon ampun pada Tay yang terus menggelitikinya.

"Aku geli, Tee."

"Biarin! Lagian nyebelin."

Tay tidak berhenti menggelitiki kekasihnya sampai tubuh New bergerak tak beraturan karena berusaha menghindar dari jari jemari Tay yang nakal menggelitikinya. Tawa New yang pecah terdengar memenuhi seisi ruangan pagi itu, dimana suara tawa itu yang selalu menjadi favorit bagi Tay.

New berusaha mendorong Tay untuk menjauh darinya, namun tenaga Tay lebih besar sehingga akhirnya dia hanya pasrah berada dalam kendali Tay.

"Haha... Tee.. Stop..." New tertawa geli.

Tay akhirnya menarik tubuh New ke dalam dekapannya setelah puas menggelitiki lelaki itu. Dia memeluk tubuh New erat seraya menenggelamkan kepalanya di leher lelakinya itu. New yang berada di dalam pelukan Tay hanya tertawa kecil seraya kedua tangannya mengusap punggung Tay.

"I love you," Tay berucap dengan deep voice nya di leher New membuat sensasi geli. New terkekeh.

"Love you too." Balasnya lalu melepaskan pelukan pagi mereka hari ini.

Tay menatap New lekat. Dia tersenyum sambil tertawa kecil ketika melihat wajah New. Ibu jarinya menghapus air mata di sudut-sudut mata Tay.

"Kamu kebiasaan kalo ketawa geli sampe nangis." New terkekeh lagi mendengar ucapan New.

"Kamu nyebelin! Aku beneran geli tau tadi digelitikin gitu sama kamu." Ucapnya. Tay menjitak kepala New dengan tiba-tiba sampai membuat yang dijitak mengaduh.

LDR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang