TA'ARUF

740 95 0
                                    

    Satu minggu telah berlalu, kini Gus Haidar akan kerumah Raisya dengan niatnya yang ingin mengajak Raisya ta'aruf.

Gus Haidar sudah siap dengan gamis putih ditambah peci hitam dan jam tangan magnet ditangan kirinya, menambah ketampanan Gus Haidar.

" Gus, udah siap?" Tanya ummi Kinana

" Insyaallah, sudah Ummi " jawab Gus Haidar dengan tersenyum

" Yaudah, berangkat sekarang saja, Abi udah ada didepan " ucap Ummi Kinana

" Iyah ummi "

     Gus Haidar dan Ummi Kinana sudah ada diteras rumah tinggal menunggu kang santri yang memanasi mobilnya.

" Gus, Mi, Bi mobilnya udah siap" ucap kang santri itu dengan ramah

" Makasih kang "

Mereka pergi berempat, karena yang menjadi sopir adalah kang santri tadi

Disisi lain, para santriwati dan santri putra itu melihat Gus Haidar dan keluarga Ndalem, berita Gus Haidar mengajak Raisya ta'aruf memang sudah menyebar dipondok pesantren Qomari Hidayah.

Nisa yang ikut melihat Gus Haidar dan keluarga Ndalem, kini mencengkeram ujung tuniknya dengan sekuat mungkin, agar tangisnya tidak pecah.

Sahabat Nisa yang paham dengan kondisi ini, mereka dengan cepat merangkul Nisa dari arah kiri kanan Nisa, guna menyemangati Nisa.

" Nis, udah yah, ikhlaskan saja" ucap Zahra sambil melihat kearah Nisa yang masih menatap keluarga Ndalem

" Iyah, Nis ikhlaskan saja " timpal Fifi sambil tersenyum kearah Nisa

Nisa tak merespon ucapan sahabatnya, kini Nisa sedang bergelut dengan pikirannya, benar-benar Nisa masih tidak menyangka, kalau Gus nya akan menjadi milik orang lain.

" Ya Allah, ini beneran  kah? Apa Nisa cuma mimpi? Kalo cuma mimpi, bangunkan Nisa Ya Allah, Nisa ngga kuat, Nisa mohon Ya Allah" batin Nisa sambil menggigit bibir bawahnya

Tanpa pamit pada Zahra dan Fifi, Nisa melepaskan pelukan sahabatnya, dan meninggalkan mereka berdua tanpa sepatah kata pun, Zahra dan Fifi kaget, Zahra yang ingin menyusul Nisa kini pergelangan tangannya ditahan Fifi, Fifi memberi isyarat pada Zahra dengan gelengan kepala

" Aku takut Nisa kenapa-napa Fi" ucap Zahra dengan nada khawatir

" Insyaallah baik-baik saja, percaya deh " ucap Fifi meyakinkan, Zahra hanya bisa menghembuskan nafas pelan.

                                🕊️🕊️🕊️

Raisya yang sedari tadi gugup, apa benar Raisya akan diajak ta'aruf seseorang, Raisya masih tidak menyangka, Raisya yang bingung harus ngapain, kini Raisya menelfon Husna.
Raisya mengambil benda pipih diatas nakas dengan mencari konta Husna dan menekan tombol vidcall, tak butuh waktu lama panggilan pun tersambung

" Assalamualaikum Ra, ada apa? " Tanya Husna dibalik layar handphone Raisya

" Waalaikum salam Hus, Husna aku gugup " ucap Raisya dengan nada yang kelihatan ketakutan

" Ra, kamu berdoa saja, insyaallah bakal lancar" tutur Husna

" Tapi aku takut, kalo aku nerima ta'aruf dia, terus kapan-kapan dia bukan jodohku gimana Hus, aku ngga mau kalau nanti aku udah suka sama dia, aku malah digosthing kan ngga lucu "
Ucap Raisya dengan nada yang lemah

" Kamu apaan sih, dikira pacaran apa, bahasanya gosthing, gini yah Ra, niat dia aja udah baik ngajak kamu ta'aruf bukan pacaran, terus orang tua kamu sama orang tua dia juga udah kenal dari lama, masalah jodoh ngga nya itu sudah takdir, yang penting sekarang kamu harus banyak-banyak berdoa aja " tutur Husna diseberang sana

KISAH KITA (ON GOING)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang