✨ HAPPY READING ✨
*
*
*Dikamar Raisya.
Sudah terhitung hampir satu Minggu mereka berdua menginap di sini.
Gus Haidar tengah sibuk dengan laptop nya akhir-akhir ini. Karena dipondok pesantren Qomari Hidayah telah membuka pendaftaran santri baru, jadi Gus Haidar selaku anak tunggal kyai ikut mengurusi urusan seperti ini.
Raisya merasa bosan karena tidak ada kegiatan yang harus dikerjakan, mau gendong ponakannya juga mereka udah kembali ke rumahnya sendiri.
Akhirnya Raisya berfikiran untuk duduk dipangkuan Gus Haidar. Raisya turun dari kasur dan melangkahkan kakinya menuju Gus Haidar dan dengan secepat kilat dirinya duduk dipangkuan Gus Haidar. Gus Haidar menggelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat ke random man Raisya. Inilah yang disukai dari Gus Haidar dengan sifat Raisya yang selalu apa adanya.
"Kok tiba-tiba gini hm?," tanya Gus Haidar sembari meletakkan beberapa lembaran kertas dimeja belajar Raisya.
"Raisya bosan Mas!," Ungkap Raisya sembari menyenderkan kepalanya di dada bidang Gus Haidar.
"Mau keluar?," tanya Gus Haidar sembari mengelus kepala Raisya yang tak tertutup oleh apapun. Membuat rambut yang sedikit pirang dan tak begitu panjang itu terpampang jelas. Raisya tidak mewarnai rambutnya, memang dari sananya udah pirang. Kebetulan Ummah Raisya juga memiliki aura sedikit bule.
"Kemana?," tanya Raisya sembari memainkan kancing baju Gus Haidar.
"Yah kemana gitu, mumpung masih pagi. Pasti banyak yang lari pagi, kan sekarang hari Ahad,"
"Lah iya yah, ayo Mas sekarang aja," ucap Raisya sembari turun dari pangkuan Gus Haidar, saking semangatnya hampir saja dirinya terhuyung ke belakang membuat Gus Haidar secepat kilat menahannya.
"Iyah sekarang, tapi hati-hati sayang. Kamu hampir jatuh loh," ucap Gus Haidar memegang pinggang ramping Raisya.
"Hehehe, yaudah Raisya siap-siap dulu," ucap Raisya sembari mengambil kerudung instan dan cadar hitam nya.
"Udah?," tanya Gus Haidar yang sudah membereskan semua berkas nya. "Udah!,"
Mereka berjalan beriringan keluar rumah, saat keluar pagar sudah banyak sekali orang-orang yang melakukan kegiatan dihari Minggu. Ada yang senam, ada juga yang belanja begitupun lari pagi.
Gus Haidar berjalan santai menuju taman yang tak begitu jauh dari arah rumah Raisya. Karena Raisya ingat, taman itu menjadi taman favorit Raisya kalau sedang bosan.
Saat dijalan banyak sekali wanita-wanita yang melirik Gus Haidar dengan diam-diam ataupun terang-terangan. Raisya merasa geram dengan wanita-wanita itu, udah tau Gus Haidar punya nya masih aja dilirik.
Gus Haidar yang merasa Raisya akan badmood, dirinya menggenggam tangan Raisya erat, menyalurkan rasa nyaman agar istrinya tidak marah.
"Duduk disitu aja yuk, lumayan sepi," ajak Gus Haidar sembari menunjuk salah satu kursi yang jauh dari orang-orang.
"Iyah disitu aja, disini panas banyak yang gatel," ungkap Raisya membuat wanita yang berada dipinggir mereka berdua merasa malu karena disindir oleh Raisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA (ON GOING)✓
Ficción GeneralKisah dua orang Gus yang bersahabat sekaligus saudara, Gus Fawwaz dan Gus Haidar Mereka bertemu dengan dua gadis bercadar waktu ketoko buku islami, Husna dan Raisya Mereka semua merasa kalau pandangan pertama mereka beda, sampai suatu saat, Gus Ha...