Dipondok pesantren Miyabi Falah, Gus Fawwaz kini berada dikantor diniah, Gus Fawwaz tengah mendata nama-nama santri yang akan lulus buat menulis ijazah, karena 1 bulan lagi mereka akan lulus.
Syira yang memang sekarang dikantor diniah juga, merasa senang karena didalam kantor tidak begitu ramai, hanya ada ustadzah Alma, Gus Fawwaz dan Syira sendiri, Syira bisa mencuri pandang pada Gus Fawwaz.
Ustazah Alma yang dari tadi melihat tingkah laku Syira memandang Gus Fawwaz secara terang-terangan, ustadzah Alma merasa heran sekaligus tidak menyangka, kenapa Syira sampai segitunya, padahal udah nyata-nyata Gus Fawwaz tidak suka dia.
" Neng Syira kok natap ruangan Gus Fawwaz mulu " ucap ustadzah Alma menyadarkan Syira
" Eh enggak kok, siapa juga yang lihat ruangan Gus Fawwaz" elak Syira dengan nada sedikit gugup
" Masa iyah, daritadi saya lihat Neng Syira merhatiin ruangan Gus Fawwaz loh" ucap ustadzah Alma lagi-lagi membuat Syira tak bisa berkutik.
" Apaan sih ustadzah" ucap Syira sambil pura-pura melihat data absen santri yang dia ajar.
Ustadzah Alma yang melihat tingkah laku Syira hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.
" Neng-neng, saya tau Neng Syira masih berharap sama Gus Fawwaz, tapi cara Neng Syira salah, Neng Syira sama aja merendahkan diri sendiri sebagai seorang wanita " batin ustadzah Alma
Sebenarnya ustadzah Alma ingin memberitahu Syira, kalau sifat Syira yang seperti itu, sama saja tidak baik, tapi ustadzah Alma takut nanti malah Syira sedih.
Disisi lain, Gus Fawwaz yang mendengar percakapan ustadzah Alma dan Syira hanya bisa menghembuskan nafas pelan.
" Syira aku minta maaf, memang aku bukan yang terbaik untuk mu, tapi aku harap, kamu tidak berubah, hanya karena cinta kamu tak terbalaskan " gumam Gus Fawwaz
20 menit telah berlalu, Gus Fawwaz menyudahi urusan mendata nama santri yang akan lulus, hari sudah mulai siang dan hampir dhuhur.
Gus Fawwaz beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruang pribadinya menuju Ndalem buat ambil wudhu dan ikut berjamaah di masjid.
Saat Gus Fawwaz keluar, Gus Fawwaz pikir Syira sudah pergi ternyata dia ketiduran, ustadzah Alma sudah keluar dari jam 10 tadi.
Mau tak mau Gus Fawwaz membangunkan Syira yang ketiduran dimeja kerjanya.
" Ra bangun Ra " ucap Gus sambil menyenggol lengan Syira pelan.
Ingat mereka tidak bersentuhan, Gus Fawwaz sempat mengambil sorban yang ada di lemari diruang pribadinya.
Tak ada sautan dari Syira, Gus Fawwaz pun kembali membangunkan Syira.
Sampai 3 kali Gus Fawwaz membangunkan Syira, akhirnya Syira terbangun juga dari tidurnya.
" Astaghfirullah kok bisa ketiduran"
Gus Fawwaz tak menghiraukan ucapan Syira.
" Ayo balik, udah mau dhuhur " ucap Gus Fawwaz tanpa melihat kearah Syira
" Iyah-iyah bentar ngerapiin dulu" ucap Syira gelagapan, bisa-bisa nya dia ketiduran
" Hem, aku tunggu diluar " ucap Gus Fawwaz yang sudah meninggalkan Syira didalam.
Saat ini mereka berjalan menuju Ndalem , Gus Fawwaz sengaja jalan duluan agar tak terjadi fitnah ataupun salah paham seperti waktu itu.
Sesampainya di Ndalem Gus Fawwaz langsung menuju kekamar nya tanpa pamit pada Syira.
Syira yang merasakan bahwa dirinya dicuekin oleh Gus Fawwaz itu hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.
" Udah ngga ada artinya Ra kamu bagi dia, kamu hanyalah teman dari orang tuanya ngga lebih " batin Syira menahan buliran air mata yang akan jatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA (ON GOING)✓
General FictionKisah dua orang Gus yang bersahabat sekaligus saudara, Gus Fawwaz dan Gus Haidar Mereka bertemu dengan dua gadis bercadar waktu ketoko buku islami, Husna dan Raisya Mereka semua merasa kalau pandangan pertama mereka beda, sampai suatu saat, Gus Ha...