EMOSI HAIDAR

596 27 9
                                    

_________________

HAPPY READING
_________________

*
*
*

Untuk menjadi bahagia bukan berarti kamu harus memiliki segalanya, bahkan kebahagiaan datang dari hal yang sederhana.

Orang kuat bukan dari mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Teruslah berusaha untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, namun menjadi manusia yang berguna. Harapan adalah impian yang terbangun.

Jadilah dirimu sendiri, ekspresikan dirimu sendiri, yakinkanlah pada dirimu sendiri, janganlah pergi dan mencari kepribadian sukses dan menduplikasinya.

Disebuah rumah yang bisa dikatakan sunyi, minimalis modern itu hanya ada tiga orang laki-laki. Siapa lagi kalau bukan Ghalib dan gang nya.

"Denger-denger sahabat Haidar nikah ya?," tanya Evano membuka pembicaraan.

"Iyah, dan nikahnya juga sama sahabat Raisya." ucap Ghalib datar sembari menyesap rokoknya.

"Gilak abis, bisa-bisanya sahabat dapat sahabat, keren-keren. Pantesan Raisya gabisa lo dapetin, orang jodohnya sahabat," ejek Evano disertai tawa kencang yang membuat Cashel ikut tertawa.

"Shit!" umpat Ghalib melirik tajam Kakak tirinya itu. Kalau sekarang pasti bisa dikatakan "bombastic side eye".

"Ada berita lagi yang lebih menarik dari ini," timpal Cashel dengan santai nya.

"Kebanyakan basa-basi nih orang!" saut Evano geram. "Lo nya aja yang ga sabaran, dari dulu ga berubah, sama kayak nyokap lo," balas Ghalib membuat Evano semakin geram.

"Nyokap gue nyokap lo juga bego!"

"Dih, emang eyak?,"

"Lo berdua lanjutin berantem apa gue yang lanjutin cerita?," tanya Cashel yang sudah muak melihat perdebatan yang menurutnya jauh dari kata manfaat.

"Baperan anjing, lanjutin," suruh Evano yang mendapatkan gelengan kepala heran dari Ghalib.

"Lo berdua tau kan masa lalu Haidar," Cashel menghentikan ucapannya. Mereka berdua mengangguk singkat. "Tuh wanita lagi sakit, sekarang dirumah sakit," lanjut Cashel membuat Evano dan Ghalib saling bertatapan mata tanda tidak paham.

"Terus yang bikin menarik apa?," tanya Ghalib.

"Gue kemarin disuruh mama nganterin bingkisan buat tante Alana, pas gue lewat kamar 105 gue denger suara yang manggil-manggil nama Haidar, awalnya gue bodoh amat sih, tapi lama-lama tuh wanita teriak kenceng banget, sampai tante Alana keluar dari ruangannya karena keluarga dia mencet tombol darurat. Disitu gue sapa tante Alana, tapi gue disuruh keruangan nya,"

"Sekitar tiga puluh menit gue nunggu, akhirnya tante Alana datang dan disitu gue tanya tuh pasien kenapa, terus....

Flashback on

Alana duduk dikursi kebanggaan nya dengan keringat yang bercucuran, disitu Cashel panik apa yang terjadi dengan tante nya.

"Tan, tante gapapa?," tanya Cashel yang mendapatkan gelengan kepala dari Alana.

"Tante gapapa, kamu ngapain kesini?," tanya Alana sembari membuang tisu bekas dirinya mengelap keringat.

KISAH KITA (ON GOING)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang