KERUMAH UMMAH

590 55 10
                                    

Kalian pada nungguin ngga sih?

Maaf banget up nya lama..

Banyak tugas hehehe.

Lanjut aja deh

✨ HAPPY READING ✨

*
*
*

Dikediaman pondok pesantren Qomari Hidayah, Gus Haidar dan Raisya tengah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Ummah dan Abah nya.

Mereka berniat untuk menginap beberapa hari, karena permintaan Raisya. Gus Haidar juga tidak mau egois, dia tak mau melarang permintaan Raisya kali ini, karena mereka lah yang merawat Raisya dari kecil.

Gus Haidar menyeret koper dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Raisya hanya membawa tas selempang kecil, sebagian baju nya sudah jadi satu koper sama baju Gus Haidar.

"Kita pamit dulu yah Mi, Bi"

"Iyah, hati-hati dijalan. Jangan lupa salamin ke mereka yah"

"Iyah Mi"

Mereka berdua pun mencium tangan Ummi Kinana dan Abi Hafiz. Gus Haidar dan Raisya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan Ndalem.

Diperjalanan Raisya terus saja tersenyum dibalik cadarnya membuat Gus Haidar ikut mengembangkan senyuman. Menuruti kemauan sederhana sang istri saja bisa membuat Gus Haidar senang. Gus Haidar sangat suka dengan sifat Raisya yang tidak terlalu menuntut.

"Senang yah mau ketemu Ummah sama Abah?" tanya Gus Haidar yang dibalas dengan anggukan singkat dari Raisya.

"Mas gak marah kan kalau kita nginap beberapa hari?" Gus Haidar menatap Raisya seraya tersenyum, kebetulan mereka tengah berhenti di lampu merah. "Enggak dong, apapun yang istri Mas mau, Mas bakal turutin apapun itu"
Ucap Gus Haidar membuat Raisya kembali tersenyum.

"Makasih Mas"  Gus Haidar tersenyum dan mengecup kening Raisya sebelum lampu hijau menyala. Raisya tiba-tiba gugup, padahal udah sah tapi Raisya masih belum terbiasa. Gus Haidar yang menyadari Raisya gugup hanya terkekeh.

"Lucu" Batin Gus Haidar sembari melajukan mobilnya saat lampu hijau menyala.

Dua puluh menit mereka berdua diperjalanan, akhirnya mereka berdua sampai diperkarakan rumah Raisya. Raisya nampak bahagia sampai lupa kalau Gus Haidar masih dibelakang mobil untuk mengambil koper.

"Sayang, eh kemana dia?" Gus Haidar celingukan mencari Raisya. Sedetik kemudian ada suara yang memanggilnya dari arah pintu rumah Raisya.

"Mas, sini" teriak Raisya membuat Gus Haidar menggelengkan kepalanya.

Gus Haidar melangkahkan kakinya dengan menggeret koper yang dibawa menuju ke pintu rumah.

"Hm gitu yah, ngga ingat udah punya suami. Main tinggal aja" ujar Gus Haidar menatap Raisya yang cengengesan.

"Hehehe, jangan marah dong gitu aja marah. Untung saja tadi aku ingat, kalau enggak pasti kamu masih diluar hahaha"

"Yaudah kalau kamu ngga ingat aku cari yang lain. Gampang kan?" celetuk Gus Haidar membuat Raisya mencubit lengan Gus Haidar.

"Arghh sakit sayang, kok dicubit sih?"

KISAH KITA (ON GOING)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang