Kembali lagi nih guys....
Jangan lupa follow akun nya yahFollow dari kalian sangat berarti buat aku
Hehehe...Yaudah lanjut aja sih hehehe
Dipondok pesantren Miyabi Falah, kini sedang ada acara aqiqah adik laki-laki dari Ghiyats Ahmad Fawwaz. Gus Fawwaz 3 bersaudara, kakaknya yang pertama bernama Fawaz Nadeem Abdias kerap dipanggil Gus Abdias, Gus Abdias sudah menikah dan sudah dikaruniai anak perempuan yang masih umur 3 tahun dan adik terakhir Gus Fawwaz bernama Fawaz Asadel Demian kerap dipanggil Gus Asad. Yang aqiqah adalah Gus Asad, yang kini menginjak umur 12 tahun.
Kini pesantren itu sangatlah ramai, ditambah kerabat-kerabat yang berdatangan,Gus Haidar dan keluarganya pun baru datang, bukan karena alasan diundang sih, emang orang tua mereka berdua saudaraan
Gus Haidar yang baru sampai dipesantren Miyabi Falah itu langsung menuju meja dimana meja itu sudah ada Gus Fawwaz dan kerabat yang lain dan banyak santri-santri yang mondar mandir untuk melayani tamu.
Umi dan Abi Gus Haidar sudah kumpul juga sama kerabat yang lain.
"Assalamualaikum" salam Gus Haidar seraya menjabat tangan para kerabat-kerabat nya dan juga Gus Fawwaz
"Waalaikum salam" jawab mereka dengan berbarengan
Gus Haidar pun mengambil duduk disebelah kanan Gus Fawwaz, emang mereka berdua tidak akan pernah terpisah deh kayaknya terpisahnya mungkin pas udah nikah ahahahah.
" Hahaha masih sama yah kalian berdua, ngga pernah pisah " ucap seorang kerabat yang kini duduk didepan Gus Fawwaz
" Iyah sih, kalo mereka berdua dipisahkan mungkin bakal nangis, kaya waktu kecil dulu" ucap salah satu kerabat yang lain dengan tawa yang menggelegar.
Gus Haidar dan Gus Fawwaz yang menjadi bahan bullyan itu hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala.
Memang kalo lagi kumpul kayak gini, Gus Haidar dan Gus Fawwaz bakal dijadiin bahan bully an sih sama kerabat - kerabatnya, karena lucu dan pastinya belum menikah wkwkwk.
" Kalian ngga bosen berdua mulu, kapan nih berempat nya?" Tanya salah satu kerabat yang duduk disamping kiri Gus Haidar
" Berempat maksudnya?" Tanya Gus Haidar dengan satu alis yang naik
" Yah berempat, maksudnya masing-masing dari kalian udah ada gandengan" ucap kerabat yang duduk di depan Gus Haidar
" Belum waktunya" singkat Gus Fawwaz yang sedari tadi hanya diam
" Betul tuh" saut Gus Haidar tak mau kalah
" Yah buruan gih cari, ngga kasian ama ortu kalian,pasti udah pada pengen gendong cucu"
" Ummi ana kan udah gendong cucu, anak nya bang Abdias " ucap Gus Fawwaz dengan santainya
" Nah, ente kapan?ngga kasian ama ortu, kan ente harapan satu-satunya " ucap kerabat yang duduk disebelah kiri Gus Haidar sambil menyenggol lengan Gus Haidar.
" Kenapa jadi bahas gini dah " kesal Gus Haidar, pasalnya Gus Haidar merasa terpojokkan karena menjadi anak tunggal seorang kyai.
" Hahaha ente kenapa marah, jangan dibawa serius napa?" Ucap kerabat yang tadi
" Siapa yang marah, ngga ada tuh" elak Gus Haidar
" Ente lah masa ya ane"
" Awas aja yah, kalo kapan-kapan ana nikah, pasti bikin kalian kaget" ucap Gus Haidar sambil tersenyum tipis
" Kayak ada yang mau aja" celetuk Gus Fawwaz
" Loh, anda meremehkan saya?" Ucap Gus Haidar sambil melirik Gus Fawwaz sekilas
Kini dibangku itu sangat lah rame , entah yang dibahas itu masa depan atau pekerjaan mereka saat ini.
" He, kalian berdua" ucap kerabat yang duduk didepan Gus Fawwaz
" Siapa? Kita?" Tanya Gus Haidar sambil menunjuk dirinya sendiri dan Gus Fawwaz
" Iyalah siapa lagi"
" Kenapa?" Tanya Gus Fawwaz
" Lihat belakang kalian" suruh kerabat tadi.
Kini para pemuda yang duduk disitu menoleh kearah belakang yang ditunjuk oleh kerabat tadi.
Mereka menemukan seorang perempuan yang sedang berbincang-bincang dengan Ummi Gus Haidar dan Gus Fawwaz serta para kerabat-kerabat yang lain.
" Kenapa emang?" Tanya Gus Haidar dengan raut bingung
" Malah tanya kenapa, emang diantara kalian ngga ada yang minat ama tuh perempuan" ucap kerabat yang tadi.
" Ente kira barang, asal minat-minat aja" celetuk Gus Fawwaz yang merasa kesal dengan satu kerabatnya ini.
" Eh kok ente sensi, ente demen sama tuh perempuan?" Tanya Gus Haidar tanpa rasa bersalah
" Sok tau" ketus Gus Fawwaz
" Ya Allah Ya Rabb, perasaan abang Abdias, dek Asad, ngga ada yang dingin kayak nih orang deh" ucap Gus Haidar sambil geleng-geleng kepala melihat sifat Gus Fawwaz yang sangatlah dingin seperti kulkas berjalan itu
" Hahaha nurun dari Abahnya mungkin " ucap kerabat yang ada disebelah Gus Haidar.
" Pasti sih, kan Abah orangnya dingin" ucap kerabat yang lain membuat seisi bangku tersebut tertawa.
Gus Fawwaz hanya diam sambil meminum jus jeruknya
" Siapa sih perempuan itu, kok kayak akrab banget sama Ummi ente?" Tanya Gus Haidar
" Iyah we, kek mertua sama mantu"
" Mantu-mantu, ngawur aja" celetuk Gus Fawwaz dengan nada dingin
" Hahaha, canda kali, tapi kalo beneran gimana?"
" Yah, ngga mungkin lah" ucap Gus Fawwaz masih dengan nada dingin
Acara aqiqah kini sudah selesai, para kerabat yang lain juga semuanya udah pada pulang.
" Ana pulang dulu yah" pamit Gus Haidar sambil mengulurkan tangannya pada Gus Fawwaz
" Iyah, hati-hati dijalan, makasih udah datang" ucap Gus Fawwaz sembari menerima uluran tangan Gus Haidar
" Iyah, yaudah kalo gitu ana pamit, Assalamualaikum" salam Gus Haidar
" Waalaikum salam" balas Gus Fawwaz
Makasih guys udah mau baca cerita aku.....
Maaf yah kalo kata-katanya kurang enak pas dibaca..
Ngga gampang guys jadi penulis itu ribet wkwkwk....
Ini hanya kegabutan aku aja sih buat nulis ini semua
Vote komen nya jangan lupa
Kalo rame bonusnya happy ending deh😆
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA (ON GOING)✓
Ficción GeneralKisah dua orang Gus yang bersahabat sekaligus saudara, Gus Fawwaz dan Gus Haidar Mereka bertemu dengan dua gadis bercadar waktu ketoko buku islami, Husna dan Raisya Mereka semua merasa kalau pandangan pertama mereka beda, sampai suatu saat, Gus Ha...