SAKIT

523 44 10
                                    

(✷‿✷)HAPPY READING (✷‿✷)

*
*
*

15.00

Raisya terusik dari tidurnya karena suara alarm yang terus berbunyi. Raisya membuka matanya perlahan dan ingin mematikan alarm nya. Tapi dirasa badannya sangat berat karena ada tangan yang terus memeluknya.

Raisya menyingkirkan tangan suaminya secara perlahan agar Gus Haidar tak terbangun dari tidurnya.

Raisya pun mematikan alarm nya dan membangunkan Gus Haidar. Sang empu hanya berdehem tanpa membuka matanya.

Dilihat-lihat Gus Haidar kayak menahan sakit, membuat Raisya khawatir.

"Mas, kamu gak papa?" tanya Raisya sembari menepuk-nepuk pipi Gus Haidar yang panas.

"Kamu demam Mas?" tanya Raisya lagi. Gus Haidar masih enggan membuka matanya, Gus Haidar malah memeluk Raisya yang masih memegang pipinya.

Raisya bingung harus ngapain, sedangkan tubuhnya masih dipeluk oleh Gus Haidar. Raisya tak tega untuk menolaknya, karena baru pertama kali melihat Gus Haidar sakit setelah berminggu-minggu usia nikah mereka.

Raisya merasa ada sesuatu yang membasahi gamisnya, Raisya melihat ke arah Gus Haidar, ternyata benar Gus Haidar menangis tanpa membuka matanya.

"Mas, kamu kenapa, kok nangis?" tanya Raisya lagi-lagi tak mendapat jawaban dari Gus Haidar membuat dirinya mengembuskan napas berat.

"Jangan pergi...jangan kembali...jangan" gumam Gus Haidar masih setia dengan mata terpejam.

"Maksudnya?" cengo Raisya tak paham dengan Gus Haidar yang mengigau.

"Jangan...jangan...aku mohon jangan"

"Mas, bangun jangan kayak gini please" ucap Raisya sembari menepuk-nepuk pipi Gus Haidar sedikit keras.

"JANGANN!!!" teriak Gus Haidar yang sudah membuka matanya dan keringat sudah membasahi dahinya. Ditambah nafas yang memburu, entah mimpi buruk apa yang didapat oleh Gus Haidar.

"Kamu kenapa Mas?" tanya Raisya khawatir.

"Sayang ini kamu kan, kamu gak pergi lagi kan?" tanya Gus Haidar dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Iyah ini aku, aku gak pergi. Aku dari tadi disini" ucap Raisya dengan raut bingung. Gus Haidar memeluk istrinya kencang dari biasanya.

"Jangan pergi Mas mohon" gumam Gus Haidar masih setia memeluk Raisya

"Aku gak pergi Mas"

"Kamu pasti mimpi buruk kan, kita sholat ashar aja yuk biar tenang" ucap Raisya memegang pipi Gus Haidar dan mengelap sisa air mata. Gus Haidar mengerjapkan matanya, bibir pucat nya enggan menjawab, dirinya hanya bisa mengangguk singkat.

Mereka berdua pun bersiap untuk sholat ashar. Mereka melaksanakan shalat ashar lebih cepat daripada biasanya. Karena keadaan Gus Haidar yang kurang baik membuat Raisya menyuruhnya untuk istirahat saja.

"Kamu istirahat dulu yah, aku bikinin bubur. Tapi aku mau ke Ndalem Ummi dulu, dirumah kayaknya gak ada penyedap. Lupa beli" ucap Raisya mengelus kepala Gus Haidar yang berkeringat.

KISAH KITA (ON GOING)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang