Dipondok pesantren Qomari Hidayah yang dimana sekarang para santri-santri tengah melakukan aktivitas yang sudah menjadi rutinitas dipondok, yaitu setor hafalan juz bagi yang tahfidh dan setor hafalan nadzoman bagi yang tidak tahfidz.
Sebenarnya sih yang tahfidz setiap hari setoran, cuma hari Ahad saja yang libur, diganti jadi deresan saja.
Kini didalam kelas alfiyah tingkatan paling atas, sedang ada kegiatan setoran hafalan nadzom alfiyah.
Dipondok pesantren ini memang kalo diniah dipisah, putra putri menggunakan pembatas atau tabir.
Kini seorang Gus muda tengah sibuk menyimak hafalan santri-santri, sudah hampir selesai tinggal satu murid yang dimana dia terkenal sangat alim, pintar, cerdas, selalu menjaga pandangan, dia adalah Syafa Rohmatin Nisa kerap dipanggil Nisa
Kini giliran dia yang maju, sebenarnya Nisa menyimpan rasa dengan Gus Haidar, tapi secara diam-diam, yang tau hanya bestie nya saja Zahra dan Fifi, Zahra dan Fifi tidak pernah membuka mulut kalau Nisa mengagumi sosok Gus nya sendiri Gus Haidar.
Gus Haidar hanyalah anak tunggal, maka dari itu Gus Haidar sudah ditetapkan akan menjadi penerus pondok pesantren kelak sama istrinya nanti Insyaallah.
Akhirnya hafalan Nisa udah selesai, Nisa menyetorkan hafalan sebanyak 50 dengan lancar dan hanya salah sedikit.
" Bagus hafalan mu teruskan, jangan sampai lupa" puji Gus Haidar karena Gus Haidar juga sangat salut dengan Nisa, tapi boleh jujur Gus Haidar tidak ada rasa sama sekali dengan Nisa
" Syukron Gus, insyaallah" jawab Nisa dengan kepala menunduk sambil memegang ujung kerudungnya karena merasa gugup kalo didekat Gus Haidar
"Afwan, kamu boleh kembali" suruh Gus Haidar
" Na'am Gus" ucap Nisa yang kini sudah ada dibangkunya
Kring kring kring
Bel pulang diniah kini sudah bunyi, tandanya santri-santri boleh kembali ke asrama mereka masing-masing.
"Bel pulang udah bunyi, sekian tadi pelajaran yang dapat saya sampaikan,semoga bermanfaat, Assalamualaikum " pamit Gus Haidar seraya mengambil kitab dan keluar dari ruangan
" Waalaikum salam warahmatullahi wa barakatuh" balas semua santri
Kini diasrama pojok kiri, ada Nisa, Fifi dan Zahra, yang lainnya mungkin ke kantin kalo ngga yah mandi.
" Eh Nis kamu tadi dipuji Gus Haidar yah?" tanya Zahra sambil merebahkan tubuhnya dilantai yang hanya beralaskan tikar itu dan bantal satu, Nisa yang tengah melipat baju pun menoleh kearah Zahra.
" Iyah tapi ngga lebih kok" jelas Nisa sambil melanjutkan melipat bajunya
" WHATT? Jadi beneran dong kamu dipuji? Kamu ngga meleyot Nis?" Kini Fifi yang menyauti ucapan Nisa
"Hi Fifi, bisa ngga sih tuh mulut dikondisikan, kalo ada yang denger gimana?" Ucap Zahra sambil mengusap telinganya karena tadi Fifi rebahan di pinggirnya
"Hehehe maaf reflek tadi" balas Fifi sambil cengengesanNisa yang melihat tingkah sahabatnya itu cuma bisa tersenyum dan geleng geleng kepala
" Sebenarnya sih meleyot, tapi aku sadar diri aja deh, aku ngga mungkin bisa menjadi pendamping Gus Haidar, aku kan cuma kalangan orang biasa" ucap Nisa dengan nada sedikit lemah
"Hush Nisa, kamu ngga boleh ngomong gitu, diluar sana banyak kok, kalangan biasa tapi jadi istri seorang Gus, jodoh udah ada yang ngatur Nis, kalo tuhan berkehendak kamu sama Gus Haidar yah pasti bakal nikah" kini Fifi yang menasehati Nisa, Nisa semakin senang karena memiliki sahabat seperti mereka.
"Ututuut makasih yah Fi, Ra beruntung banget aku punya kalian, sini peluk" ucap Nisa sambil merentangkan tangannya.
"Eh, tapi nih yah, Gus Haidar kalo dilihat-lihat itu cocok tau sama kamu nis" kata Fifi
" Kamu bisa aja Fi" ucap Nisa
" Eh Nis, kamu loh belum cerita pertama kali kamu ngagumi Gus Haidar itu gimana?" Kini Zahra lah yang bertanya.
" Eh iyah yah kok baru nyadar aku" timpal Fifi
" Ih kenapa dibahas sih, udah lama juga" ucap Nisa sambil merapikan pakaiannya
" Ayolah Nis, kita kan sahabat" paksa Fifi
" Iyah Nis, Nisa mah gitu" timpal Zahra
" Ih iyah-iyah bentar, rapiin pakaian dulu"
Zahra dan Fifi pun tersenyum menang" Jadi gini....."
Flashback on
" Assalamualaikum" sapa seorang pria muda dengan menggunakan sarung hitam dan baju kokoh putih serta sorban dipundaknya
" Wa-waalaikum salam" balas wanita itu dengan gugup
Baru pertama kalinya wanita itu bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan." Ngapain disini?" tanya pria itu
" Ngga ngapa-ngapain, kamu siapa? " Tanya wanita itu
" Saya Haidar Dhakiy Arroyan, putra kyai dipondok pesantren ini" jelas Gus Haidar seraya tersenyum
Yah lelaki itu adalah Gus Haidar yang baru saja dari masjid pondok pesantren
" Eh, astaghfirullah maaf Gus, saya ngga tau" ucap wanita itu sembari menundukkan kepalanya dan sudah berdiri didepan Gus nya
" Hahaha ngga papa" ucap Gus Haidar sambil terkekeh melihat wajah lucu wanita itu
" Kenapa ngga ke asrama, kok malah bengong disini?" Tanya Gus Haidar lagi
" Lagi gabut Gus, jadi kesini deh, lihat air danau kayak gini itu sangat tenang" ucap wanita itu sambil tersenyum
" Ada-ada aja kamu, mending keasrama muroja'ah atau ngga yah baca Al Qur'an, udah gabutnya dapat pahala dan hati juga ikut tenang insyaallah " saran Gus Haidar
" Hehehe, Iyah Gus" ucap wanita itu sambil terkekeh
" Oh yah nama kamu siapa?" Tanya Gus Haidar
" Nisa Gus" yah wanita itu adalah Nisa
" Ooo, yaudah saya pamit dulu, kamu langsung ke asrama aja, ngga baik diluar malam-malam gini, Assalamualaikum" pamit Gus Haidar sembari tersenyum
" Waalaikum salam"
" Ya Allah perhatian sekali Gus itu, andai aku punya suami kaya dia, duh pasti tiap hari bakal bahagia" ucap Nisa sambil tersenyum-senyum sendiri
"Eh tapi, kok aku baru pertama kali lihat Gus itu yah, apa aku nya aja yang memang kurang bersosialisasi, eh boleh juga sih ngagumi Gus itu, tapi diam-diam aja deh, takut sakit hati" ucap Nisa sambil terkekeh
Flashback off
" Jadi gitu ceritanya"
" Ih soswit banget gilak Gus Haidar, jarang-jarang loh Gus Haidar senyum ke cewek" ucap Fifi dengan nada sok dramatis
" Eh iyah we, Gus Haidar kalo senyum lepas gitu, kalo ngga ke keluarga Ndalem dan Gus Fawwaz aja loh" timpal Zahra
" Ih apaan sih kalian, udah-udah jangan dibahas nanti orangnya tau" kata Nisa sambil terkekeh
" Nisa salting ni yehhhh" goda Fifi
" Cieeeee" lanjut ZahraNisa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku bestie nya itu
Hayooooo siapa yah kira-kira jodohnya Gus Haidar???
Kalian dukung siapa ini??
Raisya?
Nisa??
Bingung yah karena mereka sama-sama ahli agama
Author juga bingung milih yang mana?
Apa sama author aja kali yah wkwkwkw canda guys canda🙏🏻😆

KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA (ON GOING)✓
Ficção GeralKisah dua orang Gus yang bersahabat sekaligus saudara, Gus Fawwaz dan Gus Haidar Mereka bertemu dengan dua gadis bercadar waktu ketoko buku islami, Husna dan Raisya Mereka semua merasa kalau pandangan pertama mereka beda, sampai suatu saat, Gus Ha...