Minimal vote 325 (17:30-19:00) ➡️ UP!
"Sayang, kamu lagi sibuk?" tanya Glitzy yang baru saja selesai menonton film melalui laptop.
"Enggak, emang kenapa?" tanya Jax yang hanya memperhatikan layar laptopnya.
"Kamu bisa gambar, 'kan? Pasti bisa ngelukis, lukis aku dong." kata Glitzy sambil berjalan menuju walk-in closet.
Jax memperhatikan kepergian Glitzy lalu mengarahkan laptop Glitzy kepadanya untuk melihat film apa yang baru saja Glitzy tonton.
"Aku Rose, kamu Jack." kata Glitzy yang datang dengan memakai jubah tidur. "Gimana?" tanya Glitzy sambil memutar tali jubahnya dengan tatapan menggoda.
Jax tertawa. "My pleasure, Lady." Jax beranjak dari tempat tidur dan pergi mengambil peralatan untuk melukis.
"Aku di mana? Di sofa? Atau di tempat tidur?" tanya Glitzy.
"Di tempat tidur aja." Jax menunjuk ke arah tempat tidur.
Glitzy menarik sekali tali jubahnya dan tersenyum nakal pada Jax saat jubah itu merosot turun dengan mudahnya yang didukung oleh kulit Glitzy yang begitu halus.
"Jax." panggil Gwen sambil membuka pintu dan itu membuat Glitzy langsung melompat naik ke tempat tidur dan menarik selimut, Jax juga menyembunyikan peralatan melukisnya di balik selimut dan menoleh pada Gwen, tepat saat Gwen membuka pintu.
Saat membuka pintu, Gwen membulatkan mata. "Ya ampun, Mami lupa kalo Jax udah nikah. Astaga, maafin Mami, ya, Mami buka pintu sembarangan. Kebiasaan, deh."
Jax sedikit menaikkan alis dan bernapas setelah sebelumnya ia tahan, Jax tertawa. "It's okay, lupa emang manusiawi." Jax menoleh sejenak pada Glitzy yang menarik selimut sampai ke leher.
"Glitzy udah tidur?" tanya Gwen.
"Kayaknya udah, Jax sibuk sama laptop tadi." Jax menunjuk ke arah laptopnya dan menatap bingung sang ibu yang sedang tersenyum.
"Kayaknya Mami ganggu." ucap Gwen sambil menunjuk ke arah jubah tidur Glitzy lalu menutup rapat pintu.
Jax menoleh sejenak pada jubah tidur Glitzy lalu ia kunci pintu dan di saat itu juga Glitzy menoleh pada Jax dengan raut heboh. Jax mendekat sambil menaruh telunjuk di bibir walaupun mereka sama-sama ingin tertawa.
"Ya ampun, aku panik banget!" kata Glitzy sambil menyentuh dadanya.
Jax naik ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut. "Mending kita ibadah aja dulu." ucap Jax dan di balas tawa oleh Glitzy.
"Bentar, aku mau minum dulu. Kamu ganas soalnya." Glitzy mengambil gelas berisi air putih di nakas dan meminum habis air putih itu.
Sambil membawa segelas teh dan piring kecil berisi cookies buatan Glitzy, Jax pergi ke ruang tamu dan saat sudah tiba di sana, Jax langsung berhenti melangkah dan melirik ke samping karena ternyata May juga ada di ruang tamu, sendirian.
May menoleh pada Jax dan karena sudah tertangkap basah dan lelah bermusuhan, Jax pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu dengan jaraknya yang cukup jauh dari May.
Di rumah hanya ada Jax, Glitzy sedang pergi belanja dengan Gwen dan Morgan pergi bermain golf bersama teman-teman pria itu.
May menatap Jax dan mulai menikmati teh juga cookies. "Are you happy?" tanya May.
Jax mengangguk tanpa ragu. "May, kita udah jadi ipar sekarang, jangan bawa-bawa soal yang dulu."
"Aku cuma nanya. Ya, tanpa kamu kasih tau, kamu emang keliatan bahagia sama Glitzy."
"Because I love her, gue nggak pernah sesayang ini, sih. Rasa sayang gue ke Glitzy lebih dari lo. Gue nggak ada maksud apa-apa, ya." Jax tersenyum kecil.
"Kayaknya emang kamu sih yang cocok untuk aku." kata May.
"Stop." Jax mengacungkan telunjuk sejenak.
"Aku cuma mau kamu tau, Jax. Jay berubah sekarang." May menundukkan kepala.
Jax diam sambil mengunyah.
"Jax berubah semenjak kamu sama Glitzy nikah."
"Kayaknya karena lo berdua nggak ada bahan obrolan? Gimana kalo gue kasih lo berdua bahan obrolan? Tolong bilang ke Jay, lupain Glitzy. Menurut gue, Jay belum move on."
"So do I." (Aku juga). balas May.
Jax menghela napas dan mengambil gelas teh juga piringnya, Jax ingin pergi karena mulai merasa tidak nyaman dengan May.
"Aku nggak akan rusak rumah tangga kamu, tapi, please, aku butuh temen curhat." kata May.
Jax berhenti melangkah lalu balik badan. "Temen..." Jax terdiam saat mengingat jika May tidak memiliki teman. "Kalo gue pikir-pikir, gue udah nggak benci sih sama lo berdua, justru, gue ngerasa makasih karena gue bisa sama Glitzy. Jadi temen curhat lo? Ya, nggak masalah. Toh, gue bukan laki-laki bego kalo lo emang ada niat mau balikan sama gue." Jax pun pergi.
May menatap kepergian Jax di mana hatinya terasa sakit dengan kalimat terakhir Jax. "Kamu nggak akan bisa lupain aku, Jax." gumam May lalu pergi dari rumah mertuanya.
Qotd: sebutan apa yang cocok untuk May?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.