Morgan sedang duduk dengan tangan kiri yang menahan tubuh Nigel dengan Nigel yang duduk di paha bagian kiri juga, tangan kanan Morgan sedang menggendong Abel yang berada dalam bedongan ditambah kedua mata yang terbuka.
Morgan menatap Nigel. "Ini adek, Adek Abel." kata Morgan pada Nigel.
"Dedek?" beo Nigel.
"Iya, Dedek. Cium dong adeknya." ujar Gwen yang sedang memindahkan popok Abel yang belum sempat dipakai saat di rumah sakit ke lemari. Glitzy dan Abel sudah pulang ke rumah.
Nigel membungkukkan tubuh dan mulai mencium Abel, setelah mencium Abel, Nigel menatap Morgan yang tertawa.
"Nigel!" seru para orang dewasa yang langsung mendekat pada Morgan karena Nigel tiba-tiba saja memeluk Abel dengan erat.
"Dedek!" Nigel menangis, mengulurkan kedua tangan untuk meminta Abel kembali karena Gwen mengambil Abel.
"Adeknya belum bisa dipeluk kenceng-kenceng, Nak. Kalo mau adeknya dibalikin, jangan dipeluk, janji?" tanya Gwen.
Nigel langsung mengangguk dan mulai tersenyum lebar saat Gwen berlutut dan memberikan bayi itu pada Nigel dengan Morgan yang siap siaga tentunya. Tangan Morgan dan Nigel sama-sama menyentuh tubuh Abel karena tidak mungkin Nigel bisa menahan bobot tubuh Abel.
"Kamu tuh bener-bener Daddy Abel tau nggak." kata Glitzy melihat Jax bisa memandikan anak mereka.
Jax terkekeh sambil menutupi tubuh Abel dengan selimut lalu membawa bayi itu ke kamar untuk memakaikan bajunya.
"Kamu sama Jay waktu bayi apa nggak suka nangis? Abel jarang banget nangis, Nigel juga." tanya Glitzy.
"Waktu bayi? Aku nggak bisa inget apa-apa kalo kamu mau nanya soal gimana aku waktu bayi." balas Jax yang sedang mengusap-usap dengan lembut rambut Abel.
"Iya, sih. Yang paling bener aku nanya sama Mami emang. Popoknya belum, Sayang." kata Glitzy saat melihat Jax ingin memakaikan Abel celana.
"Oh, iya." Jax langsung mengambil popok.
Glitzy berdiri di samping Jax, memperhatikan dan mengawasi Jax yang baru kali ini mengurus Abel dimulai dari memandikan sampai memakaikan baju.
"Aku denger katanya kita bakal ke Voxeoston untuk kenalin Abel ke rakyat yang ada di sana." kata Glitzy.
"Iya, kita emang harus ke sana, wajib."
"Tapi, Nigel nggak dibawa ke sana waktu baru lahir." kata Glitzy lagi.
"Karena Abel calon penerus, Abel wajib dibawa ke Voxeoston, bikin perayaan khusus untuk kenalin Abel ke rakyat Voxeoston."
Glitzy menatap Abel. "Walaupun gelar raja sama ratu sebatas simbol, aku khawatir kalo Abel nggak sanggup. Ya, walaupun sebatas simbol, tetep aja gelarnya terlalu besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.