The Regrets-25

2.7K 511 235
                                    

Minimal vote 370, minimal komen 200 (17:30-19:00) ➡️ UP!

Mereka semua menoleh saat pintu dibuka dari luar dan mata mereka langsung tertuju pada seorang bayi yang dibawa masuk dengan menggunakan box bayi dari pihak rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka semua menoleh saat pintu dibuka dari luar dan mata mereka langsung tertuju pada seorang bayi yang dibawa masuk dengan menggunakan box bayi dari pihak rumah sakit.

"Ya ampun." Gwen menutup mulutnya dengan air mata yang langsung mengalir. Gwen dan yang lainnya langsung mendekati bayi itu, menyambutnya dengan penuh suka cita.

"Bayinya laki-laki, panjang lima puluh koma tujuh sentimeter, berat badan tiga kilogram, dan lingkar kepala tiga puluh tujuh sentimeter." kata sang suster.

"Untung mirip Jay mukanya." ucap Driz sambil membuka aplikasi kamera.

"Lucu banget, jadi nggak sabar kita punya anak nanti." Glitzy menggoyangkan lengan Jax dengan raut antusias. Pihak keluarga mereka sudah tahu jika Glitzy sedang hamil.

Jax tersenyum lalu menatap Jay yang masih duduk, tidak kunjung mendekat. "Jay." panggil Jax dan Jay menoleh. "Anak lo." Jax menunjuk bayi yang sedang terlelap itu dan ucapan Jax membuat mereka semua menoleh pada Jay.

"Jay." Morgan ikut memanggil Jay.

Jay mulai beranjak dan menyentuh sejenak hidungnya sambil menatap sang bayi. "Sorry, but, can you guys get out? Please?" Jay menatap sejenak keluarganya dengan mata yang merah.

Mereka saling tatap lalu mengangguk dengan kompak dan keluar dari kamar VVIP itu, begitu juga dengan sang suster.

Jay menatap bayinya yang tampak tertidur dengan pulas lalu beralih menatap pintu yang sudah tertutup dengan rapat. Jay mendekat dan membawa bayi itu ke gendongannya lalu Jay kembali duduk, duduk di ranjang rumah sakit dengan tubuh yang mengarah pada jendela.

"I'm sorry that you have a father like me, but, believe me, I'll try my best to raise you to be a good son." kata Jay sambil menyembunyikan tangan bayinya yang keluar ke balik kain.

Jay tertegun melihat kedua mata bayi itu terbuka dan langsung menatapnya dan itu membuat mata Jay langsung berkaca-kaca. "I'll try my best, okay?" Jay menyentuh sejenak hidung mancung anaknya.

Jay tertawa melihat bayi itu terus menatapnya. "Daddy penasaran apa yang kamu pikirin makanya terus liatin Daddy, Daddy harap kamu ngerasa beruntung."

Jay mengeluarkan ponselnya yang berdering dari saku celana dan Irene lah yang menghubunginya, Jay tolak panggilan telepon Irene dan menggantinya dengan video call.

"Ya ampun, Jayden. Aku langsung khawatir kamu lagi kenapa karena kamu nggak mau angkat telfon dari aku, ternyata kamu mau video call?"

Jay mengangguk. "Sekalian mau pamerin ini." Jay menurunkan ponselnya untuk memperlihatkan anaknya.

"Oh my God! Lucu banget, gemes! So happy for you, Jay!"

Jay tertawa sambil mengangguk, "thanks."

The Regrets [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang