Morgan beserta keluarganya pergi ke Voxeoston dalam rangka merayakan ulang tahun negara itu, kemarin mereka sampai dan sekitar jam 10 pagi, mereka keluar dari istana dan pergi ke suatu tempat untuk melihat karnaval.
Morgan dan keluarganya duduk di sebuah kursi dengan letak kursi persis seperti tribun penonton, khusus anggota keluarga kerajaan duduk di bagian paling depan sedangkan staf kerajaan duduk di belakang mereka. Para rakyat pun juga berada di sana, duduk di tribun penonton yang letaknya berada di seberang keluarga istana.
"Wow! It's gonna be so sick!" kata Nigel sambil menoleh dari kanan ke kiri melihat orang-orang yang hadir memenuhi kursi tribun. Nigel menoleh pada Abel yang duduk di sebelahnya. "Abel, pasti nanti ada hantu sama badut yang suka culik anak kecil."
"Nggak ada! Kalo ada hantu sama badut, Abel nggak belani liat." balas Abel.
"Nigel bakal suluh hantu sama badutnya culik Abel!" Nigel tertawa puas sambil menyandarkan punggungnya.
"Enggak, nggak akan ada hantu sama badut. Jangan dengerin apa kata Abang Nigel." kata Irene menenangkan karena Abel tampak ingin menangis. Irene menatap Nigel, "Nigel minta maaf sama Abel karena udah bikin Abel takut, ayo."
"Nigel cuma belcanda, Mami." kata Nigel.
"Minta maaf, Abel langsung ketakutan loh tadi." Irene menunjuk Abel.
Nigel menghela napas lalu mengulurkan tangan. "Nigel minta maaf, Abel."
Abel mengangguk sambil membalas uluran tangan Nigel, anak itu tertawa karena tiba-tiba saja Nigel memeluknya dengan erat dan Abel pun membalasnya.
Glitzy menoleh pada Abel yang duduk di sebelahnya lalu mendekat. "Abel nggak harus tegak gitu posisi duduknya, santai aja." ujar Glitzy sambil menyentuh punggung Abel.
"Tapi, lagi ada di Voxeoston, Mami." kata Abel.
"Iya, Mami tau. Tapi, kita ke sini untung seneng-seneng, santai aja, Abel nggak perlu duduk posisi tegak badannya, santai aja." Secara perlahan, Glitzy mendorong tubuh Abel untuk bersandar pada sandaran kursi dan Abel pun tidak menolak.
Glitzy tertawa melihat Abel seolah berubah menjadi lumpuh begitu bersandar dan Glitzy memberikan tangannya untuk membantu Abel yang tampak tidak nyaman duduk bersandar.
"Abel nggak bisa." Abel menggeleng dan anak itu pun memilih untuk duduk dengan punggung yang jauh dari sandaran kursi.
"Ya udah, gimana nyamannya Abel aja." Glitzy pun menyerah.
Abel duduk dengan kedua kaki yang dirapatkan serta kedua tangannya yang berada di atas paha, Abel menoleh pada Nigel yang begitu petakilan, Abel masih terus menatap Nigel yang kini bersandar, menyandarkan kepala dengan posisi tubuh yang seolah sedang berbaring di kursi.
"Abang, yang benel duduknya." ujar Abel seraya menepuk-nepuk pelan dengkul Nigel.
"Oke." Nigel pun langsung merubah posisi duduknya menjadi seperti Abel tetapi hanya selama 5 detik. Mata Nigel sedang tertuju pada beberapa kamera yang mengarah pada mereka dan Nigel menjulurkan lidah untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.