"Mami bener-bener nggak habis pikir sama Jay, makin bertambah umurnya, makin berulah." kata Gwen sambil menatap Jax.
"Mungkin yang buat Jay makin kesel karena lagi ada masalah sama May?" tanya Jax. "Glitz kasih tau Jax tadi siang." kata Jax saat Gwen menatap matanya.
"Emang ada masalah apa mereka? Beneran ada masalah?" tanya Morgan.
Gwen menatap lama Jax lalu mengangguk untuk Morgan, ingin sekali Gwen ceritakan tetapi Gwen tidak ingin Jax marah yang mengakibatkan terjadinya keributan lagi.
"Masalah apa?" tanya Jax dan Morgan secara bersamaan.
"Ya, biasalah, masalah rumah tangga." ujar Gwen.
"Oh, iya. Glitzy di mana, Mi?" tanya Jax setelah menyadari Glitzy tidak kunjung kembali ke klinik.
"Glitzy? Tadi katanya ke toilet." jawab Gwen. "Biar Mami telfon deh." Gwen mengeluarkan ponselnya dari tas.
"Di klinik ini ada toilet padahal." kata Morgan sambil membantu Jax turun dari brankar selagi Gwen menghubungi Glitzy.
"Nggak diangkat." kata Gwen dan kembali menghubungi Glitzy. "HP-nya juga nggak aktif." Gwen pun mengirim sebuah pesan pada Glitzy untuk memastikan apakah ponsel Glitzy benar-benar aktif atau tidak.
"Jay di mana?" tanya Jax menatap lurus kedua orang tuanya.
Gwen yang sedang menatap layar ponselnya beralih menatap Jax lalu menatap Morgan yang langsung menghela napas panjang.
"We're safe, no one can find us." Jay tersenyum pada Glitzy dengan mata Glitzy yang sembab serta tangan dan kaki yang terasa sakit karena diikat oleh Jay.
Jay berhasil membawa Glitzy kabur lewat lift para petinggi perusahaan, pergi ke basement dengan mudahnya karena para pekerja kantor sudah pulang. Di dalam gedung tidak ada penjaga dan mereka hanya berjaga di luar gedung.
"Berengsek!" kata Glitzy yang langsung membuat Jay menoleh.
"Gue? Dari dulu." Jay mengambil kain putih yang menutupi meja lalu ia robek menjadi seperti tali. "Ssstt, oke? Kalo lo nggak bisa diem, gue terpaksa tutup mulut lo." Jay sedikit mengangkat kain yang siap menjadi penutup mulut Glitzy.
Glitzy kembali menangis sambil mengingat Jax dan berharap Jax dapat menemukannya. Jay telah membawa Glitzy ke tengah hutan dan mereka sedang berada di rumah tua yang tampak usang tetapi masih terlihat kokoh.
"Gue nggak pernah sebenci ini ke Jax. Yang bikin gue benci banget ke dia karena kalo gue inget-inget, mereka semua berpihak ke Jax, semuanya Jax. Gue selalu dibanding-bandingin sama Jax." Jay tertawa kecil seraya menggelengkan kepala.
"Jax lebih baik, Jax lebih pinter, Jax lebih penurut, Jax segala-galanya. Kalo lo jadi gue, lo pasti muak, Glitz. Apalagi, lo malah jadi istri Jax. Ya, he's so f*cking lucky. I hate him." Jay kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.