Jax mengambil seragam sekolah Abel dari lemari lalu duduk di sofa dengan dirinya sudah memakai pakaian kerja, Jax menoleh pada Glitzy yang masih terlelap lalu menatap Abel yang sedang memasukkan buku ke dalam tas.
"Ayo, sini." ujar Jax melihat Abel diam saja setelah memasukkan buku ke dalam tas.
"Daddy yang pakein Abel selagam?"
"Iya dong. Mami lagi sakit, kecapekan."
"Kenapa Mami bisa capek? Abel sedih Mami sakit." kata anak itu sambil menatap Glitzy yang berbaring meringkuk di tempat tidur.
"Mami nggak papa kok, bentar lagi sembuh. Mami lagi sibuk kerjain tugas, nama tugasnya skripsi. Ntar kalo Abel udah gede, Abel bakal ngerti." balas Jax yang mulai memakaikan Abel baju.
"Daddy mau kelja? Kenapa Daddy kelja?"
"Biar kita punya uang, kalo mau punya uang harus kerja, harus ada usaha." jawab Jax.
"Tapi, Opa nggak kelja."
"Opa itu raja, dikasih uang sama pemerintah, sama orang-orang yang ada di Voxeoston."
"Kalo Daddy jadi laja, Daddy nggak kelja lagi, ya?" tanya Abel untuk yang kesekian kalinya.
"Daddy bakal tetep kerja, sih, untuk cari kesibukan. Daddy nggak bisa kalo nggak kerja, tapi, kalo Daddy udah tua, Daddy bakal di rumah terus." jawab Jax.
Abel tampak sedih, "Daddy nggak boleh tua."
Jax tertawa. "Semua orang pasti bakal jadi tua, Nak."
"Oke, nggak papa jadi tua, tapi, Abel bakal jaga telus lawat Daddy sama Mami bial umulnya banyak!" Abel melebarkan kedua tangannya.
Jax kembali tertawa. "Daddy sama Mami panjang umur maksudnya? Amin."
"Oh, iya. Daddy, kalo Abel jadi latu, Abel dikasih uang sama olang-olang?"
Jax mengangguk. "Iya, bener."
"Abel halus jadi latu yang baik kalena udah dikasih uang."
Jax mencium pipi Abel. "Iya, harus. Daddy nggak sabar banget liat Abel pake mahkota nanti, pasti bakal makin cantik, kayak Mami."
Abel tersipu malu. "Daddy juga handsome."
"Oh, iya. Pantes Abel bisa cantik banget, Daddynya aja handsome." balas Jax. Abel tertawa sambil mengangguk lalu memeluk sang ayah.
"Woi, jauh-jauh dali Abel!" Nigel menendang tas anak laki-laki yang sedang memegang tangan Abel.
"Abang! Nggak boleh tendang kayak gitu." Abel menegur Nigel.
"Lebay banget kamu!" balas anak laki-laki pada Nigel yang sempat mendapat tenadangan dari Nigel.
"Eh, bukan lebay! Abel ini polos, masih kecil, cantik, sedangkan lo jelek! Nggak pantes sama Abel, sana." Nigel mendorong anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.