Minimal vote 390, minimal komen 200 (17:30-19:00) ➡️ UP!
Jay menatap Irene yang sedang meletakkan Nigel dengan hati-hati di box bayi, membenarkan sarung tangan yang hampir terlepas dan menarik selimut untuk Nigel walaupun tubuh mungil bayi itu dililit oleh kain.
Irene duduk di sebelah Jay. "Istri kamu..."
"She will be my ex-wife. Gue ngerasa kurang nyaman kalo lo masih aja sebut dia istri gue."
"I know she will be your ex-wife but you guys are not divorced yet. Oke, aku bakal sebut namanya aja, May?"
Jay mengangguk.
"Aku bisa ngerasain kalo May itu juga stres, dia marah, iri, dendam. Tapi, rasa marah sama rasa dendam dia yang paling besar. Dia juga keliatan benci banget sama kamu."
"That's why we're going to divorce." kata Jay sambil menatap ke arah Nigel. "Iri? Kenapa dia iri?" Jay beralih menatap Irene.
"Mungkin kalo aku tanya langsung ke dia, aku bakal tau, sih." Irene mengangguk kecil sambil menatap Jay. "Aku bukan cenayang."
Jay tertawa kecil. "By the way, thanks for the dinner."
Irene menatap kotak makan miliknya yang tampak bersih. "Kenapa bisa bersih banget? Kamu makan pake sendok, 'kan?" Irene membawa kotak makannya mendekat.
"Iya lah, gue cuci, kurang bersih?"
"Oh, kamu cuci? Ngapain kamu cuci? Nggak usah, aku juga pengen tau seberapa banyak kamu makan masakan aku."
"Masakan lo enak, tadi bener-bener nggak ada sisa."
"Oke deh. Aku usahain bakal anter makanan untuk kamu, kalo kamu lagi pengen makan lauk yang kayak gimana, bilang aja, aku pasti bisa bikinin."
Jay menatap lama Irene. "Kenapa lo perhatian ke gue? Karena lo kasihan, ya?"
"Untuk apa aku kasihan ke kamu? Orang tua kamu lengkap, kamu punya keluarga, kamu dari orang yang bener-bener mampu. Soal hubungan rumah tangga kamu? Jujur, aku ngerasa kasihan di bagian itu, tapi, alasan aku mau bawain kamu makanan karena udah aku bilang, 'kan? Aku suka bagiin hasil masakan aku ke orang lain."
"Siapa-siapa aja?" tanya Jay.
Irene tampak langsung terdiam. "Sebenernya bagiin ke orang lain nggak sesering ke kamu, sih. Aku juga bingung kenapa rajin banget bawain makanan untuk kamu." Irene tertawa dan Jay tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Dla nastolatkówDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.