The Regrets-21

2.1K 470 208
                                    

Glitzy mendekatkan mangkuk berukuran kecil pada Jax dan Jax ambil kertas yang sudah dilipat dan ia berikan pada Glitzy, Jax memberikannya sambil menuntaskan pekerjaan yang sempat tertunda di kantor.

Glitzy sedikit membuka mulut lalu tersenyum, menatap Jax yang sedang mengetik di laptop. "Istri atau pekerjaan?"

Jax langsung berhenti mengetik dan melirik Glitzy. "Istri dong."

"Jawab istrinya tetep sambil kerja, ya." kata Glitzy saat Jax kembali mengetik.

"Serius, istri. Aku ada deadline, Sayang." balas Jax seraya menunjuk sejenak layar laptopnya.

"Kenapa kamu pilih istri?" tanya Glitzy yang duduk di sebelah Jax.

"Aku pengen punya anak dan dari siapa aku bisa punya anak? Istri. Aku pasti bertambah tua dan aku pengen ada seseorang yang nemenin aku, siapa? Istri." jawab Jax sepenuhnya menatap Glitzy lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

Glitzy tersenyum lalu memeluk lengan Jax dan menyandarkan kepalanya di lengan laki-laki itu. "Kita bakal punya anak yang banyak, kita bakal menua sama-sama. Nggak papa deh aku hamilnya lama, siapa tau kalo aku udah hamil nanti langsung kembar lima."

Jax tertawa, "kembar lima?"

"Iya. Ya ampun, bakal sebesar apa perut aku kalo aku hamil kembar lima. Kita urus lima bayi sekaligus, dan bayangin kalo mereka semua nangis tengah malem. Kalo aku beneran hamil kembar lima, kita pindah ke hutan aja deh, Sayang."

"Kayaknya ntar mereka bakal makin nangis, deh." kata Jax.

Glitzy mengerutkan dahi lalu membulatkan mata. "Oh, iya. Banyak hantu, ya, Sayang?"

"Banyak nyamuk." Jax terkekeh saat Glitzy memukul lengannya.

" Jax terkekeh saat Glitzy memukul lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, ada Kak Irene." kata Glitzy yang baru saja tiba di dapur untuk minum.

"Hai, mau pergi ke mana?" tanya Irene melihat Glitzy yang tampak rapi.

"Malem mingguan sama suami." Glitzy tersenyum.

Irene ikut tersenyum, "happy satnite then."

"Thank you! Glitz pergi dulu, Mi." Glitzy mencium pipi Gwen di mana Gwen juga baru datang dan pergi dari dapur.

Gwen tampak bingung sambil menatap kepergian Glitzy. "Glitzy mau ke mana?" tanya Gwen pada Irene sambil menunjuk ke arah pintu.

"Malem mingguan, Onti."

"Oh, iya. Ini malem minggu, ya. Akibat udah lama nggak malem mingguan jadi lupa sama malem minggu."

Irene tertawa lalu menatap Jay yang juga datang ke dapur lalu kembali menatap Gwen. "Emang kapan terakhir onti sama om malem mingguan?"

"Kapan, ya. Lupa deh, lagian bingung juga kalo keluar itu mau ngapain. Makan? Lebih enak makan di rumah, belanja? Onti nggak hobi belanja. Nonton bioskop? Di rumah ada bioskop. Irene kapan terakhir kali malem mingguan?" tanya Gwen.

The Regrets [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang