Mendengar dari pengawal istana jika Nigel menangis, Gwen pergi ke kamar milik Jay dan membawa Nigel keluar dari kamar itu karena Jay tampak masih terlelap. Gwen keluar dari kamar Jay sambil membawa botol susu, ASI tentunya.
"Jay masih tidur ternyata makanya nangis mulu." kata Gwen saat memasuki kamar miliknya dan Morgan.
"Udah waktunya Jay punya istri." ucap Morgan sambil menarik selimut sampai ke bahunya.
"Aku juga pernah kok nggak kebangun waktu denger Jay sama Jax nangis pas masih bayi, itu karena aku kecapekan banget. Jay pasti kayak gitu juga, walaupun ada Irene, nggak dua puluh empat jam Irene bantu Jay. Jay lagi kecapekan banget pasti." Gwen membaringkan Nigel di tempat tidur dan perempuan itu duduk di depan kaki Nigel dan mulai memberikan susu. "Ya ampun, haus banget ternyata." kata Gwen saat melihat pergerakan mulut Nigel yang cepat begitu bagian ujung botol dot masuk ke mulut Nigel.
"'Kan, udah aku bilang kalo Jay butuh istri lagi, Nigel butuh Mami." Morgan membawa Nigel mendekat kepadanya.
Gwen mengerutkan dahi, "istri mulu deh. Kamu jangan-jangan yang pengen punya istri lagi."
Morgan membulatkan mata. "Enggak lah, kamu udah cukup." Morgan menatap Nigel yang sudah tenang. "Oma cemburu kayaknya."
"Kenapa kamu ketawa?" tanya Gwen melihat Morgan malah tertawa.
"Aku nggak nyangka aja kamu udah jadi oma-oma." Morgan terkekeh.
"Kamu juga udah jadi opa-opa, Opa Morgan."
"Kita udah tua ternyata." ucap Morgan seraya mengusap-usap kepala Nigel.
"Kita? Kamu aja kali. Banyak yang ngira aku masih ABG tau." balas Gwen sambil beranjak dari tempat tidur.
"Udah jadi oma-oma malah makin narsis, ya, Gel." Morgan mencium Nigel sambil melirik Gwen.
Jax menggenggam erat kedua tangan Glitzy di mana Glitzy tampak gelisah karena acara gender reveal akan dimulai sebentar lagi. "Tenang, jangan panik."
Glitzy menghela napas panjang, "aku nggak bisa."
"Oke, kita batalin acaranya." kata Jax yang membuat Glitzy semakin panik lagi.
"Ih! Kok gitu?" tanya Glitzy.
"Makanya kamu tenang, jangan panik, mau anak cewek atau cowok, sama aja. Tenang, oke?"
Glitzy kembali menghela napas lalu mengangguk dan masuk ke dalam pelukan Jax, matanya sedang tertuju pada jendela yang bisa ia lihat di luar istana sangat ramai sampai jalanan ditutup untuk para pengendara. Bahkan, saluran televisi yang ada di Voxeoston seluruhnya sedang menampilkan acara gender reveal oleh calon pemimpin mereka. Pengumuman tentang Jax yang akan menjadi pemimpin nantinya sudah dilakukan dan disambut baik oleh rakyat yang ada di sana.
"Ayo, kita keluar." ujar Morgan yang berjalan lebih dulu bersama Gwen.
Jax menggenggam tangan Glitzy lalu ikut keluar setelah Morgan dan Gwen dengan para rakyat yang langsung melambaikan tangan untuk menyapa para anggota keluarga bangsawan yang sudah mulai memenuhi balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets [COMPLETED]
Teen FictionDi saat Jax dan Glitzy diselimuti kebahagiaan setelah resmi menjadi sepasang suami istri, di saat itulah Jay dan May merasakan penyesalan dan dipenuhi kekacauan.