🌿2➷

48 5 1
                                    


"Guys katanya ada murid baru,"

"Darimana lu tahu?" tanya Dafikah mendekati Saskia.

"Ini dari grup gosip sekolah," tunjuknya.

"Gue penasaran deh. Ganteng gak yah?"

"Eleh, Ardan aja lu bilang ganteng!" sambung Saskia menoleh ke Dafikah.

"Kapan gue bilang gitu?" sanggah Dafikah.

"Kok lu manggil Ardan black? Lumayan ganteng loh si Ardan," ucap Saskia meniru perkataan Dafikah kepadanya tempo hari.

"Tapi kan emang lumayan ganteng, gak ada black nya sama sekali kok," balas Dafikah tidak mau kalah.

"Suka lu sama dia?"

"Kagak!"

"Jangan ribut dah. Gue ngantuk mau tidur." Kata Alea lalu menelungkupkan kepala nya diatas meja.

"Yaelah, lu tidur mulu. Begadang lu tadi malam? Baca wattpad lagi?" tanya Dafikah malas melihat Alea yang kerjanya selalu tidur.

"Biasalah," sambung Areta dan juga ikutan tidur.

Sekarang jam istirahat pertama dan sudah tidak ada lagi makhluk hidup di kelas kecuali Saskia, Dafikah, Areta dan Alea.


Teng teng teng

Brak bruk tuing sreekk

Alea mengerjapkan matanya pelan. Ia yakin sekali suara berisik ini pertanda jam istirahat sudah berakhir. Tapi Alea tetap melanjutkan tidurnya.

"Vinzo! Balikin kaos kaki gue!" teriak Wiwi ketika Vinzo mengambil kaos kaki yang baru saja dibelinya tadi.

"Beli aja yang lain sono. Lagian lu kenapa beli yang motifnya jelek gini dah,"

"Masalahnya sama lu apa pak ketua?" tanya Wiwi malas kepada Vinzo.

"Oh yaudah biar gue lempar aja ke bawah," tepat saat Vinzo ingin keluar kelas, Pak Tongtong sudah berdiri di depan pintu kelas.

"Mau kemana kamu?"

"Mau buang sampah pak," jawab Vinzo dan melempar kaos kaki itu ke bawah. Kelas 11 IPA 1 berada di lantai 4. Wiwi mendesah pasrah lagipun untuk melawan juga percuma.

"Baik semuanya duduk di bangku kalian masing-masing. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Sini kamu, perkenalkan diri kamu,"

"Baik pak,"

"Wah tampan dan tinggi," ucap Saskia tanpa sadar.

"Nama saya Zio, pindahan dari Padang." sesingkat itu membuat calon teman kelasnya heran. Adakah perkenalan diri seperti itu?

"Sudah, kamu duduk disamping Ardan ya. Ardan angkat tangan kamu!"

Ardan mengangkat tangannya. Zio pun berjalan menuju bangku di sebelah Ardan.

"Saya adalah wali kelas ini Zio. Mata pelajaran saya sejarah. Kamu bisa tanyakan pelajaran sebelumnya kepada teman kamu,"

"Baik pak,"
...

"Akhirnya selesai juga," keluh Ifon menelungkupkan kepala nya setelah Pak Tongtong keluar dari kelas.

"Paling gak suka gue kalau belajar sejarah," keluh Vinzo.

"Semua mata pelajaran gak ada yang lu suka," sambung Ardan dari belakang.

"Buset! Tuh guru gak ngeh apa daritadi kalau Alea sama Areta tidur?" tanya Ifon menunjuk Alea dan Areta di sebelah kanan Vinzo. Vinzo pun menoleh ke kanan.

"Resiko punya walas cuek," ucap Ardan menggelengkan kepala nya.

"Oiya mubar, gue Ardan." Ucap Ardan mengulurkan tangannya kepada Zio.

"Zio,"

"Mubar paan?" tanya Ifon menoleh ke belakang.

"Murid baru, gue Vinzo dan disebelah gue Ifon," ucap Vinzo ikut memperkenalkan dirinya dan Ifon.

"Gue Zio," balas Zio.

Sedang asik mengobrol Saskia datang dan menarik Vinzo dari kursinya.

"Apaan sih Kia?" namun Vinzo memilih pindah ke atas meja miliknya.

"Gue mau kenalan juga. Gue Saskia dan di sebelah gue Dafikah," Saskia mengulurkan sebelah tangannya.

"Zio," jawab Zio. Saskia dan Dafikah menaikkan sebelah alisnya. Singkat dan padat sekali perkenalan dengan Zio.

"Mending lu bangunin tuh teman lu yang tidurnya udah kayak kebo," ucap Wiwi yang baru masuk kelas sehabis dari kantin.

"Bukan urusan lu!" balas Saskia ketus.

"Dih dibilangin ngeyel,"

"Untuk lu sang SEKRETARIS YANG RAJIN, gak usah sok ngatain orang lain kebo. Kayak lu gak pernah tidur di kelas aja," ucap Areta datar.

Wiwi tidak membalasnya. Ia melahap makanan yang ia beli di kantin tadi.

"Kicep dah tuh. Makanya kalau lu ada dendam gara-gara masalah tadi, ngomong ke gue. Bukan lampiasin ke orang lain," Vinzo terkekeh melihat Wiwi yang lagi-lagi diam.

"Berisik lu Vinzo!" teriak Alea kesal.

"Lu juga! Ini bukan kamar lu! Terserah gue dong mau berisik atau nggak," jawab Vinzo tidak mau kalah.

Alea melempar kotak pensil Areta ke arah Vinzo namun meleset dan mengenai dahi Zio.

"Duh" ucap Dafikah meringis melihat dahi Zio yang terkena lemparan Alea.

"Eh sorry... Lu?" seketika kantuk Alea menghilang melihat cowok di sampung Ardan.

"Loh?" mata Zio melebar melihat Alea.

"Lah?" ucap Vinzo, Ardan, Ifon, Saskia dan Dafikah serentak. Areta menguap karena masih ngantuk dan sama sekali tidak peduli dengan cowok yang baru dilihatnya.

































Jangan lupa voment guys

*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚ * . : 。 ✿ *

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang