"Saskia!" teriak Bunga."Apa?"
"Kok suara siswa di kelas kita mirip toa semua?" keluh Dafikah karena mendengar teriakan Bunga.
"Bentar dada gue sesak lari-lari nyari lu berempat! Huh hah huh huh,"
"Ada apa emang?" tanya Saskia kembali.
"Itu bangku lo berempat di rusakin geng sebe-" ucapan Bunga terpotong karena Alea dkk langsung meninggalkan kantin dengan emosi.
"Lah," sambung bunga. Bunga merotasikan bola matanya jengah. Lama-lama ia muak juga melihat kelakuan geng XI Ipa 3.
"Berasa paling berkuasa ya," ucap Saskia masuk ke kelas lebih dulu.
"Loh gak kebalik? Kalau gak ada api gak bakal ada asap! Jadi berhenti gangguin kita kalau lu gak mau diganggu juga!" teriak Sofya ke arah Saskia.
"Gak ada waktu gangguin anak manja kek lu," balas Alea.
"Mana ada maling ngaku," sambung Zizi menatap sinis Alea.
"Eh kalau lu ada urusan sama geng dandelion, beresin di luar. Gak usah sampe ngerusakin bangku sekolah! Emang lu yang beli hah?!" hardik Vinzo yang baru datang.
Sebagai ketua kelas, Vinzo memang selalu menjaga perangkat kelas termasuk meja dan kursi. Jadi jangan heran kalau Vinzo marah jika melihat kursi yang sudah tidak terbentuk ulah Sofya dan teman-temannya.
"Diem ya Vin, nanti gue transfer uang ke rekening lu buat beli bangku baru. Sekarang gue mau balas kelakuan teman kesayangan lu ini," ucap Sofya kesal.
"Lu pikir gue butuh uang lu? Pokoknya nanti sebelum istirahat pertama usai, bangku mereka berempat udah ada lagi. Lu buang tuh yang lama ke tempat sampah. Cukup muak gue kedatangan sampah kek lu, jangan nambah beban gue lagi," ucap Vinzo panjang lebar. Ifon dan Ardan mengangguk membenarkan perkataan Vinzo. Sedangkan Saskia tidak bisa nenahan tawa nya lagi. Alea dan Rafika bahkan sudah tertawa kencang. Areta hanya tersenyum sinis.
Sofya tidak terima dikatakan sampah. "Zi, tunjukin ke mereka siapa sampah sebenarnya disini," ucap Sofya kepada Zizi.
"Nih gue ada video menarik buat kalian, terutama lu Saskia!" tunjuk Zizi ke arah Saskia.
Zizi meletakkan handphone miliknya di atas meja dengan foto yang membuat Saskia terdiam.
Krik krik
"Jadi?" tanya Dafikah heran setelah melihat foto di depannya.
"Lu perhatiin baik-baik fotonya. Itu teman kalian kan? Seleranya kok yang lebih muda? Adek kelas kan? Yang prince di kelas sepuluh," ucap Sofya melirik sinis Saskia. Saskia masih diam menatap foto itu.
"Kak dompet gue, tadi gue titipin ke lu. Mana? Gue mau ke kantin," ucap seseorang memasuki kelas XI Ipa 1.
"Pffttt," Saskia menutup mulutnya dengan sebelah tangan.
"Kenapa kak?" tanya Gia bingung. Jangan-jangan kakaknya kesurupan.
"Ini yang lu bilang? Hahaha," akhirnya tawa Saskia menggelegar tidak lupa tangannya yang ikut memukul bahu orang di depannya dengan geli.
"Dih malah kesurupan, dompet gue mana kak Kia!"
"Sabar udin! Tuh lu lihat foto di atas meja Dafikah." Suruh Saskia. Gia pun melihat foto yang ada di ponsel Zizi. Ia menatap ngeri foto itu.
"Siapa yang fotoin gue sama lu nih? Gak suka gue! Ntar fans gue pada kabur liat lu," ucap Gia pura-pura takut.
"Bangsat banget punya adek emang!" ucap Saskia menoyor kepala Gia. Gia cengengesan dan langsung mengambil dompetnya yang berada di tangan Saskia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Teen Fiction(Jangan lupa follow dulu) Kisah 4 sekawan yang katanya teman dekat. Hingga menjadi gang dengan nama Dandelion Girl. Tahu arti dari nama gang tersebut? Masa lalu mereka yang berbeda hingga perseteruan yang membuat pertemanan mereka hancur. Siapa...