🌿26*⁀➷

17 2 0
                                    


"Ini kita gak tersesat kan?" tanya Fely menatap gelapnya malam ditengah hutan.

"Kata kak Angkasa kan ada petunjuk jalan, ini kok gak ada? Liat deh," Indah menatap sekitarnya panik. Di sekeliling mereka cuma pohon dan juga tidak ada kelompok lain dibelakang mereka.

"Masa sih kita tersesat?" tanya Arda dengan wajah serius. Cowok itu tidak masalah kalau hanya ia yang tersesat, masalahnya ini ada empat cewek yang harus ia jaga.

"Le ini gimana?" tanya Fely menatap Alea yang masih diam. Alea mengeluarkan ponselnya dari dalam kaos kaki. Sebelum masuk ke hutan semua ponsel disita Angkasa.

"Lu gak ngumpulin hp lu?" tanya Ardan kaget. Alea menggeleng. Alea berdecak kesal karena tidak ada jaringan disini.

"Telfon kak Angkasa aja!"

"Gue gak punya nomornya dan lagian jaringan disini gak ada," Alea memasukkan ponselnya tadi kedalam saku.

"Yaudah kita jalan aja dulu, gue yakin hutan ini aman karena gak mungkin Angkasa biarin kita masuk kesini kalau ada hewan buasnya," Ardan jalan paling depan sedangkan Alea dibelakang.

Grep

"AAAAA!"

"BERISIK WOY!" Fely langsung mingkem mendengar teriakan seseorang.

"Ifon! Untung lu ada disini!" ucap Ardan senang, kalau ada Ifon berarti mereka tidak tersesat.

"Pacar, kamu kedinginan gak?" tanya Ardan lalu membuka jaket miliknya dan memakaikan jaket itu kepada Areta. Areta tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Gue daritadi disini gak lu tawarin jaket njir!" kata Alea menatap Ardan nyalang.

"Ya lu bukan pacar gue," balas Ardan dengan wajah songong.

"Dih najis!" ucap Saskia, Dafikah, Alea dan Areta.

"Iri bilang kambing! Sayang kok kamu ikutan mereka sih?" tanya Ardan merengek menggoyangkan lengan Areta.

"Sumpah nih ya, gue baru liat lu yang begini Black. Gue masih gak percaya kalau kalian pacaran," Saskia menggelengkan kepalanya.

Ardan berkacak pinggang ketika melihat Bunga yang ingin membuka mulutnya. "Kalau lu mau ngatain juga, gue dorong lu ke jurang!" ancam Ardan membuat Bunga terbelalak kaget.

"Kepedean lu dugong, gue mau tanya kita kapan jalannya? Gue udah ngantuk,"

Semuanya kembali melanjutkan jalan. Ifon jalan paling belakang sendirian dan Ardan berjalan paling depan dengan Areta. Dibelakang mereka ada Saskia, Dafikah dan Alea.

"Pii, lu udah baikan?" tanya Alea lembut. Dafikah mengangguk pelan.

"Ifon udah minta maaf?" Dafikah menggeleng. Jangankan meminta maaf, cowok itu saja tidak bicara dengan dirinya.

"Lu-"

"Banyak tanya!" sindir Saskia. Jangan lupa kalau Saskia dan Alea masih bertengkar. Alea diam tidak melanjutkan ucapannya. Dafikah merangkul pinggang kedua temannya itu.













"AKHIRNYA! GUE CAPEK BANGET NJIR PEN TIDUR!" teriak Vinzo membuat semua orang menutup telinganya rapat.

Bugh

"Babi!" umpat Vinzo melihat sepatu kotor melayang ke kepalanya.

"Calon masa depan lu kok dibilang babi sih?" tanya Ardan menahan tawa nya. Mendengar itu Vinzo refleks menutup mulut dan menghadap ke belakang. Disana ada Alea yang berdiri dengan sebelah kakinya tidak memakai sepatu.

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang