🌿32•*⁀➷

19 3 0
                                    


"Ayah!" Vilton segera menghampiri anak gadisnya yang teriak didepan pintu utama.

"Cosplay jadi tarzan lu?" Gia menatap kakak nya heran sambil ngemil poky rasa greentea.

"AYAH! MAMA! HIKS," Saskia tidak mengacuhkan Gia dan tetap teriak didepan pintu.

"Kenapa sayang?" tanya mama Saskia panik melihat sang putri yang menangis.

"Kena-" ucapan ayah Saskia terhenti melihat Zio yang berdiri disamping Saskia. Saskia memeluk ayahnya erat dengan tangis yang makin menjadi.

"Ini kenapa?" tanya Gia heran. Dia tidak kenal dengan lelaki jangkung yang ada didepannya ini.

"Lingga?" panggil mama Saskia lirih menatap Zio. Lingga itu nama abang Saskia yang asli.

"Mah! Bang Lingga udah gak ada. Mama kok manggil dia Lingga?" Gia menatap mama nya.

"Dia memang Lingga, abang kamu dek," Vilton menatap Zio.

Zio mengangguk lalu perlahan memeluk wanita cantik yang sudah melahirkannya itu. "Maaf ya ma, aku baru liatin mama sekarang," ucap Zio menyesal memegang kedua tangan mama nya.

"Iya iya sayang. Mama kangen banget sama kamu bang," sang mama memeluk erat putra nya yang selama ini dikabarkan meninggal.

"Bang?" Gia masih terdiam kaku. Dia terkejut, berjalan perlahan mendekati Zio yang tersenyum ke arahnya.

"Yaampun bang ini beneran lu?" tanya Gia masih tidak percaya. Zio mengangguk lalu mereka berpelukan ala lelaki.

"Selama ini kamu tinggal dimana bang?" tanya mama membuat pelukan Zio dan Gia terlepas.

"Aku diasuh sama sepasang suami istri yang baik ma. Aku tinggal di Padang. Aku sempat lupa ingatan makanya aku baru datang sekarang," semuanya mengangguk paham.

"Ada satu hal yang harus aku tegaskan ke Saskia," mendengar itu membuat pandangan mereka mengarah ke Saskia. Saskia menunduk.

"Kenapa?" tanya Vilton.

"Kia suka sama aku yah, dia bertengkar sama temannya karena Kia mikir aku suka sama temannya. Kia, mulai sekarang kamu harus lupakan perasaan kamu itu," Zio mengatakan semuanya agar Saskia tidak berlarut-larut dalam kesedihan cintanya yang tak terbalas.

"Jadi lu suka sama bang Lingga?" tanya Gia dengan bola matanya yang membesar.

"Zio. Nama gue sekarang Zio,"

"Maaf bang, gue gak tahu hehe,"

"Beri Kia waktu bang. Semuanya tidak bisa dilakukan secara instan. Ayah bisa lihat kalau Kia keliatannya serius dengan perasaannya." Vilton memegang bahu sempit Saskia membuat Saskia melihat mata ayahnya yang tenang.

"Jangan musuhi teman kamu lagi ya. Ini hanya salah paham. Kamu boleh suka sama abang kamu tapi bukan cinta. Ayah yakin kamu pasti bisa hm," Saskia mengangguk kaku. Dia sendiri sedang berusaha mengalihkan perasaannya ke orang lain tapi gak bisa. Mungkin butuh waktu lebih lama lagi.

"Gini aja, biar kita bisa silaturahmi sekalian. Ayah bakal undang orang tua dan temannya Kia. Kebetulan papi Davikah dan papi Alea sahabat ayah. Terus papa nya Areta rekan kerja ayah. Gimana?"

Zio, Saskia, dan Gia mengangguk setuju. Sang mama tersenyum senang.

"Bagus deh kalau semuanya setuju. Mama juga udah lama banget gak ketemu sama mama nya Areta dan yang lain."

"Kapan yah?"

"Mungkin minggu ini bisa,"

...

"Pii lu jangan sedih lagi, kak Gin juga udah tenang disana. Jangan salahin diri lu ya," ucap Areta menatap Dafikah yang masih diam.

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang