Sama seperti Dafikah dan Feira, ternyata Areta kenal dengan Lina sejak mereka kecil. Iya sejak mereka masih kecil cuma bedanya mereka bukan tetanggaan melainkan sepupu jauh.Lina dengan tubuhnya yang langsing dan putih membuat siapapun akan memujinya. Termasuk keluarga Areta. Jordan selalu memuji sepupu jauhnya itu dengan kata cantik. Niel juga sangat akrab dengan Lina. Areta yang tahu sifat Lina yang asli enggan berbicara dengan Lina. Hal itu membuat Jordan dan Niel kurang suka dengan sikap Areta yang terkesan arogan.
..."Margaretha Stefani Hadrian"
Anak kedua dari tiga bersaudara. Memiliki orang tua yang sangat tampan dan cantik namun memiliki kekurangan yaitu tidak peka terhadap anak-anaknya.
Areta riang saat melihat temannya yang diberikan mainan berwarna pink oleh ayahnya. Dengan semangat Areta kecil berlari masuk ke rumah untuk minta mainan juga kepada papa nya.
"Papa sibuk,"
"Mama lagi kerja, kamu gak liat?"
"Jangan minta apapun ke gue. Lu pikir uang jajan gue buat beli mainan lu?"
"Apasih kak, ribut banget. Gak jelas! Mending ke kamar aja deh!"
Semua yang ada di rumahnya menolak permintaan gadis kecil itu. Areta menahan airmatanya lalu masuk kedalam kamar. Tak lama kemudian kamar itu terbuka dan terlihat Nathaniel.
"Cengeng! Gue lebih suka punya kakak spek kak Lina. Udah cantik, riang trus gak cengeng!" Nathaniel pergi dan tak lupa menutup kembali pintu kamar Areta.
"Semuanya bilang gue cengeng, merepotkan, menyedihkan. Kalau gue pergi apa mereka senang?" Areta menatap gunting diatas meja belajarnya dengan tatapan kosong.
Perlahan ia mendekati gunting itu lalu menggunting kecil pergelangan tangannya.
"Gak sakit," ucap Areta pelan dan menikmati aktifitas nya itu.
"ARETA! KALAU DIPANGGIL ITU DIJAWAB!" teriak sang papa yang emosi setelah membuka pintu kamar Areta dengan keras.
Raut wajah emosi itu tergantikan dengan raut wajah cemas melihat Areta kecil bersimbah darah dan sudah tidak sadarkan diri.
"ARETA!" teriak Rifwan cemas menggoyangkan tubuh kecil Areta. Tanpa membuang waktu, dia menggendong Areta agar bisa dibawa ke rumah sakit.
"Yaampun Reta kenapa pa?" tanya Hilli, ibu Areta.
"Pingsan." Rifwan menjawab pertanyaan sang istri dengan wajah datar.
"Kamu sibuk terus sehingga tidak memperhatikan anak!" tuduh Rifwan menunjuk Hilli. Kini mereka semua berada diruang tunggu.
"Aku? Kamu juga sibuk! Harusnya kamu sadar diri dong!" ucap hilli tidak terima di fitnah begitu saja.
"Aku kerja buat kalian! Kau pikir buat apa hah!" teriak Rifwan marah.
Jordan memeluk mama nya agar sang mama tenang dan tidak membalas perkataan papa nya.
"Dia aja yang lemah ck. Gara-gara dia kalian berdua bertengkar. Merepotkan," Nathaniel menatap ruang dimana Areta yang sedang ditangani dokter.
"Dia kakakmu Nathaniel. Jaga ucapanmu!"
"Aku muak! Setiap hari melihatnya menangis karena keinginannya yang tidak terwujud! Aku muak melihatnya yang selalu sedih ketika pulang sekolah! Kalian dengan enak mengatai aku seperti ini padahal kalian yang antagonis disini. Orang tua apa yang acuh terhadap anaknya?" Nathaniel memang paling kecil tapi pemikirannya melewati usianya yang masih belia. Itu semua karena dia selalu melihat kakak perempuan nya yang menangis. Hal itu membuat Nathaniel berpikir kenapa bisa dia hidup di keluarga berkecukupan uang namun tidak dengan hati.
"Jaga ucapanmu bocah!" sentak Jordan.
Nathaniel menarik rambutnya sendiri dengan kesal. Lihatkan? Disaat dia sudah menjelaskan semua tidak ada yang bisa paham dengan ucapannya. Nathaniel bukan orang yang mau menjelaskan berulang kali. Jika sekali ia bicara tidak didengarkan maka tidak ada waktu untuk kedua kalinya menjelaskan kepada mereka.
"Aku capek. Drama keluarga ini terlalu murahan. Sang ayah yang sibuk mencari nafkah. Istri yang bekerja keras. Anak pertama yang dituntut sempurna demi meneruskan perusahaan keluarga. Cih, percuma itu semua kalian lakukan kalau kalian gak punya ini!" tunjuk Nathaniel ke dada sebelah kirinya.
"Uang yang banyak tanpa nurani sama aja dengan nol," sambung Nathaniel membuat ketiga nya terdiam. Hilli sudah menangis sedih, sekarang dia paham kenapa anak bungsunya ini sangat bijak. Hilli juga sadar dengan kesalahannya yang sangat terobsesi dengan pekerjaannya sendiri.
"Omong kosong," Rifwan duduk kembali dan menunduk sambil berdoa atas keselamatan putri tunggalnya.
"Aku tidak mau disini! Aku mau ke tempat nenek. Aku akan kembali jika kalian sudah sadar dengan kesalahan kalian masing-masing. Oh iya satu lagi, Lina itu bukan anak kalian. Jangan memuji nya terlalu berlebihan didepan anak gadis kalian. Tanpa sadar kalian membuatnya sakit dan merasa tidak sempurna. Kalau kalian tetap melakukan itu maka aku sendiri yang akan melenyapi gadis boneka pujaan kalian," Annabelle sambung Nathaniel dalam hati.
...
Areta sekarang menjadi pendiam sejak insiden percobaan bunuh dirinya. Kedua orangtuanya sudah berubah namun abangnya tetap saja dingin kepadanya. Lalu sang adik yang sangat suka menjahilinya.
Dia terkejut ketika mengetahui Nathaniel memilih tinggal di tempat nenek mereka. Meskipun begitu, sesekali Nathaniel pulang disaat libur. Disaat itulah Nathaniel selalu mengganggu Areta sehingga gadis itu ingin sekali membunuh Nathaniel saking kesalnya.
Hanya Areta yang tidak tahu kebenaran itu. Kebenaran bahwa sosok orang yang paling ia hindari adalah orang yang membela nya dengan berani meski usianya masih sangat muda. Hanya Areta yang tidak tahu bahwa Nathaniel juga membenci Lina seperti dirinya. Nathaniel sengaja memuji gadis boneka itu agar Areta merasakan sakit.
Tidak paham dengan pemikiran Nathaniel?
Nathaniel diam-diam peduli dengan kakak perempuan nya. Ia sengaja mengerjai kakaknya itu bahkan memuji orang yang dibenci kakaknya. Tujuannya untuk melatih mental sang kakak agar lebih berani melawan orang lain. Nathaniel berharap Areta menarik tangannya dan membentak Lina yang pura-pura baik. Namun sayang sekali, Areta tetap tidak paham dan jadilah rasa benci itu masih ada didalam hati Areta.Sedangkan Nathaniel? Dia tidak peduli. Ingat dengan prinsipnya yang hanya mau mengatakan sesuatu hanya dengan sekali? Itulah yang dilakukannya hingga sekarang. Jika sang kakak tidak peka, maka biarkan boneka Annabelle itu sendiri yang membuat masalah dengannya...
Areta story end
Setiap orang pasti berbeda pola pikirnya. Sangat tidak pantas jika kita menghakimi seseorang agar sepemikiran dengan kita.
**✿❀Next? ❀✿**
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Genç Kurgu(Jangan lupa follow dulu) Kisah 4 sekawan yang katanya teman dekat. Hingga menjadi gang dengan nama Dandelion Girl. Tahu arti dari nama gang tersebut? Masa lalu mereka yang berbeda hingga perseteruan yang membuat pertemanan mereka hancur. Siapa...