BRAKK"Dih pulang-pulang kok ngamok!" kata Gia yang terkejut melihat Saskia pulang membanting pintu rumah. Saskia tidak peduli, dia menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai tiga.
"Kia," panggil Vilton.
"Iya yah?" jawan Saskia menoleh ke belakang.
"Sini ikut ayah, kita udah lama gak ngumpul bareng," ajak Vilton ke ruang keluarga.
"Tapi-"
"Kesini aja kenapa sih, sok sibuk lu,"
"Diem lu!" teriak Saskia kesal ke arah Gia. Gia mengedikkan kedua bahu nya acuh.
"Kenapa yah?" sekarang mereka bertiga kumpul di ruang keluarga. Kenapa bertiga? Karena mama Saskia sudah tidur duluan.
"Kakak kenapa marah-marah hm?" tanya Vilton mengelus rambut panjang Saskia.
"Nggak kok, aku gak marah-marah," elak Saskia.
"Nggak marah apaan! Tuh pintu jadi korbannya. Kalau rusak lu yang ganti ya! Pake uang lu," cerocos Gia.
"Bisa diem gak lu!"
"Gue punya mulut, lu gak ada hak nyuruh diem," balas Gia mengejek.
"Ish!"
"Adek jangan jahil gitu lah sama kakaknya," tegur Vilton. Gia cengengesan menatap sang ayah.
"Gimana sekolah kamu tadi kak? Kok lama banget pulangnya?"
"Tadi aku jenguk teman dulu ke rumah sakit yah,"
"Siapa yang sakit?" tanya Vilton penasaran.
"Zio, teman sekelas aku. Dia anak baru," jawab Saskia memeluk lengan ayahnya. Saakia emang lebih dekat dan manja kepada sang ayah. Gia yang melihat itu meledek nya.
"Zio yang mana dah kak? Kayaknya gue belum ketemu sama dia,"
"Emang belum. Gak penting juga lu ketemu sama Zio!" jawab Saskia ketus.
"Tuh yah, adek cuma nanya doang kakak jawabnya kek gitu. Marahin yah!" Gia mengompori Vilton. Vilton menggeleng kan kepala nya. Tiada hari tanpa bertengkar. Andai anak pertama nya masih ada, mungkin dia bisa menjadi penengah. Vilton tersenyum miris mengingat wajah anak pertama nya.
"Oh iya yah, teman aku itu dirawat di rumah sakit milik ayah ternyata. Kalau ayah gak percaya aku balik darisana, ayah bisa tanya mbak suster deh," ucap Saskia menatap ayahnya.
Vilton seorang dokter bedah. Ia juga pemilik dari rumah sakit Kirren.
"Ayah percaya. Nanti ayah coba lihat teman kamu itu ya,"
"Jangan liatin doang dong, ayah coba bantuin dia biar cepat sembuh yah. Ayah obatin dia. Ayah harus janji sama Kia," ucapnya menunjukkan jari kelingking.
"Lah mana bisa gitu ege! Lu kira ayah tuhan? Mana bisa bikin janjian gitu. Lagian lu kenapa sih? Lu suka sama tuh cowok?" tanya Gia tepat sasaran. Saskia terdiam dan dapat melihat ayahnya yang menunggu jawaban dari nya.
"Hmm iya eh nggak! Aku cuma ya karena dia teman sekelas aku jadi aku berharap yang terbaik dong buat dia yah,"
"Dih ngeles lu kek buaya,"
Bugh
Saskia melempar bantal sofa ke arah Gia.
"Punya adek gini amat! Mulut lu kek lambe tahu gak! Berisik banget dari tadi!" dengus Saskia kesal.
"Nyenyenye," balas Gia dan melarikan diri sebelum diamuk Saskia.
"KAK GUE CARI TAHU TUH COWOK! KALAU GUE KETEMU, GUE BILANG MENDING GAK USAH SUKA BALIK KE LU! LU BAU KAMBING SOALNYA JARANG MANDI HAHAHA," teriak Gia yang masih bisa didengar Saskia.
![](https://img.wattpad.com/cover/316243440-288-k904815.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Teen Fiction(Jangan lupa follow dulu) Kisah 4 sekawan yang katanya teman dekat. Hingga menjadi gang dengan nama Dandelion Girl. Tahu arti dari nama gang tersebut? Masa lalu mereka yang berbeda hingga perseteruan yang membuat pertemanan mereka hancur. Siapa...