🌿8➷

30 4 1
                                    

BRAKK

Semuanya terdiam dan menoleh ke sumber suara. Acara akan di mulai namun tampaknya terjadi sesuatu di luar.

"Vinzo?" lirih Alea melihat Vinzo yang sudah lebam.

"Jangan bilang suara tadi itu Vinzo yang di lempar ke meja minuman?" tanya Dafikah menatap kondisi Vinzo tidak percaya.

"Sepertinya iya," sambung Areta yang juga terkejut.

Ifon dan Ardan langsung menghampiri Vinzo dan membawanya ke rumah sakit, namun Vinzo menghentikan langkah Ifon dan Ardan.

"Tu-tunggu," lirih Vinzo. Ardan berhenti dan menunggu ucapan Vinzo selanjutnya.

"Aman-kan uhuk amankan semua anak cewek-"

Ardan dan Ifon menantikan kelanjutan dari kalimat Vinzo.

"Geng Dexton-" ucapan Vinzo terpotong karena umpatan Ardan.

"Sialan! Kenapa mesti sekarang?" tanya Ardan kesal. Ardan paham maksud perkataan Vinzo. Geng Dexton ingin menyerang mereka semua yang ada disini. Padahal Ardan sudah membayangkan minum anggur dengan nikmat bersama kedua temannya. Ardan menatap datar halaman depan berharap wajah geng Dexton dapat ia lihat.

Geng Dexton merupakan anak jalanan yang tidak kenal takut. Mereka sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Awal mereka mulai menyerang adalah disaat geng Vincenzo tidak sengaja masuk daerah mereka. Awalnya Vinzo biasa aja tapi selanjutnya geng Dexton semakin sering mengganggunya dan itu berarti mereka mengibarkan bendera perang. Sejak saat itulah geng Vincenzo menganggap geng Dexton sebagai musuh.

"Dexton anjing! Gak lihat ini acaranya senior? Gila kali ya mereka mau nyerang kesini? Lagipun siapa yang ngasih info ke mereka sih?" tanya Ifon tidak habis pikir. Ardan menggeleng tidak tahu.

"Tapi lu sekarang harus ke rumah sakit sebelum mereka nyampe sini," ucap Ifon diangguki Ardan.

"Gue gak mau jadi pengecut dengan mencari aman dan kalian disini melawan mereka," balas Vinzo datar.

"Bego! Badan lu liat! Udah lecet semua! Mending pikirin diri lu sendiri deh baru mikirin kita," sanggah Ifon.

"Nggak," jawab Vinzo.

"Kenapa sih? Vinzo kenapa?" tanya Saskia yang menghampiri mereka diikuti Alea, Areta dan Dafikah.

"Gawat guys! Kalian mending cari persembunyian yang aman! Cepat karena gak ada waktu lagi!" ucap Ardan kepada geng Dandelion.

"Hah?" tanya Dafikah tidak paham dan langsung mendapat pelototan tajam dari Ifon.

"Sembunyi bego! Bukan saatnya lu untuk lola ya! Kalian sembunyi ngerti gak sih?!"

"UNTUK SEMUANYA, SEBAIKNYA KALIAN SEMBUNYI KARENA AKAN ADA YANG MENYERANG KITA! BAGI YANG MERASA COWOK TETAP DITEMPAT DAN KITA AKAN MELAWAN MEREKA BERSAMA-SAMA KARENA JUMLAH MEREKA SANGAT BANYAK!" teriak Ardan kepada seluruh tamu undangan termasuk para senior.

"Shit! Siapa yang mau nyerang?" tanya Farhan menghampiri Ardan. Farhan melihat kondisi Vinzo yang sudah lebam tapi anehnya Vinzo seperti tidak merasakan sakit. Bahkan sekarang Vinzo sudah berdiri seakan menantang geng Dexton walaupun tubuhnya ditopang oleh temannya.

"Geng Dexton bang. Nanti abang lihat aja sendiri." jawab Ifon karena Ardan sibuk menyuruh siswi untuk mencari persembunyian. Tak terkecuali kepada geng dandelion yang bingung mau bersembunyi dimana.

"Eh kita sembunyi dimana?" tanya Bunga dan Monika yang menghampiri Ardan. Ardan menepuk keningnya sendiri. Bagaimana ia tahu tempat persembunyian disini🙃. Ini pertama kalinya Ardan mengunjungi Bar elit kaya gini.

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang