"Gila jijik banget gue liatnya,""Bukannya itu sound tiktok?" tanya Ardan kepada Ifon. Ifon mengangguk.
"Misii mbak Alea, ini ada apa ya? Bisa tolong jelasin?" ucap Saskia jengah melihat Alea yang...
"Gue mau jelasin apa?" tanya Alea yang masih menggenggam tangan Zio menatap Saskia.
"Lu kenal sama Zio?" tanya Saskia.
"Kenal dong, gue aja gak nyangka dia ada disini sekarang," jawab Alea cepat.
"Lu kenal dimana?" tanya Dafikah.
"Dia tetangga gue Pii," jawab Alea menatap Dafikah. Pii adalah panggilan untuk Dafikah.
"Bukannya tetangga lu itu gue?" tanya Vinzo menunjuk dirinya sendiri.
"Rumah yang di Padang," sambung Zio.
"LU ORANG PADANG LE?"
"Buset kalian kenapa teriak di depan gue! Bikin kaget aja. Iya gue asli orang Padang. Kenapa?"
"Sumpah lu? Berarti udah sering makan nasi padang dong lu? Enak banget!" ucap Vinzo.
"Vinzo teman gue yang gak ada akhlak, bukan berarti orang Padang makannya nasi padang mulu. Masih banyak masakan dan makanan dari Padang. Lu pikir gue makan nasi padang terus?" balas Alea kesal.
"Ya kan gue bukan orang Padang, jadi mana gue tahu!" ucap Vinzo juga ikutan kesal.
"Dih berantem mulu. Areta! Sini kenalan juga sama Zio," panggil Dafikah.
"Areta," ucap Areta setelah tiba di depan Zio.
"Zio," balasnya. Mereka tidak saling mengulurkan tangan bahkan tidak saling bertatapan.
"Kenalan kok berasa musuh," sindir Ifon.
"Sstt gue mau ngomong sama Zio!" ucap Alea.
"Yaudah ngomong aja udin! Ngapain nyuruh gue diem?" ucap Vinzo menarik rambut Alea.
"Vinzo gue patahin ya tangan lu!" teriak Alea kepada Vinzo.
"Lah mah, berang-berang se daritadi. Biasonyo ndak ado kayak tu." ucap Zio tersenyum manis dan mengusap rambut Alea. (Udahlah, marah terus daritadi. Biasanya gak pernah kayak gitu.)
Alea menarik nafas dan membuangnya dengan kasar. "Baa lai? Sia yang ndak ka berang kalau punyo anak lokal yang kayak ko?" ( Mau gimana lagi? Siapa yang gak kesal/marah kalau punya teman sekelas seperti ini?)
Zio terkekeh geli. Mereka berdua berteman dari kecil hingga Smp. Suatu hari Zio pindah sekolah ke Thailand tapi balik lagi ke Padang setelah Alea dan keluarga menetap di Jakarta. Sejak saat itu mereka tidak pernah komunikasi lagi.
"Itu bahasa apa?" tanya Ardan tiba-tiba nyelip diantara Zio dan Alea.
"Bahasa minang, bahasa daerah gue. Lu gak bakal ngerti," jawab Alea ketus.
"Unik ya bahasanya," sambung Ifon.
"Gue baru tahu lu asli orang padang Le,"
"Kalian kan gak pernah tanya gue orang mana, jadi gue juga gak ngasih tahu," balas Alea.
"Kalian gak ada keinginan untuk ke kantin? Gue udah laper loh!" ucap Dafikah memegang perutnya.
"Kuylah," balas Vinzo merangkul Alea dan membawa gadis itu pergi secepat mungkin.
"LU APAIN ALEA VINZO!!!" teriak Saskia kesal. Zio juga ikut berdiri dan jalan mendahului mereka semua mengikuti Alea dan Vinzo.
"Tiang! Minggir, gue mau lewat!" kata Ardan menggeser tubuh tinggi Saskia.
"Black! Jalan masih lebar ya. Jangan mancing emosi gue lu!" dengus Saskia.
"Areta tolong kasih wejangan ke si Black dong," pinta Saskia kepada Areta.
"Wejangan gundul lu!"
"Ardan berhenti ganggu Kia! Lu usil banget dah," ucap Areta jengah.
"Yuk ah tinggalin aja tiga nyai peot. Cerewet banget!" ajak Ifon menarik Ardan untuk lari karena Saskia, Dafikah dan Areta bersiap akan melempar sepatu mereka.
"Vinzo! Gue kecekek kambing!" ucap Alea kesal melepaskan tangan Vinzo yang melingkari lehernya.
"Sorry lah mbing, gue kan laper trus jalan lu lelet." Ucap Vinzo santai.
"Yang nyuruh lu bawa gue siapa? Gue bisa jalan sendiri. Minggir lu, gue mau pesan makanan,"
..."Lu laper atau gak pernah makan sih Le?" tanya Vinzo heran.
"Gue laper jadi pengen makan soto, pas liat bakso jadi pengen juga. Trus mie ayam goda gue, sate ayam mang boba juga enak. Ini cimol juga mana bisa gue tahan," ucap Alea menatap makanan miliknya di atas meja.
"Berarti batagor lu nganggur kan? Buat gue deh," ucap Vinzo ingin mengambil batagor Alea.
"Lu sentuh sedikit aja, gue potong jari lu!"
"Pelit kuburannya sempit Le," ucap Ardan memakan nasi gorengnya.
"Minggir babu, princess mau duduk."
Saskia mendorong punggung Ardan yang sudah mengambil tempat duduknya.
"Duduk disitu njir, gue lagi makan!"
"Bodoamat. Gue mau duduk di dekat Alea! Minggir lu!" teriak Saskia.
"Ck, rempong amat lu jadi cewek!"
"Dih lu juga cerewet banget jadi cowok!" sambung Dafikah yang meletakkan soto nya.
"Trus gue duduk dimana?" tanya Areta yang terakhir datang membawa sate. Kursi sudah penuh. Seharusnya masih banyak yang kosong, tapi ntah sejak kapan geng Vincenzo ikut gabung makan di meja mereka.
"Ifon geseran dikit elah! Badan kalian berdua sama-sama kecil jadi duduk berdua," ucap Alea kepada Ifon.
"Gak mau gue,"
"Yaudah lu pindah ke meja lain! Biasanya juga makan di ujung sono. Tumben banget disini ngabisin kursi!" ucap Dafikah.
"Yaudah gue ambil kursi lain aja. Heboh banget sih, kalian jahat sama gue!" ucap Ifon merajuk dan berpindah ke samping Dafikah tentunya dengan kursi meja sebelah. Dafikah bergidik ngeri melihat Ifon mode merajuk.
"Le, lu yakin bisa habis semuanya? Itu soto sama mie ayam lu masih utuh," tunjuk Dafikah.
"Kenapa? Lu mau minta soto? Ambil deh gue udah kenyang,"
"Sip,"
Jangan lupa voment guys
‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Teen Fiction(Jangan lupa follow dulu) Kisah 4 sekawan yang katanya teman dekat. Hingga menjadi gang dengan nama Dandelion Girl. Tahu arti dari nama gang tersebut? Masa lalu mereka yang berbeda hingga perseteruan yang membuat pertemanan mereka hancur. Siapa...