🌿16⁀➷

21 4 2
                                    


"Kalian yakin ini ruangannya?" tanya Dafikah melirik pintu ruang inap yang tertutup.

"Iya, tadi gue tanya ke suster dan benar ini ruangannya. Kuy masuk," ajak Vinzo.

Sebagai ketua kelas Vinzo wajib menjenguk Zio walaupun sebenarnya ia sangat malas. Sekarang sebagian kelas 11 Ipa 1 mengunjungi ruang inap Zio. Menurut informasi yang didapat Ardan, sekarang keadaan Zio sudah lebih membaik dan sudah dipindahkan ke ruang inap.

"Permisi," ucap Ardan yang pertama kali membuka pintu.

"Lah kosong," ucap Ardan melihat ke sekeliling ruangan. Hanya ada Zio yang terbaring.

"Mungkin keluarga nya baru aja pulang," sambung Areta mendekat ke ranjang Zio. Zio masih menutup mata ntah ia tidur atau belum sadarkan diri.

"Le! Sini, ngapain lu di pintu? Jadi satpam?" tanya Dafikah menarik lengan Alea. Alea ikut mendekati Zio.

"Gue pikir kalian gak bakal datang kesini," ucap Saskia yang baru saja tiba.

"Ya datanglah. Yakali kagak," jawab Ardan santai.

"Keadaannya udah lebih membaik, tadi dia udah sadar tapi gue suruh istirahat lagi. Oh iya jangan terlalu ribut, takutnya Zio terganggu sama suara kalian," ucap Saskia tanpa menoleh ke arah teman-temannya. Saskia menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Kia, lu kenapa?" tanya Dafikah merasa heran dengan tingkah Saskia yang seperti sengaja menjauhi mereka.

"Gue gak papa," jawabnya acuh.

"Kia, gue tahu gue salah tapi lu jangan berubah gini dong," ucap Alea mendekati Saskia.

Saskia hanya diam. Dia tidak peduli dengan kehadiran Alea.

"Ngh,"

"Zio kebangun kan! Suara lu berisik banget sih!" bentak Saskia kepada Alea. Alea terkejut karena ini pertama kali Saskia membentaknya.

"Apaan sih lu, Alea gak salah malah lu bentak," bela Ifon. Ifon melirik Zio yang membuka matanya pelan.

"Bro, gimana keadaan lu?" tanya Ifon.

Zio bergumam pelan. Zio tidak menyangka teman sekelasnya menjenguk dirinya seperti ini karena awalnya Saskia mengatakan kalau mereka sibuk semua.

"Minum dulu nih, lu baru bangun," ucap Areta memberikan segelas air kepada Zio dan diterima oleh lelaki itu.

"Luka gue gak parah, gak usah segitunya ngeliat gue," kata Zio.

"Katanya lu terjun dari jembatan terus hanyut, bener?" tanya Ardan.

"Hm," jawab Zio. Zio masih merasa pusing tapi tidak sopan juga kalau mengacuhkan teman-temannya.

"Yaampun, untung lu selamat ya. Tapi gimana bisa lu kecelakaan?" tanya Dafikah penasaran.

"Jangan tanya-tanya dulu, liat dia masih pusing. Tanya aja kalau Zio udah sembuh," bukan Zio yang menjawab pertanyaan Dafikah, melainkan Saskia.

"Ok deh. Kia nanti pulang bareng ya, gue mau ngobrol sama lu," ucap Dafikah menatap Saskia. Saskia dan Dafikah sudah berteman dari mereka SMP. Lalu saat masuk ke SMA Golden mereka berdua mendapat teman baru, Alea dan Areta. Makanya tidak heran kalau Saskia lebih akrab dengan Dafikah.

Ingat anak dari teman papi Dafikah? Itu adalah Saskia. Saskia yang menjadi teman pertama untuk Dafikah.

"Zio, kalau semua kejadian ini salah gue... Gue minta maaf," ucap Alea menatap Zio.

"Bukan salah lu." Zio membalas perkataan Alea dengan wajah datar.

Deg

Alea tidak pernah melihat wajah datar Zio. Selama ini mereka berteman, Zio selalu menunjukkan sisi manisnya saja. Apa Zio benci dirinya?

"Tuh kan! Gue udah bilang itu bukan salah lu Alea," ucap Ifon merangkul Alea. Alea menurunkan tangan Ifon dari bahu nya dan menatap lelaki itu kesal.

"Hehe,"

"Em mungkin menurut lu bukan salah gue tapi lu kecelakaan karena mau jeput gue kan? Kalau aja lu gak jeput gue ini semua gak akan terjadi," balas Alea merasa bersalah.

"Sini deh gue mau ngomong," ucap Saskia menarik pergelangan tangan Alea.

"Eh mau kemana Kia?" tanya Dafikah.

"Bentar doang,"

Vinzo menatap kepergian Saskia dengan Alea.























"Gue mohon sama lu berhenti deketin Zio Alea, gue muak banget liat wajah memelas lu ke dia. Lu gak suka sama dia kan? Yaudah jangan deketin dia. Gak usah caper bisa gak sih?" ucap Saskia.

Sekarang mereka ada di rooftop rumah sakit.

"Kia, gue gak suka sama dia. Gue gak caper ke dia. Gue kesini mau tanggung jawab doang," jawab Alea tegas.

"Tapi lu cari muka ke dia! Gue bisa liat dari raut wajah lu! Apa lu pikir setelah kejadian ini dia masih ngejar lu? Gue pastikan itu semua gak akan terjadi," desis Saskia menunjuk wajah Alea.

"KIA! Lu kenapa berubah gini sih? Gue gak ada rasa sama dia! Gue gak bakal ambil dia dari lu! Jangan nuduh gue gini!"

"Lu yang berubah. Gue masih sama aja tuh. Gue masih Saskia yang kalian kenal. Tapi bedanya, sekarang gue cuma punya dua teman. Dafikah dan Areta."

"Hah?" Alea tidak percaya dengan apa yang diucapkan Saskia. Ia hanya punya dua teman? Berarti Saskia tidak mau berteman dengan dirinya lagi?

"Kia... Gak harus putus perteman hanya karena masalah ini Kia! Gue gak suka sama Zio, gue gak ambil Zio dari lu dan semuanya udah selesai. Kenapa harus putus pertemanan seperti ini?"

"Lu gak tahu, pertama kali gue liat Zio gue udah ada rasa sama dia. Tapi gue tahu dia suka sama lu. Gue biasa aja, sejak tahu dia kecelakaan hanya karena ngejar lu, gue sakit hati. Ibaratnya orang yang paling lu sayang rela mati demi orang yang dicintainya. Lebih sakit hati lagi orang yang dicintainya sama sekali tidak peduli dengan itu semua, gimana? Sakit gak?" tanya Saskia menatap Alea datar. Saskia mendorong tubuh Alea dan meninggalkan Alea seorang diri.

"Tapi gue peduli Kia. Gue baru tahu kalau Zio suka sama gue. Selama ini kita hanya teman dan baru saja bertemu kembali setelah sekian lama berpisah. Wajar gue peduli sama dia. Gue gak bisa bayangin hal yang lu sebut tadi. Tapi kalau gue yang ada di posisi lu sekarang, gue akan melakukan hal yang sama. Kalau itu yang lu mau, gue turutin keinginan lu," balas Alea menatap langit malam tanpa bintang. Saskia mendengar itu semua. Tapi dia tidak peduli dan pergi begitu saja.

"Dan lu gak tahu Kia, kalau gue juga punya orang yang gue sayang. Gue gak bisa bayangin dia kecelakaan seperti Zio. Rasanya sakit padahal hanya bayangan. Dan lu juga gak tahu Kia, percintaan yang gue bikin sendiri pun sakit. Sakit mencintai dalam diam padahal gue tahu cinta gue gak akan pernah terbalas. Haha bodohnya gue masih cinta bahkan rela lakuin apapun demi dia. Kalau dengan putus pertemanan bikin lu puas, gue lakuin. Gue paham konsekuensi pertemanan. Kia gue tahu lu gak akan dengar ucapan gue, tapi gue mau bilang kalau sampai kapan pun kalian bertiga tetap teman terbaik gue."

Alea pergi meninggalkan rumah sakit dengan perasaan sesak.














































Saskia marahan tuh sama Alea.
Gegara masalah percintaan / hanya salah paham.






















Jangan lupa voment guys!!!!



☆࿐ཽ༵༆ NEXT? ༆࿐ཽ༵☆

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang