🌿18⁀➷

19 4 1
                                    

Glek' Vinzo menelan air liurnya kaku. Dia lupa memberitahu kan tentang perkemahan itu. Semua mata menatapnya tajam.

"Santai lah, gue lupa ngasih tahu ke kalian semua. Maklum aja karena akhir-akhir ini kita banyak masalah. Tapi ini murni bukan kesalahan gue doang kok, gue udah pernah bilang ke Alea noh! Tanya aja," kata Vinzo mengalihkan kesalahannya ke Alea. Sekarang pandangan mata ke arah Alea yang tersenyum kaku.

Anjir si Vinzo mulutnya lemes banget, umpat Alea dalam hati menatap Vinzo kesal. Vinzo menampilkan dua jarinya pertanda damai.

"Ekhem, jadi gini... Gue emang tahu masalah kemah ini karena ketua terhormat gue ngasih tahu langsung ke rumah, tapi bukan kewajiban gue buat ngasih info dong. Vinzo aja ngasih tahu nya gak serius, gue pikir dia bercanda doang. Lagipun seminggu ini kita sibuk kak, dan sepertinya tidak ada yang perlu disalahkan disini," jawab Alea tenang.

Angkasa menghela nafasnya. Dia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Sok keren lu," dengus Vinzo melirik Angkasa sinis.

"Kenapa Vin?" tanya Angkasa karena adik kelasnya itu menatap dirinya dengan tatapan tajam.

"Kak terus gimana kelanjutannya?" tanya Bunga memotong Vinzo yang akan menjawab pertanyaan Angkasa.

"Oh iya, Biar gue perjelas disini karena kalian semua belum tahu informasi nya. Besok beberapa kelas akan ikut kemah dan salah satunya kelas kalian. Gue kesini mau menagih sekaligus cek persiapan kalian. Untuk kalian ketahui ini wajib ya berarti semua nama yang ada didalam daftar wajib ikut. Persiapannya nanti akan gue tempel di mading. Sebelum itu kalian semua harus menyumbang masing-masing seratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah. Tujuannya untuk kita juga disana. Paling telat uang sumbangannya hari ini sebelum istirahat pertama. Siapa bendahara disini?" tanya Angkasa.

"Gue kak," jawab Alea mengangkat sebelah tangannya.

"Alea kan? Tugas lu minta uang sumbangan seperti yang gue sebut tadi. Gue gak terima alasan apapun. Itu doang, permisi,"

Setelah para Osis keluar kelas menjadi ricuh.

Gue gak ada uang sat!

Uang gue pas-pasan hari ini

Sial! Sekarang gue lagi puasa, gak dikasih uang jajan🙃

Hadeehh gimana sih! Gue gak ada uang buat sumbangan, ada nya buat makan🙄

Gak ada uang adanya kartu. Bisa nyumbang pake kartu

Perkataan terakhir itu dari Ifon. Anaknya emang songong kek dugong.

"Gue mager, kalian aja yang ngasih uangnya kesini ya. Ntar yang udah ngasih uang namanya gue catat," ucap Alea mengeluarkan buku keramatnya, buku kas kelas.

"Le gue gak bawa uang lebih," rengek beberapa teman kelasnya.

"Ya mana gue tahu! Kalau mau ngeluh ke kak Angkasa sono!" jawab Alea judes. Alea mode bendahara judesnya jangan tanya deh. Hampir mirip seperti rentenir. Canda.

"Papi gak ngasih uang bulanan lebih. Mana akhir bulan, gak ada uang gue," keluh Dafikah merengek ke Alea.

"Buset Pii, uang bulanan lu kan banyak. Kalau gak cukup minta noh ke kakak sepupu lu," saran Alea. Dafikah mempoutkan bibirnya.

"Ini punya gue Le," ucap Areta memberikan uang sumbangannya.

"Gitu dong, nih tiru Areta guys! Langsung kasih uang tanpa bacot," kata Alea mencatat nama Areta.

"Bukannya uang jajan lu banyak ya?" tanya Saskia heran menatap Dafikah.

"Emang sih tapi sayang banget untuk disumbangkan. Mending beli makanan kan," jawab Dafikah dengan wajah polos.

Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang