tunggu aku

708 52 5
                                    

Saat ini Rindou sedang bersama pamannya menuju ke taman, dimana anak pamannya sudah menunggu. Untung lah Rindou memiliki jiwa humor yang rendah sehingga sesuatu segaring apapun menjadi renyah gara-gara pemuda itu yang tak henti tertawa.

Perjalanan disini canda tawa seakan mereka sudah saling mengenal lama, bahkan Rindou juga tak henti-hentinya bertanya seperti apa bundanya itu, apakah dia cantik, seksi, imut, kiyowoo. Sosok seperti loli atau onee san, dan yang paling penting apa ibunya sayang dia lebih dari apa pun.

Sehingga hal itu membuat sang paman kualahan, ditambah ternyata Rindou itu orang yang cukup cerewet, yang membuat mereka tidak mati topik karena ada aja pertanyaan yang akan muncul di otak pemuda berkaca mata itu, sampai akhirnya sang paman berbicara sesuatu.

"Rin ternyata kau mirip sekali seperti ibumu cerewet." Ucap sang paman sambil mengusap surai Rindou.

"Berarti bagus dong artinya Rin tidak memiliki sifat mommy." Jawab Rindou sambil mengotak-atik handphon, yang sebenarnya di sendang meriset ulang alat elektronik itu supaya semua kenangan tentang Ran dan mommy nya hilang. Virus memang seharusnya disingkirkan, Setidaknya dia merubah isi handphonenya terlebih dahulu sebelum dia merubah semua isi memori otaknya yang diisi tentang kenangan Ran serta mommy nya yang selama ini membohongi dirinya.

"Setidaknya aku tidak hidup dalam kebohongan selamnya." Lanjut Rindou.

Setelah tiga puluh menit akhirnya handphone selesai di riset, dan tak lama setelah itu dia menyalakan data seluler siapa tau ada informasi penting. Walau kenyataannya tidak ada yang mengirim pesan.

"Rin pama pinjaman handphon mu ya."

"Baik paman."

Namun sebelum benda pipih itu di berikan ada sebuah motivasi pesan dari seseorang yang sangat Rindou benci saat ini. 'Ran.'

"Zoom kenapa dia mengirim aku link zoom, CK tidak usah dilihat." Sambil memutar bola matanya Rindou berniat menghapus link itu, namun secara bersamaan Izana, kakucou, Koko mengirim banyak pesan serta telpon yang tak terhitung jumlahnya.

Kebanyakan dari pesan itu menanyakan dimana keberadaan mereka sekarang, kata mereka bagi Rindou saat ini sangat tabu karena dia bukan lagi bagian dari Ran, terlebih chat itu juga berisi kata-kata umpatan. Yang membuat sosok berkacamata itu memicingkan mata, dan yang paling parah serta menyayat hati adalah sebuah pesan yang menuliskan kata 'hentikan menggilir Sanzu Sekarang juga kalo tidak dia bisa mati.'

Melihat seberapa panik temannya Rindou segera melakukan via video call, namun sialnya cuma Izana yang mengangkat.

"Bos apa yang sebenarnya terjadi siapa yang menggilir Sanzu, bukanya tadi pagi Sanzu bersama kalian." Terlihat raut wajah kahwatir, sang paman yang melihat tubuh keponakannya bergetar segera menepuk pundak Rindou.

"Oi sialnya cepat beritahu aku dimana kalian sandra Haru Chan sekarang." Namun siapa sangka ternyata yang mengangkat bukan Izana melainkan bocah plin-plan. Dan bisa Rindou lihat disamping bocah itu ada Draken lantas dimana Izana.

"Cepat kau beritahu dimana Haru Chan sekarang."

"Dasar bocah prik."

Mendapat balasan seperti itu Rindou mematikan video call secara sepihak, 'cih bukannya menjawab malah mencaci-maki dasar emak emak.'

Merasa pening Rindou memijat pangkal hidungnya, dan setelah itu dia menghela nafas gusar. Ini bukan waktunya mengeluh, ini waktunya dia berfikir kritis dan cepat setiap masalah pasti ada jalan keluar meskipun itu kecil dan sempit.

"Oke sepertinya tidak ada jalan lain."

Kali ini Rindou harus berterimakasih kepada Mommy nya kerena sedari dulu jam tangan yang Rindou dan Ran gunakan sesudah dilengkapi alat pelacak, awalnya mereka berdua menolak tapi karena kegabutan jadi keduanya menyetujui.

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang