kau miliki kami

2.7K 169 81
                                    

Mendapati Sanzu sudah pasrah Ran dan Rindou tanpa ragu lagi memasukan penisnya kedalam lubang Sanzu, Ran memasukan kedalam lubang anal sedangkan Rindou di dalam mulut Sanzu yang kini terlihat ingin mengerang karena merasa kedua penis itu mencoba masuk kedalam.

"Emmmhhh... Ughhh..."

Berhasil memasukkan semuanya Ran memperhatikan Sanzu yang tengah kesulitan mengulum penis Rindou, terlihat butiran-butiran kristal turun dari mata karena merasakan ada yang aneh di dalam sana, lubangnya terasa terbelah dan rasa sakit ketika penis Rindou berhasil masuk semua di mulutnya rasanya benar-benar sakit saat penis itu mengenai tenggorokannya. Sanzu tak tau perasaan apa ini tapi yang pasti dia sungguh menyukainya, karena secara bersamaan rasa panas di tubuhnya menghilang bersama sodokan ke dua penis itu, membuat Sanzu terus mendesah bahkan desah demi desahan keluar semakin keras seiring dengan sodokan yang mereka berikan meskipun tertahan karena penis Rindou yang berada di mulut Sanzu.

"Ahhh... Mghhh... Emmhhh."

Meskipun desahan Sanzu tertahan oleh kejantanan Rindou namun tetap saja walaupun samar suaranya tetap keluar apa lagi saat kedua penis itu menyodok lebih dalam lagi dan lebih dalam lagi.

Ran terus menggoyangkan pinggulnya senada dengan suara desahan Sanzu, dia terus menggerakkan maju mundur penisnya menciptakan suara candu bagi sang dominan, sementara Rindou kini terlihat memaju mundurkan kepala Sanzu dia sangat menikmati wajah pemuda di bawahnya.

Ran yang sadar Sanzu akan melakukan pelepasan segera membantu pemuda bersurai broken heart itu dengan terus mengocok kejantanan Sanzu dengan cepat semakin cepat dan cepat membuat Sanzu ingin berteriak sangking nikmatnya.

"Aaahhh nghhhh." Desahan keluar dari ketiga mulut itu.

Rindou menarik penisnya dari mulut Sanzu begitu pula Ran yang menarik miliknya dari lubang kenikmatan Sanzu.

"Wah ternyata indah juga lihat cairan sendiri dilubang Sanzu." Ran berucap sambil memeluk Sanzu dari belakang.

"Kak ganti posisi dong." Ucap Rindou yang kini memeluk Sanzu dari depan.

Ran dengan senang hati melebarkan paha Sanzu khusus untuk adik tercintanya. Sedangkan Rindou yang melihat lubang kenikmatan itu berkedut merasa gemas, dia pun segera memasukkan penisnya ke dalam lubang Sanzu.

"Nghhhh.... Ughhh... Aaahhh."

Sanzu mengerang bersamaan dengan penis Rindou masuk kedalam, sementara Ran memilih dua nippel Sanzu dengan sangat lihai. Dengan wajah memerah dan mulut terus terbuka Sanzu terlihat melingkarkan tangannya di leher Ran, untuk berpegang karena mendapatkan sodokan kuat dari Rindou dan rangsangan dari Ran, Rindou terus menerus menyodok lubang Sanzu masuk semakin dalam dan lebih dalam lagi memberi kenikmatan kepada Sanzu sampai akhirnya.

"Ahn...... Aaaahhhhh." Tubuh Sanzu melengkung indah mengeluarkan sperma.

"Jadi disini sweet pot mu manis." Rindou menjilat sperma Sanzu yang tidak sengaja mengenai wajahnya, sementara Ran hanya terkekeh melihatnya.

Padahal sudah sudah payah Sanzu menahan pelepasan tadi tapi tetap saja rasa yang diberikan dari kedua Haitani ini sungguh nikmat, rasa dari gerakan seksual tangan Ran dan gerakan penis maju mundur Rindou membuat akal sehat Sanzu hilang.

"Ber_geraklahhh.... Rihhh."

Dengan senang hati Rindou mulai menyodorkan penisnya masuk lebih kedalam lagi dan lagi, membuat orang dibawah terus mendesah seperti jalang, namun terlihat cantik dan rupawan bagi kedua Haitani.

"Sebut nama kami cantik."

Tanpa berpikir Sanzu mengiyakan permintaan mereka, tak perduli tubuhnya dilecehkan tapi yang jelas rasa panas di tubuhnya bisa hilang.

"Rahhh... Aaahhh... Hghhh."

"Aahhh... Rihhh... Aahhh."

"Rahh... Rihhh... Ughhh."

"Engehhh.... Pelan pelanhh."

Tubuh Sanzu bergerak sangat cepat sampai dia harus ejakulasi yang sekian kalinya di susul oleh Rindou yang mengeluarkan spermanya di dalam lubang Sanzu untuk memberi kehangatan.

"Ahn.... Aaaahhhhh."

Sperma Rindou yang tercampur dengan milik Ran terlihat keluar dilubang Sanzu, sperma itu terlalu banyak bahkan sampai merembes ke paha Sanzu.

Rindou kini merebahkan tubuhnya disamping sang kakak, sementara Sanzu terlihat sedang mengatur nafas karena sudah bermain lima ronde dengan Haitani, padahal ini adalah pengalaman pertamanya.

"Rahhh... Ughhh... berhetihhh."

Belum juga satu menit Sanzu bernafas lega kini dia harus memulai Rode baru bersama Ran, pria bersurai broken heart itu tengah duduk di pangkuan Ran dengan mulut penuh air liur dan lidah keluar membuat kesan seksi bagi yang melihatnya, Ran yang melihat kissmark dan bitemark di sekujur tubuh Sanzu merasa puas akan karyanya bersama sang adik.

"Aahhh.... Nghhh... Ughfhhhkk."

Sanzu mengerang saat Ran memasukan miliknya kedalam lubang kenikmatan Sanzu, sedang tangan pria bersurai broken heart itu tengah ditarik Rindou ke atas, Rindou memberi kecupan dan jilatan di sekujur tubuh Sanzu. Membuat Sanzu terus mendesah karena sensasi nikmat dan sakit secara bersamaan.

"Aaahhh... Rahhh.... Rahhh."

"Lebihhhh.... Cepat rahhh."

"Ughhh.... Aahhh... Wahhh... Disana yahh disanahh."

Desah terus keluar dari mulut Sanzu bahkan semakin lama desahan yang keluar dari mulut Sanzu akan semakin keras, Ran dan Rindou yang melihat Sanzu terusan mendesah seperti jalang di bawah kukungannya tertawa lepas apalagi saat mereka benar-benar leluasa memainkan tubuh Sanzu, karena kini pemuda bersurai broken heart itu sudah candu akan pesona mereka.

"Aaahhh.... Ughhh... Mnghhh."

"Rahhh.... Rihhhh lebih lebihh dalam laghhh."

"Iya di sanhhh... Aaahhh... Ughhh."

Mendengar desah keluar dari mulut Sanzu, Ran dan Rindou merasa itu adalah musik terindah yang pernah mereka dengar. Ran terus menerus memasukkan miliknya masuk lebih dalam lagi dan lagi sedangkan Rindou tengah mengocok penis Sanzu.

"Ahn... Aaaahhhhh."

Desahan kencang diberikan Sanzu saat dia merasakan sperma Ran bersarang didalamnya. Setelah itu dia benar-benar digempur habis-habisan oleh kedua Haitani, terutama keinginan aneh sang bungsu.

"Kak ayo kita main ke kamar mandi."

"Oke, bagaimana kita main di betap setelah itu wastafel."

"Kak bagaimana di balkon."

"Wah dingin-dingin tapi hangat aku suka."

"Kak kita suruh Sanzu main gaya ini."

"Gaya ini juga bagus."

"Bagaimana ini."

"Baiklah Rin."

Bisa dihitung Sanzu bermain selam tiga puluh ronde sementara Ran dan Rindou hanya berani lima belas ronde, hal terakhir yang Sanzu rasakan adalah saat kedua Haitani itu mencium pipinya.

"Good night baby."






















Kasih masukan dengan adegan trheesomnya, enaknya keduanya nusuk secara bersamaan apa seperti ini saja.

Untuk chapter ini aku buat segini saja oke, yang sayang dengan book ini jangan lupa tinggalkan jejak jangan jadi pembaca misterius.

Common and like aku tunggu.

See y.....

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang