bimbang

1.1K 101 32
                                    

Dengan nafas terengah-engah Mikey mencari ruangan tempat Sanzu dirawat, disini dia benar-benar merasa menyesal tidak seharusnya dia memukul Sanzu dengan vas bunga, seharusnya dia mendengarkan penjelasan dari sahabatnya itu sebelum mengambil kesimpulan sendiri.

"Kenapa aku percaya video dari pada ucapannya."

Saat sampai di tempat, hal pertama yang dia lihat adalah pemandangan Sanzu yang terlihat sedang tertidur dengan lelap, tapi tak jauh dari situ ada Rindou dan Wakasa yang terlihat sedang berbincang, sepertinya mereka sudah akrab.

"Kak Waka gimana keadaan Haru." Ucap Mikey yang langsung duduk ditengah membuat dia menjadi tembok penghalang antara Wakasa dan Rindou yang sedang asik bercanda.

"Haru kehilangan banyak darah tapi untungnya dia baik-baik saja." Jelas Wakasa yang terlihat sedang membelai rambut Mikey.

"Jika kau hanya bisa membuatnya terluka lebih baik kau menjauh darinya, karena teman tidak mungkin saling baku hantam, ini bukan cinta atau kesetiaan tapi ini adalah ketidak mampuan kau dalam menjaga emosi." Ucap Rindou penuh emosi terlihat wajahnya berubah merah seperti tomat karena amarah tak luput urat-urat di wajah mulai muncul.

"Apa kau tidak punya kaca dirumah, karena ucapan yang keluar dari mulut sampah seperti kau tidak pantas untukku." Tak jauh berbeda dengan Rindou, Mikey kini terlihat ingin melayangkan satu bogeman keras merah pemuda berkaca mata itu.

"CK kau memang egois, kau hanya bisa membuat orang di dekatmu menderita dari pada tertawa." Setelah mengatakan apa yang ada dipikirannya Rindou pergi keluar dari ruangan itu.

Namun saat sedang berada di lorong rumah sakit dia tidak sengaja bertemu dengan Mitsuya dan Hakkai, Rindou yang masih sedikit kesal alhasil menjadi kedua pemuda itu mangsa empuk. Tenang mereka tidak di ajak ngewe cuma Rindou berjalan memotong genggaman tangan Mitsuya dan Hakkai, dan setelah itu menarik Mitsuya pergi ala karung beras.

Sedangkan Hakkai yang melihat kekasihnya dalam bahaya segera mengejar Haitani bungsu itu.

"Satu dua ronde lumayan nih." Teriak Rindou yang sepertinya sengaja mencari keributan dengan keluarga Shiba.

***

Sedangkan di tempat Mikey kini pemuda penyuka dorayaki itu terlihat memandangi wajah Sanzu dengan intens, entah mengapa perkataan Rindou masih teriyang iyang terus dikepalanya.

Mikey terus menemani Sanzu sampai akhirnya pemuda itu tertidur, sementara Wakasa sudah lama pergi mengingat dia masih memiliki beberapa tugas yang belum dia selesai, untungnya Mikey tidak ditinggal sendirian disana masih ada Emma Izana dan juga Draken.

"Kak Izana sepertinya Mikey tertidur." Ucap Emma yang sedang berusaha membuka mata karena kantuk.

Sedangkan Izana hanya menatap malas Draken dan setelah itu mengusap surai adik perempuannya agar segera tidur dipangkunya, untuk Draken sendiri dia tidak ambil pusing mengingat ruangan yang Wakasa pesan adalah ruangan VIP dan ranjang tempat Sanzu tidur cukup luas, Draken berinisiatif membaringkan tubuh kecil kekasihnya itu disampai Sanzu.

"Mikey kan kecil jadi muat muat saja." Ucap Draken meyakinkan dirinya sendiri, sedang Izana menatap pemuda itu dengan horor.

"Kalo Mikey nyenggol salah satu infus gimana goblok." Geram Izana dengan Draken udah rasanya ingin nendang ini bocah.

"Tenang kak aku yang tangguh jawab." Ucap Draken yang langsung tidur di kursi tempat Mikey tadi.

"Tau ah bodoh." Ucap Izana yang langsung ikut melukis mimpi.

Dan benar saja Mikey tak sengaja menyenggol selang oksigen Sanzu tak hanya itu dia juga memeluk serta menggigit baju Sanzu.

"Wehehehe Taiyaki." Halu Mikey yang terlihat semakin mengeratkan pelukannya, entah apa yang di impikan Mikey yang jelas dia harus segera menghentikan kegiatannya kalo tidak Sanzu dalam bahaya.

"Wah Taiyaki ku harum sekali." Kini Mikey meletakkan kepalanya di dada Sanzu, itu membuat sanzu merintih antara sakit atau enak.

Izana yang mendengar sedikit keributan akhirnya terbangun, dan betapa terkejutnya dia melihat Mikey berada di atas Sanzu, ini alasannya melarang Draken membaringkan Mikey dekat dengan Sanzu.

"Tanggung jawab otakmu." Dengan berdecak pinggang Izana berdiri, tapi sebelum itu dia harus hati-hati mengingat Emma tidur dipangkunya, dia tidak ingin sang adik terbangun karena ulahnya.

Dengan menghela nafas gusar Izana menarik Mikey, dia tau kalo Mikey suka tidur gaya jam dinding berputar tiga ratus enam puluh derajat karena apa? Karena Izana dan Mikey tidur sekamar jadi semua aib Mikey Izana tau begitu pula semua aib Izana Mikey tau.

"Kak Iza kenapa membangunkanku huaa..." Izana yang melihat gerak-gerik Mikey seperti orang yang mau tidur lagi segera menari tubuh sang adik turun dari tempat tidur.

"Kamu ingin membunuh Sanzu." Ucap Izana yang langsung mendapat tatapan bertanya Mikey.

Untuk dirumah sakit kalo kagak udah dipastikan mereka akan by one, walau bagaimanapun Izana udah pingin nendang adik kesayangannya ini, tapi di urungkan. Izana lebih memilih menyuruh Mikey tidur dekat Emma sementara dia lebih memilih tidur diluar atau lebih tepatnya dia pulang ke rumah Kakucho.

***

Sanzu membuka kedua matanya, dia menggulir matanya kekanan dan kekiri merasa asing dengan tempat ini. "Ini gua dimana isekai kok gak menantang." Tanpa dia sadari ucapannya membangunkan semua orang yang ada disana.

"Akhirnya kau bangun." Suara yang familiar terdengar di telinga Sanzu membuat pria bersurai broken heart itu merasa kesal tapi senang, namun Sanzu sedikit merasa aneh bukan Mikey sudah tidak peduli dengannya.

Sedangkan Mikey malah memeluk Sanzu tidak terlalu kuat mengingat kondisi sahabatnya masih belum stabil. "Maafkan aku maafkan aku maafkan aku." Sanzu di buat shock saat merasakan tubuh Mikey bergetar hebat, tapi pandangannya mengarah pada selang berwarna merah yang tertancap di tangannya.

Sedangkan Draken dan Emma mereka memilih untuk diam menonton, tak lama dokter dan perawat datang memeriksa kondisi Sanzu.

"Gimana Dok." Tanya Draken.

"Sepertinya dia sudah boleh pulang hari ini, tapi ingat jangan membuat dia stress ataupun tertekan." Setelah mengucapkan kata-kata barusa dokter memberi resep obat yang harus di tebus.

Namun petaka baru terjadi disini mengingat Izana tidak ada dan Wakasa cuma bayar setengah alhasil setengahnya harus dibayar Draken.

'lama lama D&D bangkrut.'



















Oke segini dulu ya otak saya lagi gak bisa disuruh mikir

Oke common and like aku tunggu

Bay bay

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang