Prolog

16.1K 565 3
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baik, ini cerita pertama saya mengisahkan perjodohan. Jadi mohon maaf jika tidak sesuai ekspektasi kalian.

Sebelumnya, cerita ini di tulis pada tanggal 22 Juli 2022 dan end pada tanggal 06 Agustus. Sempat diberikan 10 ekstra part pada tanggal 6-10 Juli, namun kembali diunpublis pada tanggal 10 Desember 2022.

Demi kenyamanan bersama saat membaca cerita ini, dan rasa terima kasih saya karena cerita 'Ning Salwa!' tembus 80k pembaca, saya berniat merevisi cerita ini terutama dalam hal kepenulisan. Jika kalian baru membaca cerita ini, bisa vote, komen, serta share ke temen-temen kalian, ya?

Jika sudah ada keterangan judul di part yang kalian baca, berarti part tersebut sudah di revisi.
Jadi, jika kalian sanggup melanjutkan baca sampai end walaupun belum di revisi, silakan saja. Tapi, jika ingin lebih rapi. Maka tunggu setiap part sudah tertera keterangannya. Ehehe😔

Awal Revisi: 14 Desember 2022

Kalian bisa panggil saya, Bumay.

Salam sayang, Cema 💐🖤

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW DULU, YA!

Jangan skip narasi, oke?

****

Dalam Quran surat Al An'am ayat 96, Allah SWT berfirman mengenai segala hal yang ada di bumi merupakan kekuasaannya dan ketetapan (takdir) dari-Nya.

Jika pada umumnya orang lain menikah atas dasar cinta, berbeda dengan Muhammad Gibran Naufal Praditya. Ia terpaksa menerima perjodohan konyol kedua orang tuanya. Aneh, tapi itulah takdirnya.

Gibran bukan anak geng motor, namun ia selalu mengikuti tauran. Meminum alkohol bukanlah suatu hal yang baru bagi seorang Gibran, ia sering keluar masuk club malam, tapi bukan untuk bermain dengan para wanita di sana. Gibran hanya menghilangkan rasa stres bersama para sahabatnya, jika ada wanita yang mencoba mengganggu ketenangan Gibran, tak segan-segan ia akan menyentak wanita itu dengan kasar seraya melontarkan kalimat pedas dari mulutnya.

Gibran tak pernah mempunyai pacar walaupun banyak wanita yang ingin mendapatkan hatinya. Menurut Gibran, pacaran hanya membuang-buang waktu saja, dan perempuan itu sangat merepotkan.

Gibran adalah anak dari seorang Kyai, Abi Gibran pemilik pesantren Al-Hidayah.
Jika biasnaya anak Kyai akan mengikuti jejak Abi-nya, berbeda dengan Gibran yang justru mempunyai sifat bertolak belakang dari sang Abi. Usia Gibran menginjak 23 tahun, ia anak tunggal dari pasangan Muhammad Galih Praditya dan Aisya Gita Praditya.

Karena kelakuan Gibran yang Nauzubillah, sebab itu lah ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan harapan Gibran akan berubah jika sudah mempunyai tanggung jawab sebagai suami.

Gibran dijodohkan dengan Salwa Humaira, seorang anak Kyai pemilik Pondok Pesantren Darussalam. Usia Salwa terpaut lebih muda 1 tahun dari Gibran.

“Qobiltu nikakhaha wa tazwiijaha linafsii bilmahril madzkuuri haalan.”

“Sah?”

“SAH.”

“Alhamdulillah.”

Kata sah menggema di ruangan tempat terlaksananya hari sakral Muhammad Gibran Naufal Praditya dan Salwa Humaira.
Gibran mengucapkan kalimat itu dengan satu kali tarikan napas serta lancar tentunya.

Ning Salwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang